4 Fakta Tekukur Penyu, Burung Migran yang Abadi dalam Seni dan Sastra

- Tekukur penyu dikenal sebagai simbol cinta sejati dan kesetiaan abadi dalam mitologi, tradisi keagamaan, dan karya sastra.
- Burung tekukur penyu menjadi pertanda musim semi dan dianggap sebagai sinyal alam bahwa musim hangat telah tiba.
- Tekukur penyu memiliki tempat istimewa dalam mitologi Yunani dan Romawi serta nama ilmiahnya meniru suara khasnya.
Kalau di kota kita lebih sering melihat merpati di taman, ada satu spesies burung lain yang punya kisah tak kalah menarik. Ia adalah tekukur penyu atau turtle dove (Streptopelia turtur), kerabat merpati yang bermigrasi jauh setiap tahunnya. Burung bersuara khas ini sejak lama hadir dalam mitologi, tradisi keagamaan, hingga karya sastra klasik.
Popularitasnya muncul bukan tanpa alasan. Tekukur penyu dikenal setia pada pasangannya, bahkan kerap dijadikan simbol cinta dan ketulusan di banyak budaya. Tak heran, ia sering disebut sebagai “burung cinta” karena maknanya yang begitu mendalam. Penasaran? Mari kita telusuri empat fakta menakjubkan tentang tekukur penyu yang bikin kamu kagum.
1. Dikenal luas sebagai simbol cinta sejati dan kesetiaan yang abadi

Tekukur penyu telah lama dianggap sebagai lambang cinta sejati dan kesetiaan yang tak tergoyahkan. Dilansir laman Faith 3, burung ini sering dipandang sebagai simbol pengabdian karena kebiasaan monogaminya yang kuat. Pasangan tekukur penyu akan tetap bersama sepanjang hidup mereka, dan inilah yang menjadi alasan utama mengapa burung ini begitu identik dengan cinta yang setia.
Dalam konteks sastra, burung ini sering muncul untuk mewakili ikatan yang suci dan murni antara dua individu. Contoh paling terkenal adalah dalam lagu Natal populer "The Twelve Days of Christmas," di mana "sepasang tekukur penyu" melambangkan cinta yang diberikan kepada seseorang yang istimewa.
2. Burung tekukur penyu jadi pertanda datangnya musim semi

Sebagai burung migran, tekukur penyu melakukan perjalanan jauh dari Afrika ke Eropa setiap musim semi. Dilansir laman Folger Shakespeare Library, kedatangan burung ini di akhir musim dingin sering dianggap sebagai sinyal alam bahwa musim hangat dan masa pertumbuhan mulai datang. Suara khas tekukur penyu yang mulai terdengar memperkuat kesan alami dari kebangkitan ekosistem di sekitarnya.
Hubungan burung ini dengan musim semi juga memiliki kaitan ilahi dalam agama Kristen, yang bahkan tercatat dalam Kitab Kidung Agung 2:12. Hubungan mereka dengan musim semi telah lama diabadikan dalam berbagai literatur dan puisi klasik, di mana kedatangan suara tekukur sering dijadikan simbol kembalinya kehidupan setelah musim dingin.
3. Terhubung erat dengan mitologi Yunani dan Romawi

Burung tekukur penyu memiliki tempat istimewa dalam mitologi Yunani kuno dan budaya Romawi. Dilansir laman Operation Turtle Dove, burung ini diyakini menarik kereta dewi cinta, Aphrodite, sehingga menjadi lambang cinta dan kasih sayang ilahi yang kuat. Dalam tradisi Romawi, tekukur penyu juga sering dikaitkan dengan dewi Fides, simbol kesetiaan dan kepercayaan yang memegang peranan penting dalam hubungan antar-manusia.
Keistimewaan burung tekukur penyu telah menginspirasi karya sastra dan seni. Para penyair Elizabethan, termasuk Shakespeare, serta seniman Romawi dan Eropa, sering menjadikannya simbol kesetiaan dan cinta abadi yang diperkuat melalui perannya dalam liturgi pernikahan bangsawan.
4. Nama ilmiahnya meniru suara khasnya

Suara lembut dan bergetar dari tekukur penyu adalah salah satu ciri paling khas dari burung ini. Tidak mengherankan jika nama ilmiahnya, Streptopelia turtur, merupakan bentuk onomatope. Bagian "turtur" dari nama ini secara harfiah meniru suara "tur-tur" yang sering diucapkan burung ini.
Penggunaan nama ini menunjukkan betapa pentingnya suara mereka dalam identifikasi dan pengakuan. Nama tersebut mengabadikan karakteristik utama burung ini dalam bentuk ilmiah, menjadikannya salah satu spesies yang namanya diambil langsung dari suara yang dihasilkannya.
Itulah empat fakta tekukur penyu, burung migran yang memukau bukan hanya karena perilakunya yang menakjubkan, tetapi juga karena makna simbolisnya yang mendalam. Kehadirannya dalam mitologi, karya sastra, dan seni menegaskan posisinya sebagai lambang cinta, kesetiaan, dan keindahan abadi.