Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[OPINI] Kenapa Makin Banyak yang Menikah dengan Sederhana?

Ilustrasi orang menikah (Unsplash.com/DevonDivine)

Mungkin akhir-akhir ini kita sering menemui atau melihat pesta perkawinan yang diselenggarakan secara sederhana dan tidak terlalu mencolok. Beberapa dari kita kemudian berpikir kenapa perkawinan yang sedemikian rupa sedang menjadi trend di zaman sekarang?

Nah untuk menjawab segala  keingintahuan tersebut, penulis mencoba merangkum beberapa alasan kenapa pesta perkawinan yang sederhana lebih disukai di zaman sekarang dibandingkan perkawinan mewah yang sering diidam-idamkan sejak lama.

1. Semakin lunturnya nilai terhadap perkawinan yang megah

Ilustrasi cincin kawin (unsplash.com/Samantha Gades)

Dahulu ketika ada seseorang yang hendak menikah, ia tidak hanya memikirkan tentang dirinya sendiri. Namun juga nama baik keluarganya. Perkawinan yang mewah dan dapat menampung seluruh tamu keluarga dianggap sebagai bentuk yang wajar dalam memberi penghormatan.

Oleh sebab itu, semakin mewahnya pesta perkawinan dianggap akan menaikkan status dan martabat keluarga dari kedua mempelai.

Namun akhir-akhir ini banyak orang yang mengalami pergeseran nilai atau bahkan memiliki nilai yang berbeda sama sekali dengan pandangan tersebut.  Pesta perkawinan sudah tidak dianggap sebagai ajang untuk menaikkan status atau martabat saja.

2. Tidak banyak waktu yang dihabiskan untuk perencanaan

Ilustrasi Pernikahan (IDN Times/Arief Rahmat)

Bila dulu lazimnya ialah lelaki saja yang dituntut untuk memiliki pekerjaan, maka tidak untuk zaman sekarang. Kedua calon mempelai mempunyai pemahaman bahwa hidup tidak semakin mudah jika hanya salah satu yang bekerja.

Oleh sebab itu, perkawinan yang sederhana menjadi solusi bagi mereka yang mempunyai jadwal pekerjaan padat dan waktu luang yang singkat. Semakin sederhananya sebuah pesta tidak akan banyak menyita waktu dalam perencanaannya.

3. Tidak banyak menghabiskan biaya

Ilustrasi pernikahan (IDN Times/Alfisyahrin Zulfahri Akbar)

Tentu saja alasan lainnya ialah terkait biaya.

Semakin mewahnya perkawinan akan berbanding lurus dengan jumlah keuangan yang akan dikeluarkan. Sedangkan tidak semua orang mampu atau mempunyai kerelaan untuk menghabiskan seluruh keuangannya untuk pesta.

4. Biaya yang dialokasikan dapat digunakan untuk keperluan lain

Ilustrasi pasangan suami istri sedang ngobrol (pexels.com/@ketut-subiyanto)

Biasanya kedua calon mempelai ini berpikir bahwa biaya pesta perkawinan yang mahal ini bisa digunakan untuk hal lainnya di masa yang akan datang. Seperti jika mereka sudah merencanakan memiliki anak dalam waktu dekat, membuka usaha sampingan, ataupun untuk membeli hunian.

5. Tamu yang diundang mempunyai relasi yang dekat

Ilustrasi pesta pernikahan (unsplash.com/@alelmes)

Pernahkah kamu mendengar kelakar ketika terjadi pesta perkawinan terkadang tamu undangan tidak mengenal salah satu pun mempelainya? Ya, hal ini memang sering terjadi.

Kebanyakan dalam pesta perkawinan yang besar, tamu-tamu yang hadir tidak hanya berasal dari kalangan teman atau keluarga mempelai, bahkan orang asing pun kadang ikut menghadiri.

Nah,sekarang banyak orang sudah beranggapan bahwa pesta perkawinan ialah pesta yang sudah seharusnya diisi oleh orang-orang terdekat dan mereka kasihi. Sehingga dengan adanya pesta perkawinan yang sederhana maka kedua mempelai dapat membatasi tamu yang hadir dengan orang-orang yang sudah mereka pilih sebelumnya.

Nah beberapa alasan tersebut yang membuat semakin banyaknya orang lebih memilih perkawinan yang sederhana dibandingkan perkawinan yang glamour. Tetapi apapun alasannya tentu saja setiap orang berhak menentukan pilihannya masing-masing tanpa perlu dihakimi.

Jadi untuk merayakan perkawinanmu, kamu lebih memilih yang mana?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us