Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Uni Eropa Minta AS dan Sekutu Setop Bantuan Militer ke Israel

bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Robert Linder)
bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Robert Linder)

Jakarta, IDN Times - Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell, pada Senin (12/2/2024), mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) dan sekutunya perlu menghentikan pasokan senjata ke Israel akibat tingginya jumlah korban sipil dalam perang di Gaza.

Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa respons militer Israel terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober sudah berlebihan. Sejauh ini, lebih dari 28.300 warga Palestina telah terbunuh di Jalur Gaza sejak pertempuran dimulai.

“Yah, jika Anda yakin bahwa terlalu banyak orang yang terbunuh, mungkin Anda harus mengurangi jumlah senjata untuk mencegah begitu banyak orang terbunuh,” kata Borrell usai pertemuan dengan para menteri bantuan pembangunan UE di Brussels, dikutip Reuters.

“Jika masyarakat internasional percaya bahwa ini adalah pembantaian, bahwa terlalu banyak orang yang terbunuh, mungkin kita harus memikirkan penyediaan senjata,” tambahnya.

1. AS tetap pertahankan bantuan militer ke Israel

Menanggapi komentar Borell, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller justru membela kebijakan tersebut, dengan mengatakan bahwa bantuan militer ke Israel dapat memberikan kemampuan maksimal untuk pertahanan negara Yahudi itu.

"Kami belum membuat penilaian bahwa itu adalah langkah yang akan lebih berdampak dibandingkan langkah-langkah yang telah kami ambil," kata Miller.

AS merupakan eksportir senjata terbesar bagi Israel. Negara itu memberikan bantuan militer senilai 3,8 miliar dolar AS (sekitar Rp59 triliun) ke Israel setiap tahunnya, mulai dari jet tempur hingga bom berkekuatan besar. Washington sejauh ini tidak mengindahkan permintaan untuk memotong bantuan tersebut.

2. Belanda perintahkan Amsterdam untuk hentikan semua ekspor suku cadang jet tempur ke Israel

Borrell juga menyesalkan sikap negara-negara yang berulang kali mengecam tingginya jumlah korban jiwa di Gaza akibat serangan Israel, namun tidak melakukan tindakan nyata untuk mencegah pembunuhan tersebut.

Pada Senin, Belanda memerintahkan Amsterdam untuk menghentikan semua ekspor suku cadang jet tempur F-35 ke Israel karena khawatir bahwa suku cadang tersebut digunakan untuk serangan militer di Gaza.

Gugatan terhadap pemerintah Belanda itu diajukan tahun lalu oleh tiga kelompok hak asasi manusia, yaitu afiliasi Oxfam di Belanda, PAX dan The Rights Forum. Mereka berpendapat bahwa pengiriman suku cadang jet tempur dapat membuat Belanda terlibat dalam kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel dalam perangnya melawan Hamas, dilansir DW.

3. Rencana serangan terhadap kota Rafah dapat menimbulkan bencana besar

Dalam kesempatan itu, pejabat UE juga mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena tidak berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil.

"Semua orang pergi ke Tel Aviv, memohon 'tolong jangan lakukan itu, lindungi warga sipil, jangan bunuh begitu banyak'. Berapa banyak yang terlalu banyak? Apa standarnya?Netanyahu tidak mendengarkan siapa pun," kata Borrell dengan nada emosional.

Netanyahu pekan lalu mengumumkan bahwa dia telah memerintahkan pasukannya untuk bersiap memperluas operasi darat ke Rafah, dan menyerukan evakuasi terhadap sekitar 1,5 juta warga sipil yang berlindung di kota selatan Gaza itu. Namun politisi veteran Spanyol tersebut mempertanyakan bagaimana evakuasi itu bisa dilakukan.

"Mereka akan mengungsi? Ke mana? Ke bulan? Ke mana mereka akan mengevakuasi orang-orang ini?" ujarnyal.

Kepala hak asasi manusia PBB, Volker Türk, memperingatkan bahwa serangan terhadap Rafah akan menjadi bencana yang mengerikan, mengingat banyaknya warga sipil yang akan menjadi korban.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us