UNRWA Mengaku Tidak Tahu Anggotanya Jadi Pimpinan Hamas di Lebanon

- Kepala UNRWA tidak tahu tentang kepemimpinan Hamas di organisasi tersebut.
- Fateh Sherif Abu el-Amin, komandan Hamas cabang Lebanon dalam UNRWA, tewas dalam serangan Israel.
- UNRWA telah memecat El-Amin setelah mendapat informasi keterlibatannya dengan Hamas di tingkat senior.
Jakarta, IDN Times – Kepala Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, mengaku sama sekali tak tahu terkait adanya pimpinan Hamas cabang Lebanon dalam organisasi kemanusiaan yang dipimpinya itu. Dalam wawancara di Jenewa, Senin (30/9/2024), ia membantah mengetahui bahwa karyawannya Fateh Sherif Abu el-Amin adalah komandan Hamas.
"Tuduhan spesifik pada saat itu adalah bahwa (dia) bagian dari kepemimpinan lokal. Saya tidak pernah mendengar kata komandan sebelumnya. Apa yang jelas bagi Anda hari ini, tidak jelas sebelumnya," katanya, dilansir Reuters.
El-Amin tewas dalam serangan Israel di Lebanon selatan. Ia telah diselidiki dan diskors dari pekerjaannya di UNRWA pada Maret setelah dituduh terlibat dalam serangan pada 7 Oktober 2023 lalu.
1. El-Amin tewas bersama anggota keluarganya

Media Prancis, Le Monde, mengonfirmasi terkait kematian El-Amin pada Senin kemarin. El-Amin tewas bersama istri dan anak-anaknya dalam serangan udara terhadap Al-Buss di dekat kota Tyre. Hamas sebagaimana dikutip media itu mengatakan, itu adalah pertama kalinya kamp tersebut menjadi sasaran.
Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), kelompok sayap kiri sekuler, mengatakan tiga anggotanya tewas dalam serangan di distrik Kola, Beirut, Senin dini hari.
Dalam sebuah pernyataan militer Israel atau IDF, disebutkan bahwa Sharif bertanggung jawab untuk mengoordinasikan kegiatan teror Hamas di Lebanon dengan para anggota Hezbollah. Ia juga bertanggung jawab atas upaya Hamas di Lebanon untuk merekrut anggota dan memperoleh senjata.
2. UNRWA tak biarkan para pejuang terlibat dalam aktivitasnya

Sementara itu, Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan El-Amin telah menjalani cuti administratif tanpa gaji sejak Maret. Segera setelah UNRWA menerima informasi tentang kemungkinan keterlibatannya dengan Hamas di tingkat senior ia dihentikan dari pekerjaannya.
"Begitu informasi diterima, dalam kasus ini dari pemerintah Israel, tindakan diambil. Setiap kali UNRWA menerima informasi lebih dari sekadar nama, tindakan telah diambil," kata Dujarric.
Ia menambahkan bahwa siapa pun yang bekerja untuk PBB dan terlibat dalam teror atau aktivitas seperti teror, maka tindakan itu tidak dapat diterima.
“Keterlaluan dan merupakan penghinaan bagi semua anggota staf PBB di seluruh dunia," katanya.
Lazzarini, yang memberikan keterangan pers setelah bertemu dengan negara-negara anggota PBB pada Senin mengatakan bahwa ia telah meminta mereka untuk menolak semua serangan yang merusak reputasi badan tersebut dan penyusunan rancangan undang-undang yang dapat diadopsi di Yerusalem.
3. Serangan berulang untuk Hamas di Lebanon

Israel telah berulang kali menargetkan petinggi Hamas di Lebanon sejak perang Gaza meletus hampir setahun lalu. Serangan pada Januari, yang menurut seorang pejabat pertahanan AS dilakukan oleh Israel, menewaskan wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri dan enam militan lainnya di basis Hizbullah di Beirut selatan.
Pada bulan Agustus, serangan Israel terhadap sebuah kendaraan di kota Sidon di Lebanon selatan menewaskan komandan Hamas, Samer al-Hajj.
Kamp pengungsi Palestina resmi di Lebanon dibuat untuk warga Palestina yang diusir atau melarikan diri selama perang pada 1948 pada saat Israel didirikan. Berdasarkan konvensi yang sudah lama berlaku, tentara Lebanon tidak memasuki kamp dan membiarkan faksi Palestina menangani keamanan.