Ukraina Klaim Rebut Kembali Wilayah di Kharkiv yang Diduduki Rusia

- Pasukan Ukraina merebut kembali wilayah Kharkiv yang sebelumnya dikuasai Rusia.
- Ukraina mengklaim menggunakan bom bantuan AS untuk menyerang pangkalan Rusia di Kursk.
- Pihak Rusia belum memberikan komentar terkait klaim Ukraina tersebut.
Jakarta, IDN Times - Pasukan dari 3rd Separate Assault Brigade Ukraina mengklaim telah mulai merebut kembali wilayah Kharkiv yang sebelumnya dikuasai Rusia. Klaim itu diumumkan pada Kamis (22/8/2024).
Rusia melancarkan serangan besar-besaran pada musim semi yang membawa keuntungan awal. Akan tetapi, operasi tersebut segera mandek karena terhambat oleh pertahanan Ukraina.
Di sisi lain, tentara Kiev terus melanjutkan operasi militer di Kursk, Rusia. Dalam informasi terbaru, mereka mengatakan telah menggunakan bom bantuan dari Amerika Serikat (AS) untuk menyerang pangkalan Rusia.
1. Ukraina bebaskan wilayah hampir dua kilometer persegi

Klaim dari 3rd Separate Assault Brigade Ukraina tidak memberi rincian terkait waktu dan area serangan. Mereka hanya mengatakan telah merebut kembali beberapa wilayah di Kharkiv.
Dilansir ABC News, ketidakjelasan klaim tersebut menyulitkan untuk memprediksi dampaknya di medan perang. Tapi militer Ukraina mengatakan telah membebaskan hampir dua kilometer persegi.
Pada waktu yang hampir bersamaan, tentara Kiev juga mengintensifkan serangan drone terhadap sasaran militer dan bahan bakar di Rusia, khususnya di pangkalan udara Rusia yang jauh di wilayah Volgograd. Serangan pada Jumat memicu kebakaran dan kerusakan.
2. Pasukan Rusia bisa dikalahkan meski punya keunggulan
Pasukan Moskow melancarkan serangan besar ke Kharkiv pada bulan Mei. Serangan kejutan itu menghasilkan banyak kemajuan dan membuat beberapa wilayah Ukraina jatuh ke tangan Rusia. Namun kini Ukraina melakukan serangan balasan.
Dilansir Military, Komandan Brigade Andrii Biletskyi mengatakan, mereka menyerang pasukan Rusia yang jauh memiliki keunggulan. Tetapi pasukan Ukraina berhasil mendapatkan kemenangan.
Biletskyi menambahkan rasio kekuatan di medan perang adalah 2,5 banding 1 yang menguntungkan pihak Rusia.
Sejauh ini belum ada komentar langsung dari pihak Rusia terkait klaim tersebut.
3. Ukraina gunakan bom AS untuk serang Kursk
Di tempat lain di Kursk, wilayah Rusia, tentara Ukraina mengatakan pihaknya telah menggunakan bom berpresisi tinggi AS untuk menyerang. Komandan Angkatan Udara Mykola Oleschuk merilis video yang menunjukkan pangkalan Rusia di Kursk yang diserang pasukannya.
Dilansir Associated Press, Oleschuk mengatakan serangan itu menggunakan bom GBU-39 yang dipasokan oleh AS. Bom berhasil menghancurkan peralatan Rusia dan memakan korban jiwa.
Sebenanya banyak pendukung Ukraina yang menentang agar negara itu tidak menggunakan senjata sumbangan selain sebagai pertahanan. Namun Ukraina berargumen bahwa serangan ke Kursk pada dasarnya bersifat defensif dan bertujuan meminimalkan serangan ke wilayah Ukraina.
Para pejabat AS sendiri mengatakan Washington mendukung penggunaan senjata jarak pendek seperti bom dalam serangan lintas batas. Sejauh ini, AS hanya membatasi Kiev agar tidak menggunakan rudal ATACMS jarak jauh untuk menyerang wilayah Rusia.


















