4 Ikan Beracun ditemukan di Indonesia, Racunnya Bisa Sebabkan Lumpuh

Ikan berbisa adalah spesies ikan yang mengandung racun kuat sehingga berbahaya bagi manusia. Racunnya bisa dikeluarkan melalui konsumsi ikan, tusukan, sengatan dan gigitan. Bagian fisik yang dapat mengirimkan racun kepada manusia melalui duri, sirip tajam, duri punggung dan taring.
Untuk menetralkan racun, dapat menggunakan obat penawar yang diberikan oleh dokter dan pengobatan non medis seperti penggunaan cuka, pinset untuk mencabut duri beracun dan merendam bagian tubuh yang terinfeksi dengan air panas. Kebanyakan ikan beracun cenderung memanfaatkan racunnya untuk menghindari predator.
Setidaknya ada 1.000 spesies ikan berbisa di seluruh dunia khususnya berenang di perairan laut besar seperti samudra Hindia dan Pasifik. Artikel ini akan membahas ikan beracun yang dijumpai di perairan Indonesia. Seberapa bahaya kah efek racun dari para ikan tersebut bagi manusia?. Langsung saja baca selengkapnya karena penting banget.
1.Ikan kalajengking

Dilansir Azulunlimited, ikan kalajengking tersebar luas di laut tropis, beriklim sedang dan sebagian besar ditemukan di Indo-Pasifik adalah wilayah mencakup samudra Hindia dan Pasifik. Kedua samudra ini mengaliri negara-negara seperti India, Srilanka, Bangladesh, Maladewa, Madagaskar, Asia Tenggara termasuk Indonesia, negara-negara oceania, Hawaii, Amerika Serikat dll.
Ikan kalajengking adalah penghuni dasar laur dengan kedalaman hingga 2.000 m dan perairan dangkal. Mereka bersifat soliter dan hanya berkumpul saat musim kawin. Ikan kalajengking tipe menunggu mangsa lewat untuk menyerangnya. Adapun mangsanya yakni krustasea dan ikan-ikan kecil.
Racun ikan kalajengking menyebabkan luka. Jadi untuk mengobatinya adalah dengan menyiramnya menggunakan air panas karena bisa menghancurkan racunnya. Ikan kalajengking memiliki 13 duri di sepanjang punggungnya. Efek parah racunnya yakni menyebabkan masalah pernapasan, kerusakan jantung, kejang-kejang bahkan kelumpuhan.
2.Ikan batu

Mengutip A-z animals, ikan batu dapat dijumpai di seluruh samudra: Hindia dan Pasifik bagian barat termasuk Indonesia di dalamnya. Ikan batu tampak kusam dan terlihat seperti batu sehingga memanfaatkan ini untuk berkamuflase di dekat bebatuan di dasar laut. Warna mereka yakni abu-abu kecoklatan, coklat kemerahan, kuning, oranye dan hijau.
Seperi ikan kalajengking, ikan batu juga hidup menyendiri bahkan selama musim kawin. Keluarga ikan batu hanya berkumpul dalam waktu singkat sebelum berpisah. Kamuflase yang dilakukan sang ikan untuk menghindari predator. Racun yang diproduksi ikan batu untuk menyasar manusia saat mendekatinya.
Duri punggungnya mengandung dua kantung racun. Efek racunnya menimbulkan rasa sakit hebat, syok bahkan kelumpuhan. Tentu ini perlu pengobatan medis berupa antiracun dan anestesi. Dengan pengobatan, gejala dapat diredakan setidaknya selama 2 hari. Terdapat beberapa korban yang menderita kerusakan saraf jangka panjang.
3.Ikan singa

Ikan singa berenang di perairan Indo-Pasifik yang luas mulai dari Asia Tenggara seperti Malaysia, Indonesia, Australia, Selandia Baru, Jepang, negara-negara Oceania, Amerika Serikat dan lain sebagainya. Mereka menyukai laut hangat di daerah tropis dan di laut yang ada karang dan lamun, jelas Oceanservice.
Ikan singa bergerak dengan menggerakan sirip punggung dan sirip dubur yang memburu berbagai makanan seperti para ikan kecil, invertebrata dan moluska. Ikan singa menggunakan sirip dadanya seperti kipas untuk mengejar dan menjebak mangsanya. Mereka menggunakan sirip dada untuk mengusir predator dan menarik mangsanya.
Racun ikan singa terdapat pada duri-duri mengeluarkan kelenjar racun dengan efek seperti rasa sakit hebat, berkeringat, gangguan pernapasan bahkan kelumpuhan. Racunnya terbuat dari protein, neurotransmitter dan neuromuscular. Selain dengan cara diobati oleh medis, duri racun juga bisa dipatahkan dengan menuangkannya ke air panas selama 30-60 menit.
4.Ikan buntal

Mengutip Oceaninfo, ikan buntal ditemukan di seluruh dunia dengan lebih dari 120 spesies. Sebagian besar ikan buntal ditemukan di perairan Amerika Selatan, Afrika dan Asia Tenggara di kondisi tropis dan subtropis. Mereka beradaptasi di perairan payau dan tawar.
Buntal mengandalkan penglihatan sangat baik untuk membantunya menghindari predator. Duri dari buntal dapat mengembang sehingga sulit ditelan predator bahkan menyebabkannya tersedak. Mangsa buntal ialah invertebrata seperti moluska, annelida antropoda dan alga.
Ikan buntal mengandung racun tetrodotoxin di katakan bahwa racunnya 1.000 kali lebih mematikan daripada sianida disinyalir dapat membunuh manusia. Efek racunnya seperti gagal napas, kesemutan pada bibir dan mulut, kelumpuhan bahkan kematian. Ikan buntal dianggap sebagai makanan lezat, tapi jika tidak diolah dengan benar dapat menyebabkan orang meninggal.
Di Indonesia, terdapat ikan singa andover yang tinggal di substrat berpasir dan berlumpur. Ada banyak jenis ikan buntal yang dijumpai di Indonesia seperti takifugu, green spotted, puffer mbu, target puffer, red eye puffer dan fahaka. Ikan batu sering dijadikan sebagai makanan mentah bagi sushi atau sashimi di Jepang.