[OP-ED] Ribuan Lilin Menyala, Benarkah Hanya untuk Ahok?

Sejak kekalahan Ahok pada pilkada DKI putaran kedua berbagai aksi dilakukan di DKI. Mulai dari kiriman papan bunga yang mengungkapkan terimakasih atas kerja yang telah Ahok-Djarot lakukan, aksi ini malah sampai ke beberapa kota di Indonesia. Kemudian muncul aksi balon berwarna merah dan putih yang dikirim ke Balai kota DKI.
Namun setelah vonis hakim pada 9 Mei 207 lalu ketika ia dinyatakan bersalah dan dihukum 2 tahun, pendukungnya langsung melakukan aksi lilin di depan lapas Cipinang. Tidak tahu siapa yang memulai, tidak tahu siapa ketuanya aksi-aksi serupa kemuian terjadi diberbagai kota bahkan WNI yang diberbagai negara juga melakukan hal yang sama.
Kini berbagai media sosial dipenuhi dengan ajakan serta foto-foto aksi lilin yang telah atau yang akan dilakukan. Melihat fenomena ini, kita patut bertanya, apakah aksi ini hanya tentang Ahok?
1. Aksi Ini Bukan Soal Agama

Jika melihat foto-foto yang beredar di media social kita dapat mengetahui jika masyarakat yang turut pada aksi ini tidak hanya diikuti oleh agama tertentu saja. Masyarakat dari berbagai agama banyak yang bergabung. Ini penting untuk diketahui karena aksi semacam ini banyak dimanfaatkan untuk memancing di air keruh.
Mungkin ada beberapa dari masyarakat yang turut melakukan aksi karena ikut-ikutan atau karena diajak tanpa mengerti makna sesungguhnya, namun yang pasti jangan hadir karena agama. Karena aksi ini bukan soal agama.
2. Aksi Ini Soal Keadilan

#RIPJustice adalah hashtag yang sempat menjadi trending topic di medsos beberapa hari yang lalu. “Aksi ini adalah aksi menuntut keadilan, bukan saja untuk pak Ahok tapi keadilan pada bangsa ini. Banyak ketidakadilan dibangsa ini yang dibiarkan”. Demikian beberapa kalimat yang sempat berseliweran di media sosial.
Banyak masyarakat yang ingin menyampaikan pesan bahwa ketidakadilan tidak lagi bisa dibiarkan, namun harus berai mengatakan apa yang benar. Aksi 1000 lilin bukan lagi soal Ahok namun soal keadilan yang harus terus disuarakan. Keadilan untuk Bapak yang dipenjarakan karena mengambil cacing hutan, keadilan untuk nenek tua yang mungkin dipenjara karena mengambil kayu bakar dikebunnya sendiri. Atau keadilan kepada masyarakat yang merasa diperlakukan tidak adil oleh hukum itu sendiri. Aksi ini ingin menunjukkan jika masyarakat tidak apatis terhadap hukum di bangsa ini.
3. Aksi Ini Soal NKRI

Seperti yang kita tahu selama ini, demo-demo yang berlangsung untuk melawan Ahok disisipi isu tentang pemahaman dari agama tertentu yang beraliran garis keras atau radikal. Tidak tahu apakah ini benar atau hanya isu yang sengaja dilemparkan, namun perang urat saraf di media cukup membuat kita capek dan lelah.
Dan ketika aksi 1000 liin ini berkembang luas hapir disemua flyer yang beredar di medsos ada tulisan #SaveNKRI. Aksi ini ingin menunjukkan bahwa Pancasila adalah dasar Negara ini dan itu sudah final serta tak seorangpun bisa mengubahnya. Melaui aksi ini kita juga bisa melihat jika ternyata sebagian besar masyarakat Indonesia masih mencintai Indonesia ini serta ingin menjaga NKRI tetap utuh.
4. Aksi ini soal momentum

Sebenarnya masyarakat dapat melihat apa yang terjadi dengan sistem peradilan di bangsa ini. Namun Aksi ini adalah momentum, dimana masyarakat dapat bersuara. Momentum dimana 1 lilin adalah berharga. Bukankah Mahatma Gandhi yang terkenal itu dapat melakukan perubahan besar di India tanpa harus melakukan kekerasan. Jadi aksi ini bukan tentang Ahok lagi tapi tentang momentum, momentum yang tepat untuk bersuara tanpa kekerasan. Momentum yang tepat agar pemerintah melihat bahwa rakyat tetap memantau apa yang mereka kerjakan.