Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Fakta Ilmiah Mengenai Racun pada Ikan Buntal

ilustrasi ikan buntal (pexels.com/Jeffry S.S.)
Intinya sih...
  • Tetrodotoksin (TTX) pada ikan buntal bekerja dengan menghambat sinyal saraf, dapat menyebabkan kelumpuhan otot, gagal nafas, hingga kematian dalam dosis fatal 2 mg.
  • Racun TTX dihasilkan oleh bakteri yang hidup di tubuh ikan buntal dan diperoleh melalui rantai makanan, tetapi ikan buntal aman jika dibesarkan dalam lingkungan bebas bakteri.
  • Tetrodotoksin stabil dan tidak bisa dihilangkan dengan memasak, memiliki potensi dalam penelitian penghilang rasa sakit dan terapi penyakit saraf tanpa menyebabkan ketergantungan.

Ikan buntal dikenal sebagai salah satu hewan laut yang paling beracun di dunia, meski bagi beberapa orang justru dianggap sebagai ikan yang dapat dikonsumsi dengan lezat. Racun yang terdapat di dalam tubuh ikan tersebut ternyata sangat mematikan, bahkan lebih berbahaya jika dibandingkan dengan sianida, sehingga memerlukan penanganan khusus.

Walau beracun, namun ikan buntal tetap menjadi pilihan menarik bagi para ilmuwan karena mekanisme pertahanan alami yang dimilikinya. Oleh sebab itu, berikut ini merupakan beberapa fakta ilmiah terkait racun pada ikan buntal agar nantinya bisa mencegah potensi keracunan, namun tetap berpotensi membuka peluang terkait penelitian medis dan juga farmasi.

1. Mengandung tetrodotoksin yang sangat mematikan

ilustrasi ikan buntal (pexels.com/Jeffry S.S.)

Hasil utama yang terdapat pada ikan buntal adalah tetrodotoksin (TTX), yaitu senyawa neurotoksin yang bekerja dengan cara menghambat sinyal saraf di dalam tubuh. Jika racun tersebut sampai tertelan, maka akan menimbulkan potensi kelumpuhan otot, gagal nafas, hingga bahkan kematian dalam waktu yang relatif singkat.

Tetrodotoksin jauh lebih beracun jika dibandingkan dengan sianida, apalagi dosis fatalnya hanya sekitar 2 mg bagi manusia dewasa. Hingga saat ini ternyata belum ditemukan adanya penawar yang efektif, sehingga pencegahan dan juga pengolahan ikan buntal dengan cara yang benar tentu merupakan hal penting yang harus diperhatikan.

2. Racunnya berasal dari bakteri, bukan dari ikan itu sendiri

ilustrasi ikan buntal (pexels.com/Jeffry S.S.)

Satu hal menarik yang terdapat pada ikan buntal adalah ikan tersebut tidak secara alami menghasilkan racun tetrodotoksin. Pada umumnya diproduksi oleh bakteri, seperti vibrio, pseudomonas, dan alteromonas yang dapat hidup di dalam tubuh ikan buntal, khususnya di area sekitar hati, ovarium, kulit, dan juga usus.

Ikan buntal memeroleh racun tersebut melalui rantai makanan, yaitu dengan mengonsumsi organisme laut yang mengandung adanya bakteri penghasil tetrodotoksin. Penelitian menunjukkan bahwa ikan buntal yang dibesarkan dalam lingkungan bebas bakteri justru tidak mengandung adanya racun, sehingga membuka peluang bahwa ikan buntal tersebut aman untuk dikonsumsi.

3. Racun bisa bertahan dalam tubuh untuk waktu yang lama

ilustrasi ikan buntal (pexels.com/Stockfilm.com)

Tetrodotoksin ternyata sangat stabil dan tidak mudah untuk diurai, entah itu oleh panas atau pun proses pencernaan yang terdapat pada tubuh ikan buntal. Inilah alasan mengapa memasak ikan buntal, bahkan dengan suhu tinggi sekali pun tidak bisa menghilangkan racun yang ada di dalamnya dan hal inilah yang jarang diketahui oleh banyak orang.

Tubuh manusia tidak mampu secara alami mengeluarkan racun dengan cepat, sehingga efek keracunan bisa saja bertahan lama dan sulit untuk diatasi. Gejala awal yang biasanya dirasakan, seperti mati rasa, pusing, hingga kesulitan bernapas yang muncul dalam waktu 20 menit hingga 3 jam setelah mengonsumsinya.

4. Digunakan dalam penelitian medis dan farmasi

ilustrasi ikan buntal (pexels.com/Jeffry S.S.)

Walau dianggap sangat berbahaya, namun tetrodotoxin ternyata memiliki potensi dalam dunia medis, khususnya jika digunakan dalam penelitian penghilang rasa sakit. Racun tersebut dapat menghambat transmisi sinyal saraf tanpa menyebabkan ketergantungan, sehingga hal ini dianggap sebagai alternatif untuk pengganti opioid dalam pengobatan nyeri kronis.

Ada penelitian yang menunjukkan bahwa tetrodotoksin bisa digunakan dalam terapi penyakit saraf, seperti alzheimer dan epilepsi. Setidaknya dengan pengolahan yang tepat, maka racun yang mematikan bisa menjadi senjata ampuh dalam berbagai bidang medis yang bisa membawa banyak manfaat untuk orang-orang.

Racun pada ikan buntal bukan hanya mendatangkan ancaman bagi manusia, namun juga merupakan fenomena biologis yang menarik untuk diteliti. Setidaknya dengan memahami bagaimana racun tersebut bekerja dan cara penanganannya, maka kamu bisa lebih waspada untuk mengonsumsi ikan buntal. Tidak heran apabila ada banyak ilmuwan yang tertarik untuk menggali penelitian lebih lanjut terkait ikan buntal agar bisa menemukan manfaat dari racun mematikan yang dimilikinya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Salsabila Manlan
EditorSalsabila Manlan
Follow Us