4 Hewan yang Kebal terhadap Racun Ikan Buntal, Tangguh!

- Ikan buntal mengandung tetrodotoksin yang mematikan jika dimakan. Namun, beberapa hewan, seperti hiu macan dan ular laut, resisten terhadap racun tersebut.
- Resistensi terhadap tetrodotoksin ini bisa menjadi hasil koevolusi dengan spesies mangsa.
- Kepiting pantai juga kebal terhadap tetrodotoksin karena memiliki protein pengikat dalam hemolimfa mereka.
Di luar fisik mereka yang unik, ikan buntal ternyata sangat berbahaya untuk dimakan karena mengandung racun mematikan yang dikenal sebagai tetrodotoksin, yang berasal dari makanan mereka. Tetrodotoksin terakumulasi di hati, gonad, kulit, dan usus mereka. Jika dimakan, tetrodotoksin mengikat sel-sel saraf korban, menghalangi sinyal dan menyebabkan kelumpuhan, serta sering kali kematian karena lemas.
Adanya tetrodotoksin ini berfungsi sebagai peringatan bagi hewan lain agar tidak coba-coba mendekat atau bahkan memakan hewan ini karena konsekuensinya bisa fatal. Meski begitu, sebenarnya ada segelintir hewan yang kebal terhadap racun ikan buntal. Dengan kemampuan mereka, predator-predator ini dapat membantu mengontrol populasi ikan buntal dan menjaga keseimbangan dalam ekosistem. Yuk, kita lihat apa saja hewan yang kebal terhadap racun dari ikan buntal.
1. Hiu macan

Hiu macan dikenal karena kemampuan adaptasi mereka yang mengagumkan di lingkungan laut. Mereka pun telah diamati memakan ikan buntal tanpa menderita efek racun tetrodotoksin. Bahkan, mereka bisa memangsa ikan buntal yang sedang menggembung tanpa masalah. Meski begitu, hiu macan sebenarnya tidak secara khusus menjadikan ikan buntal sebagai sumber makanan mereka.
Makanan hiu macam cukup beragam, termasuk ikan, krustasea, bahkan bangkai. Ini menunjukkan bahwa resistensi mereka terhadap tetrodotoksin mungkin merupakan produk sampingan dari kebiasaan makan mereka yang lebih luas. Fleksibilitas dalam pola makan ini memungkinkan hiu macan untuk berkembang biak di berbagai lingkungan dan beradaptasi dengan perubahan ketersediaan makanan. Selain itu, kemampuan mereka memangsa ikan buntal dapat membantu mengatur populasi ikan beracun ini.
2. Ular laut

Ular laut resisten terhadap tetrodotoksin karena mereka telah mengembangkan mutasi genetik di saluran natrium mereka, khususnya pada gen Nav1.4, yang mencegah toksin mengikat secara efektif. Ini memungkinkan ular laut memangsa ikan buntal dan mangsa lain yang mengandung tetrodotoksin tingkat tinggi tanpa keracunan. Adaptasi ini merupakan hasil koevolusi dengan spesies mangsa mereka. Adapun, ular dengan mutasi tersebut lebih mungkin untuk bertahan hidup dan bereproduksi saat menghadapi mangsa beracun.
Meski ular laut juga kebal terhadap racun ikan buntal, mereka mengalami kesulitan untuk menelan seluruh ikan buntal atau ikan buntal yang sedang mengembang. Karena itu, ular laut biasanya memilih untuk memangsa ikan buntal muda. Meski begitu, ikan buntal bukanlah mangsa utama ular laut. Ular laut memakan berbagai jenis ikan, belut, dan telur ikan.
3. Ikan buntal

Beberapa ikan buntal bersifat kanibal, terutama saat mereka masih bayi. Untungnya, ikan buntal kebal terhadap racun tetrodotoksin karena mutasi genetik menghentikan racun ini mengunci saraf mereka. Resistensi ini telah berevolusi berulang kali pada berbagai spesies ikan buntal.
Kekebalan terhadap tetrodotoksin ini memberi ikan buntal berbagai keuntungan: memperluas pola makan mereka dan memakan spesies yang terkontaminasi tetrodotoksin dengan aman. Ikan buntal jantan bahkan telah mengembangkan rasa suka terhadap racun mereka sendiri. Ikan betina mengoleskan tetrodotoksin pada telur mereka untuk mencegah predator memangsa. Namun, di sisi lain, ikan jantan justru tertarik pada bau tersebut.
4. Kepiting pantai

Beberapa spesies krustasea, termasuk kepiting pantai, telah mengembangkan adaptasi penting yang memungkinkan mereka menoleransi tetrodotoksin. Kepiting pantai memiliki protein pengikat tetrodotoksin dalam hemolimfa mereka. Hal ini mencegah munculnya efek berbahaya pada sistem saraf mereka. Dengan begitu, kepiting pantai bisa memakan ikan buntal dan hewan lain yang mengandung tetrodotoksin.
Keberadaan protein pengikat tetrodotoksin ini menunjukkan adanya hubungan koevolusi antara krustasea ini dan organisme beracun yang mereka temui di lingkungan mereka. Karena mampu mengonsumsi mangsa beracun, seperti ikan buntal atau organisme pembawa tetrodotoksin lain dengan aman, kepiting pantai dapat memanfaatkan ceruk yang kurang dapat diakses oleh banyak predator. Kemampuan ini meningkatkan kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi mereka dalam ekosistem laut yang kompetitif.
Demikianlah beberapa hewan yang kebal terhadap racun ikan buntal. Secara umum, hewan-hewan ini dapat mengonsumsi ikan buntal tanpa keracunan karena telah mengalami mutasi genetik. Selain itu, mereka bisa beradaptasi sehingga kebal terhadap tetrodotoksin, racun yang ditemukan pada ikan buntal. Hewan yang bisa memakan ikan buntal dengan aman biasanya juga bisa memangsa hewan lain yang mengandung tetrodotoksin.
Referensi
"Pufferfish vs. Blowfish: Are They the Same Thing?". A-Z Animals. Diakses pada Januari 2025.
"Why are Pufferfish So Deadly Poisonous - Able to Kill a Human - And How on Earth do They Avoid Poisoning Themselves?". Discover Wildlife. Diakses pada Januari 2025.
Noguchi, T. 2008. "Tetrodotoxin – distribution and accumulation in aquatic organisms, and cases of human intoxication". Marine Drugs: 6(2), 220–242.
Venkatesh, B., dkk. 2005. "Genetic basis of tetrodotoxin resistance in pufferfishes". Current Biology: 15(22), 2069–2072.