Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Fakta Ilmiah Mengenai Tanduk Sapi, Tidak Kosongan!

ilustrasi tanduk sapi (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi tanduk sapi (pexels.com/Pixabay)
Intinya sih...
  • Tanduk sapi terdiri dari keratin, bukan tulang, yang membuatnya kuat dan tahan lama.
  • Tanduk tidak kosong karena terdapat jaringan saraf dan pembuluh darah di dalamnya.
  • Tanduk memiliki fungsi sosial dan pertahanan diri bagi sapi, namun tidak semua sapi memiliki tanduk secara alami.

Tanduk sapi seringkali dianggap sebagai bagian tubuh yang keras dan juga kosong, bahkan sering disamakan dengan tulang yang memang tidak memiliki fungsi vital karena berada di bagian luar. Namun, anggapan tersebut sebetulnya keliru karena pada umumnya tanduk sapi menyimpan berbagai hal menarik yang berkaitan dengan fungsi struktur dan juga pertumbuhannya.

Secara ilmiah tanduk sapi bukan hanya sekadar aksesoris fisik, melainkan merupakan bagian penting dalam sistem pertahanan tubuh, komunikasi sosial, hingga identifikasi biologis yang terdapat pada tubuhnya. Oleh sebab itu, pahamilah beberapa fakta ilmiah berikut ini terkait tanduk sapi agar bisa membuka wawasan terkait betapa kompleksnya tubuh hewan ternak yang satu ini dalam menunjang kehidupan sehari-hari.

1. Tanduk sapi tersusun dari keratin, bukan tulang

ilustrasi tanduk sapi (pexels.com/Walter Coppola)
ilustrasi tanduk sapi (pexels.com/Walter Coppola)

Tanduk sapi terdiri dari keratin, yaitu protein yang sama yang juga menyusun kuku manusia dan rambut hewan, sehingga tidak terbuat dari tulang yang mungkin banyak diduga oleh orang-orang. Di dalam tanduk tersebut terdapat inti kecil yang menyatu dengan tulang tengkorak, lalu dilapisi dengan adanya jaringan keratin yang terus tumbuh seiring berjalannya waktu.

Keratin ini menjadikan tanduk terasa lebih kuat dan tahan lama, meski mungkin kerap mengalami gesekan atau benturan. Itulah yang menjadi alasan mengapa tanduk sapi tidak mudah mengalami kerusakan dan tetap kokoh digunakan untuk mempertahankan diri atau menunjukkan dominasi sosial dalam kelompoknya tersebut.

2. Tanduk tidak kosong, sebab ada jaringan hidup di dalamnya

ilustrasi tanduk sapi (pexels.com/Christina & Peter)
ilustrasi tanduk sapi (pexels.com/Christina & Peter)

Meski mungkin terasa keras dan padat dari luar, namun nyatanya tanduk sapi tidak sepenuhnya kosong dikarenakan bagian dasar dari tanduk tersebut terhubung dengan jaringan saraf dan juga pembuluh darah. Inti dari tanduk yang bersatu dengan tengkorak kerap disebut sebagai core atau inti tulang yang menjadi tempat jaringan aktif untuk mendukung pertumbuhan keratin yang ada di sekitarnya.

Tidak heran apabila inilah yang menjadi alasan utama mengapa mencabut atau memotong tanduk bisa menimbulkan rasa sakit dan pendarahan pada sapi apabila tidak dilakukan dengan benar. Oleh sebab itu, prosedur pemotongan tanduk di peternakan memang harus dilakukan oleh tenaga terlatih dan juga menggunakan metode yang benar-benar aman.

3. Tanduk memiliki fungsi sosial dan pertahanan diri

ilustrasi tanduk sapi (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi tanduk sapi (pexels.com/Pixabay)

Tanduk bukan hanya sekadar hiasan kepala semata, melainkan alat penting untuk berinteraksi secara sosial antar sapi terutama apabila menentukan hierarki atau dominasi di dalam kelompoknya. Sapi jantan biasanya kerap menggunakan tanduk untuk menandai wilayah kekuasaan dan juga bersaing dengan sapi jantan lainnya.

Tanduk kerap digunakan sebagai alat pertahanan diri terhadap potensi hadirnya predator atau gangguan yang berasal dari luar. Oleh sebab itu, keberadaan tanduk bukan hanya terkait pada identitas fisik semata, namun juga memiliki fungsi biologis yang berperan aktif dalam keberlangsungan hidup yang dialami oleh sapi tersebut.

4. Tidak semua sapi memiliki tanduk secara alami

ilustrasi tanduk sapi (pexels.com/JacLou- DL)
ilustrasi tanduk sapi (pexels.com/JacLou- DL)

Meski mungkin tanduk identik dengan sapi, namun nyatanya tidak semua sapi secara alami memiliki tanduk karena ada beberapa ras yang telah dikembangkan secara genetik untuk tidak memiliki tanduk. Teknik ini ternyata diterapkan untuk alasan keamanan dan juga efisiensi, khususnya di peternakan modern yang memang padat akan keberadaan sapi.

Meski memang ada sapi yang tidak bertanduk secara alami, namun mereka tetap memiliki struktur dasar tempat tumbuhnya tanduk di bagian tengkorak. Hal ini seolah menunjukkan bahwa keberadaan tanduk tersebut tetap memiliki dasar genetik yang cukup kompleks dan tetap bisa diatur melalui seleksi ternak.

Tanduk sapi bukanlah bagian tubuh kosong dan tidak berfungsi sama sekali, melainkan struktur kompleks yang memang memiliki jaringan hidup. Fakta-fakta ilmiah ini selalu membuktikan bahwa tanduk sapi memiliki nilai biologis dan fungsional yang tidak bisa diremehkan begitu saja. Pengetahuan seperti ini tentu merupakan langkah penting dalam dunia peternakan modern yang lebih menekankan pada kesejahteraan hewan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us