Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Yoshihide Suga Mengundurkan Diri dari Jabatan PM Jepang

Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga (Instagram.com/suga.yoshihide)
Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga (Instagram.com/suga.yoshihide)

Jakarta, IDN Times – Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga dikabarkan akan mengundurkan diri dari jabatannya. Dalam laporan NHK pada Jumat (3/9/2021), Suga disebut tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa akhir bulan ini.

Langkah tersebut akan memungkinkan seseorang menggantikannya di posisi yang baru ia jabat satu tahun tersebut.

1. Peringkat dukungan untuk Suga turun

Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga (Instagram.com/suga.yoshihide)
Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga (Instagram.com/suga.yoshihide)

Suga menjadi perdana menteri Jepang setelah Shinzo Abe mengundurkan diri September lalu dengan alasan kesehatan yang buruk.

Menurut Al-Jazeera, peringkat dukungan Suga telah turun di bawah 30 persen ketika Jepang berjuang menghadapi gelombang infeksi COVID-19 terburuk menjelang pemilihan umum tahun ini.

2. Suga menghadapi kecaman

Kedatangan Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga beserta Ibu Mariko Suga di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Selasa, 20 Oktober 2020. PM Yoshihide Suga dan Ibu Mariko Suga disambut oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung di tangga pesawat (Dok. Biro Pers Kepresidenan)
Kedatangan Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga beserta Ibu Mariko Suga di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Selasa, 20 Oktober 2020. PM Yoshihide Suga dan Ibu Mariko Suga disambut oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung di tangga pesawat (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Suga juga disebut menghadapi kecaman domestik yang intens setelah memutuskan untuk melanjutkan menjadi tuan rumah Olimpiade Tokyo di tengah keadaan darurat kesehatan sedang berlangsung karena pandemik.

Padahal, ketika Suga menjadi perdana menteri tahun lalu, para analis memprediksi berbagai kualifikasinya akan memabantu dalam menghadapi tantangan berat yang dihadapi Jepang. Ini terkait pengetahuannya tentang kompleksitas birokrasi Jepang dan keterampilannya dalam membuat kesepakatan politik karena lama menjabat sebagai tangan kanan Abe.

3. Kecaman atas penanganan pandemik

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga, mantan menteri pertahanan Shigeru Ishiba dan mantan menteri luar negeri Fumio Kishida melakukan selebrasi setelah Suga terpilih sebagai ketua partai berkuasa Partai Demokratik Liberal (LDP) dalam pemilihan ketua di Tokyo, Jepang, Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/Eugene Hoshiko/Pool via REUTERS)
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga, mantan menteri pertahanan Shigeru Ishiba dan mantan menteri luar negeri Fumio Kishida melakukan selebrasi setelah Suga terpilih sebagai ketua partai berkuasa Partai Demokratik Liberal (LDP) dalam pemilihan ketua di Tokyo, Jepang, Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/Eugene Hoshiko/Pool via REUTERS)

Namun, ketika situasi pandemik negara itu memburuk, publik mengecam Suga. Salah satu kecaman datang karena ia menentang oposisi mayoritas untuk membatalkan penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas, yang sudah tertunda selama satu tahun.

Jepang sendiri saat ini masih bergulat dengan wabah COVID-19. Menurut Worldometers, Jepang saat ini menjadi negara ke-26 yang memiliki kasus COVID-19 terbanyak, dengan 1.507.223 kasus, 16.123 meninggal dunia, dan 1.277.940 sembuh.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Rehia Sebayang
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us