Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Australian King Parrot, Bisa Melihat Panjang Gelombang UV

Australian king parrot (commons.m.wikimedia.org/Stephen Barrell)
Australian king parrot (commons.m.wikimedia.org/Stephen Barrell)

Australian king parrot adalah spesies burung beo endemik bagian timur Australia. Mereka berada dalam famili Psittacidae dan memiliki nama ilmiah Alisterus scapularis. Panjang tubuhnya mencapai 43 sentimeter dan beratnya kisaran 195--275 gram. Bagian kepala, dada dan bagian bawah dari jantan dewasa berwarna merah. Terdapat garis biru di bagian belakang leher antara warna merah dan hijau di punggungnya.

Sayapnya berwarna hijau dan terdapat garis bahunya berwarna hijau pucat, ekornya juga hijau tapi pantatnya biru. Sementara itu, betina sangat berbeda dari jantan. Bagian kepala dan dadanya berwarna hijau, paruhnya abu-abu dan garis bahunya pucat kecil atau bahkan tidak ada. Penasaran kenapa dinamai king parrot? Yuk, baca penjelasan lebih detailnya di bawah ini.

1. Wilayah penyebaran australian king parrot

Australian king parrot (commons.m.wikimedia.org/Dominic Sherony)
Australian king parrot (commons.m.wikimedia.org/Dominic Sherony)

Penyebaran australian king parrot terbentang dari utara dan tengah Queensland hingga bagian selatan Victoria. Mereka juga bisa ditemukan di Canberra selama musim dingin, pinggiran barat dan pantai utara Sydney serta Ngarai Carnarvon di bagian tengah Queensland. Animalia menginformasikan bahwa burung ini menyukai kawasan dataran tinggi yang lembap dan hutan lebat di bagian timur wilayah jelajahnya.

Australian king parrot juga berada di kawasan hutan kayu putih di dalam dan yang berbatasan langsung dengan hutan hujan subtropis. Mereka terkadang mengunjungi lahan pertanian, daerah pinggiran kota dan perkotaan.

2. Biasa terlihat berpasangan atau dalam kelompok kecil

Australian king parrot (pixabay.com/Penny)
Australian king parrot (pixabay.com/Penny)

Sumber yang sama menjelaskan bahwa australian king parrot cenderung lebih aktif saat siang hari. Mereka sering terlihat berpasangan atau berada dalam kelompok kecil dengan berbagai spesies burung beo lainnya, misalnya spesies rosella. Australian king parrot hidup di atas pohon dan hanya ke tanah untuk minum atau makan buah serta biji-bijian yang jatuh.

3. Kenapa dinamai king parrot?

Australian king parrot (pixabay.com/Penny)
Australian king parrot (pixabay.com/Penny)

Spesies burung biasanya dinamai dari warna mencolok atau pola pada bulunya. Kasus itu tidak terjadi pada australian king parrot. Melansir Australian Wildlife Journeys, dalam paduan lengkap nama burung di Australia oleh Jeannie Gray dan Ian Frase, nama king parrot ternyata diusulkan oleh George Caley untuk menghormati Gubernur Philip Gidley King yang telah menjabat sebagai Gubernur New South Wales dari tahun 1800-1806.

4. Bisa melihat panjang gelombang ultraviolet

Australian king parrot (pixabay.com/Penny)
Australian king parrot (pixabay.com/Penny)

Fakta menarik lainnya dari australian king parrot adalah kemampuannya untuk melihat panjang gelombang ultraviolet. Burung beo ini punya empat jenis kerucut di retinanya, berbeda dengan manusia yang hanya punya tiga jenis kerucut. Kemampuan melihat panjang gelombang ultraviolet tersebut diyakini membantu australian king parrot menemukan nektar dan membantu navigasinya saat hari berawan.

5. Sistem perkawinan australian king parrot

Australian king parrot (pixabay.com/Penny)
Australian king parrot (pixabay.com/Penny)

Sistem perkawinan australian king parrot adalah monogami, membentuk ikatan dengan satu pasangan seumur hidupnya. Musim kawinnya dimulai dari bulan Agustus hingga Januari. Sarangnya berada pada lubang di pepohonan dan dilapisi dengan bubuk kayu yang membusuk.

Betina menghasilkan 4--6 telur yang dieraminya sendirian selama kurang lebih 20 hari. Anaknya yang baru menetas sepenuhnya bergantung pada induknya dan baru mencapai dewasa pada usia sekitar 5 minggu.

Australian king parrot ternyata tidak dinamai karena bulunya yang mencolok, tapi sebagai penghargaan pada seorang gubernur. Saat ini, mereka diklasifikasikan sebagai Least Concern oleh IUCN dan tidak ada perkiraan total populasinya. Walaupun begitu, tren populasinya mengalami penurunan. Keberadaannya tidak terancam saat ini, tapi di beberapa wilayah, mereka menderita perusakan habitat alaminya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nur Aulia Safira
EditorNur Aulia Safira
Follow Us