Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Fakta Hujan Meteor Alfa Monocerotid, Puncaknya 21 November 2024

ilustrasi hujan meteor Alfa Monocerotid (unsplash.com/Kacper Staszczyk)

Setelah diguyur oleh hujan meteor Leonid pada 17 November lalu, Bumi akan kedatangan fenomena serupa pada 21 November 2024. Fenomena langit tersebut adalah hujan meteor Alfa Monocerotid. Diketahui, Alfa Monocerotid adalah hujan meteor yang langka atau tidak terjadi setiap tahun.

Artinya, kamu akan beruntung jika bisa menyaksikan hujan meteor Alfa Monocerotid pada November 2024. Saat mencapai puncaknya, hujan meteor ini bisa memproduksi meteor dengan jumlah tak terduga. Kenapa bisa begitu? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

1. Asal usulnya belum diketahui

ilustrasi hujan meteor Alfa Monocerotid (pixabay.com/Hans)

Hujan meteor adalah peristiwa astronomi yang terjadi ketika Bumi berada di jalur yang pernah dilintasi oleh komet atau asteroid. Jadi, saat Bumi melintas di jalur tersebut, puing-puing komet atau asteroid yang tertinggal akan masuk ke atmosfer Bumi karena tertarik oleh gaya gravitasi. Saat masuk ke atmosfer Bumi, puing-puing itu menjadi fenomena yang kita kenal sebagai hujan meteor atau bintang jatuh.

Kendati demikian, tidak semua hujan meteor diketahui induk atau asal usulnya, seperti Alfa Monocerotid. Asal usul hujan meteor ini belum diketahui secara pasti. Para ilmuwan percaya bahwa hujan meteor Alfa Monocerotid berasal dari komet periode panjang (komet yang membutuhkan waktu lebih dari 200 tahun untuk menyelesaikan satu kali orbitnya mengelilingi Matahari).

2. Termasuk hujan meteor kelas III

ilustrasi hujan meteor Alfa Monocerotid (pixabay.com/StockSnap)

Berdasarkan intensitasnya, hujan meteor dibagi menjadi empat kategori, yaitu:

  • Kelas I: hujan meteor tahunan terbesar dengan tingkat intensitas (ZHR) 10 atau lebih meteor per jam.
  • Kelas II: hujan meteor tahunan dengan tingkat intensitas (ZHR) sedang, yaitu 2–10 meteor per jam.
  • Kelas III: hujan meteor yang tidak terjadi setiap tahun, tapi memiliki potensi tingkat intensitas yang besar atau tidak terduga.
  • Kelas IV: hujan meteor ringan dengan tingkat intensitas (ZHR) yang jarang melewati 2 meteor per jam.

Dilansir The Planets, hujan meteor Alfa Monocerotid termasuk ke dalam hujan meteor kelas III. Pasalnya, hujan meteor ini tidak terjadi setiap tahun. Jika terjadi, Alfa Monocerotid bisa meluncurkan meteor dalam jumlah yang tak terduga.

Sebagaimana yang terjadi pada tahun 1985, Alfa Monocerotid diketahui memproduksi hingga 700 meteor per jamnya. Kemudian, pada tahun 1995, hujan meteor ini meluncur dengan intensitas sekitar 400 meteor per jam. Namun, di sepanjang abad 21, badai hujan meteor Alfa Monocerotid tersebut belum pernah terjadi lagi.

3. Ini waktu terbaik mengamati hujan meteor Alfa Monocerotid

ilustrasi hujan meteor Alfa Monocerotid (pixabay.com/StockSnap)

Kabar baiknya, hujan meteor Alfa Monocerotid bisa diamati di Indonesia. Mengutip dari In-The-Sky, hujan meteor ini akan terlihat sekitar pukul 21.37 WIB setiap malamnya selama periodenya masih berlangsung, yaitu dari tanggal 15–25 November 2024. Hujan meteor ini bakal mencapai puncaknya pada 21 November 2024.

Kamu bisa mulai memburu hujan meteor Alfa Monocerotid pada Kamis malam hingga Jumat dini hari. Hujan meteor ini akan muncul dari arah konstelasi Canis Minor. Kamu dapat memanfaatkan peta bintang digital untuk menemukannya.

Tenang saja, hujan meteor Alfa Monocerotid bisa diamati dengan mata telanjang. Kamu hanya butuh cuaca cerah dan tempat pengamatan yang minim polusi cahaya untuk memburu hujan meteor ini. Yuk, jadi orang pertama yang menyaksikan hujan meteor Alfa Monoceratid di Indonesia!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiara Ananda
EditorMutiara Ananda
Follow Us