5 Belalang yang Sering Dijumpai di Sawah, Jadi Hama yang Merugikan!

- Belalang di sawah merusak padi dan sulit dibasmi
- Spesies belalang beragam, termasuk yang sering dimakan dan berukuran besar
- Hama belalang cokelat merugikan padi, bunga, dan umbi-umbian
Sudah jadi rahasia umum kalau belalang merupakan hama yang sangat mengganggu para petani. Khususnya di sawah, hewan ini kerap bertengger di padi, memakan daun padi, dan akhirnya merusak tanaman padi. Populasi melalang juga sangat melimpah, alhasil para petani kesulitan untuk membasminya. Tak hanya itu, di sawah sendiri terdapat berbagai spesies belalang.
Uniknya, tiap spesies memiliki kebiasaan, ukuran, ciri fisik, dan perilaku yang berbeda. Ada spesies yang berwarna cokelat, ada yang tubuhnya meruncing, ada yang berwarna hijau, bahkan ada yang berukuran raksasa. Nah, supaya kamu lebih mengenal belalang dan agar kamu bisa mengatasi serangan belalang kali ini kita akan membahas beberapa spesies belalang yang sering dijumpai di sawah-sawah Indonesia.
1. Belalang jawa

Tak cuma di sawah, Valanga nigricornis atau belalang jawa juga sering ditemukan di daerah lain, seperti pekarangan rumah, kebun, sampai pohon jati. Ia juga jadi spesies yang cukup besar dengan panjang maksimal mencapai 8 centimeter, jelas Picture Insect. Uniknya, belalang asli Indonesia ini sering dimakan oleh masyarakat lokal. Biasanya, orang-orang akan mengolahnya dengan cara digoreng, dipanggang, atau diulek dengan sambal.
Nah, karena ukurannya yang besar, belalang berwarna hijau, cokelat, dan kuning ini jadi salah satu hama paling berbahaya. Di beberapa kesempatan, ia mampu merusak sawah dalam jangkauan yang sangat luas. Alhasil, para petani kerap merugi jutaan rupiah karena gagal panen. Karena hal tersebut, berbagai upaya pembasmian terus dilakukan. Kadang, penyemprotan pestisida sering dilakukan. Bantuan alami dari predator seperti burung juga sangat membantu.
2. Belalang berantena pendek

Dilansir iNaturalist, hewan dengan nama ilmiah Caryanda spuria ini bisa ditemukan di tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Ia sangat mudah dikenali dari tubuhnya yang mungil dan warnanya yang mencolok. Tercatat, belalang berantena pendek punya beberapa perpaduan warna, seperti hijau, biru, kuning, cokelat, dan hitam. Selain itu, ia juga tidak memiliki sayap, sangat berbeda dari belalang lain. Selain di sawah, serangga ini juga kerap ditemukan di tempat lain, seperti rerumputan, kebun, area lembab, dan area pemukiman.
3. Belalang cokelat

Seperti namanya, hewan dengan nama ilmiah Phlaeoba fumosa ini memiliki tubuh berwarna cokelat. Secara khusus, ia punya kolorasi counter shading, yaitu kolorasi di mana bagian tubuh atas punya warna lebih gelap dari bagian tubuh bawah, jelas Britannica. Dalam hal ini, tubuh bagian atas belalang dengan nama ilmiah Phlaeoba fumosa ini punya cokelat tua atau kehitaman. Kemudian, bagian bawahnya lebih terang dengan warna cokelat muda atau kekuningan.
Jika berbicara penyebaran, ia bisa ditemukan di Indonesia, Malaysia, Thailand, Cina, sampai India. Habitatnya sendiri mencakup daerah dengan vegetasi rapat, seperti hutan, sawah, kebun, rerumputan, dan area lembab. Sebenarnya, belalang cokelat punya ukuran yang kecil. Namun, populasinya cukup melimpah sehingga ia menjadi hama yang merugikan. Tak tanggung-tanggung, belalang cokelat mampu merusak padi, bunga, sampai umbi-umbian.
4. Belalang gesonula

Gesonula mundata atau belalang gesonula merupakan belalang kecil berwarna hijau yang punya gerakan sangat cepat. Ia juga ahli berkamuflase, khususnya di sawah, rerumputan, dan semak-semak. Uniknya, belalang yang berwarna hijau hanyalah individu dewasa. Saat masih muda, hewan ini cenderung gelap karena tubuhnya diselimuti warna cokelat, hitam, dan abu-abu. Di sawah, belalang ini tak hanya memakan daun padi. Di banyak kesempatan, ia juga kerap berkumpul, berkamuflase, dan memakan daun dari tanaman taro, jelas I Love Nature.
5. Belalang pocong

Penamaan belalang pocong tak hanya merujuk ke satu spesies. Justru, nama tersebut disematkan pada semua belalang yang punya badan memanjang, ramping, dan kepala meruncing. Lebih lanjut, ada beberapa spesies belalang pocong yang kerap terlihat di sawah, yaitu Acrida cinerea, Tagasta marginella, dan Atractomorpha similis. Ketiganya merupakan hama yang cukup merugikan dan sering merusak padi, memakan daun, serta mengakibatkan gagal panen.
Dilansir berbagai sumber, tiap spesies belalang pocong punya keunikan dan ciri khasnya masing-masing. Sebagai contoh, A. similis punya tubuh kecil, badan pendek, dan antena runcing yang kecil. Kemudian, A. cinerea jauh lebih besar, panjang, ramping, dan antenanya memanjang. Populasi belalang pocong memang sangat melimpah, namun warna cokelat dan hijaunya membuat hewan ini cukup sulit diidentifikasi.
Secara umum, belalang yang hidup di sawah memang merugikan dan bisa menyebabkan gagal panen. Tapi jika diulik mereka juga punya keunikan, lho. Pertama, ada belalang jawa yang sering dimakan dan berukuran besar. Belalang berantena pendek juga tak biasa karena ia tidak memiliki sayap. Kemudian, ada juga belalang gesonula yang sangat suka memakan daun tumbuhan taro. Tak mau kalah, belalang pocong punya tubuh panjang dan kepala runcing.