Uzbekistan Tawarkan Diri Jadi Tuan Rumah Perundingan Damai Afganistan

Tashkent, IDN Times - Uzbekistan pada hari Selasa (27/3/2018) lalu menawarkan diri kepada Pemerintah Afganistan dan Taliban menjadi tuan rumah untuk perundingan damai. Tindakan Pemerintah Uzbekistan sendiri, dianggap sebagai upaya sebagai pemain utama dalam penyelesaian konflik puluhan tahun di negara tetangganya tersebut, seperti yang dilansir dari Reuters.
1. Bersedia mempersiapkan segala cara dan panggung untuk proses perundingan damai

Uzbekistan bersedia menjadi tuan rumah perundingan damai antara Pemerintah Afganistan dan Taliban. Dalam sebuah Konferensi di Ibu Kota Uzbekistan, Tashkent, hari Selasa (27/3/2018) lalu, yang dihadiri berbagai delegasi negara dan Presiden Afganistan, Ashraf Ghani.
Pemerintah Uzbekistan berjanji akan menyediakan segala hal yang diperlukan untuk menyelesaikan konflik puluhan tahun, antara Afganistan dan Taliban.
Semua cara dan panggung akan dipersiapkan dengan baik, guna menjamin proses perundingan berjalan lancar. Hanya ketika konferensi berlangsung di Uzbekistan, delegasi Taliban tidak terlihat menghadirinya.
Sehingga hal ini memunculkan kekhawatiran dan pertanyaan, apakah penyelesaian secara damai benar-benar dapat terealisasikan atau hanya sebuah wacana belaka. Meskipun begitu, Uzbekistan tetap yakin bahwa konflik tersebut bisa diselesaikan, tanpa harus menumpahkan lebih banyak darah lagi.
2. Apabila Taliban menolak ikut serta, maka mereka akan dianggap sebagai musuh

Pemerintah Afganistan sudah memberikan legitimasi kepada Taliban sebagai partai politik yang sah, dan diperbolehkan untuk mengutarakan suaranya di parlemen. Hal ini dilakukan oleh Pemerintah Afganistan untuk mengantisipasi tindakan fatal yang dapat memperlama konflik antar keduanya, meski belum ada efek yang terlihat jelas.
Sekarang dengan negara-negara dari Uni Eropa, Rusia, Turki, dan Amerika Serikat mendukung keputusan Uzbekistan yang menawarkan diri sebagai tuan rumah perundingan damai, ada kemungkinan besar perdamaian dapat terjadi.
Tapi sebuah peringatan muncul dari Thomas Shannon, Sekretaris Negara untuk Urusan Politik Amerika Serikat, yang menyatakan apabila Taliban menolak untuk terlibat dalam perundingan damai tersebut, maka mereka akan dianggap sebagai musuh utama AS di Afganistan.
Tentunya, AS menginginkan pihak Taliban untuk lebih kooperatif dan menerima segala bentuk perundingan damai, dari pada harus menyelesaikan konflik dengan mengangkat senjata.
3. Uzbekistan yang sedang giat meningkatkan status di mata Internasional

Negara pecahan Uni Soviet, Uzbekistan, ternyata sedang memupuk status mereka dalam skala internasional guna mendapatkan investasi yang besar. Sekarang, Pemerintah Uzbekistan melancarkan berbagai kampanye untuk menghilangkan steriotip isolasi dan memperbaiki ekonomi mereka yang stagnan kepada komunitas internasional.
Negara dengan 32 juta penduduk ini, mulai menarik investor dunia melalui berbagai kegiatan internasional. Di antaranya dengan menjadi tuan rumah perundingan damai Afganistan dan Taliban. Jika Pemerintah Uzbekistan berhasil menyelenggarakan perundingan damai tersebut, maka secara tidak langsung hal ini akan menarik minat dunia untuk melihat lebih jauh potensi yang dimiliki Uzbekistan.
Negara Barat yang dulunya tertutup dengan Uzbekistan karena kasus pelanggaran HAM berat di bawah kepemimpinan Presiden Islam Karimov, sekarang sudah mulai sedikit terbuka setelah kematiannya. Presiden Uzbekistan yang baru, Shavkat Mirziyoyev, berjanji akan memulai babak baru untuk Uzbekistan dan membuatnya lebih diterima oleh seluruh lapisan internasional, terutama investor ekonomi, dilansir dari Channelnewsasia.com.