5 Fakta Balanophora Fungosa, Bunga Aneh yang Mirip Jamur Karang

Warna merah hingga jingga pada tubuhnya membuatnya terlihat seperti jamur karang. Bentuknya bulat dengan permukaan berongga yang menyerupai spons. Ketika tumbuh di tanah lembap, tampilannya semakin sulit dibedakan dari jamur hutan.

Keunikan bentuk ini sering membuat orang mengira ia bukan tanaman. Padahal, struktur tersebut adalah bunga yang menyimpan ribuan kecil (infloresens). Kombinasi bentuk dan warna inilah yang membuat Balanophora fungosa sangat fotogenik.

Balanophora fungosa tidak memiliki daun atau jaringan fotosintetik. Karena itu, ia tidak bisa menghasilkan makanannya sendiri seperti tumbuhan lain. Sebagai gantinya, ia menempel pada akar tumbuhan inang untuk menyerap nutrisi.

Cara hidup ini membuatnya sangat bergantung pada keberadaan tanaman inangnya. Botanical Society of America menyatakan bahwa bunga ini mengambil air, mineral, dan senyawa organik dari akar pohon hutan. Sistem parasitnya sangat efisien, sehingga ia bisa hidup meski tidak memiliki klorofil sama sekali.

Balanophora fungosa kerap dikunjungi oleh serangga kecil seperti semut, springtail, dan lalat yang tertarik pada struktur perbungaannya. Kehadiran serangga-serangga ini membuat serbuk sari mudah menempel pada tubuh mereka. Interaksi sederhana ini memungkinkan terjadinya penyerbukan meski bunga tidak memiliki bentuk konvensional.

Mengutip PubMed, struktur perbungaannya yang padat membuat serangga mudah bergerak di permukaan bunga dan mengangkut serbuk sari ke individu lain. Meskipun mekanismenya belum diteliti sedetail spesies Balanophora lainnya, pola kunjungan serangga ini menunjukkan sistem penyerbukan yang cukup efektif. Cara ini membantu Balanophora fungosa mempertahankan reproduksi di habitat lantai hutan tropis yang gelap dan lembap.

Tanaman ini tersebar luas di wilayah tropis Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Ia juga ditemukan di Papua Nugini serta wilayah Pasifik lainnya. Penyebarannya sangat berkaitan dengan keberadaan hutan lembap.

Balanophora lebih menyukai tanah teduh dan kaya humus. Tempat seperti ini memudahkan akarnya menemukan inang yang tepat. Karena itu, ia sering ditemukan di jalur hutan yang jarang terkena sinar matahari langsung.

Di beberapa daerah, bagian tanaman Balanophora fungosa digunakan dalam ramuan herbal tradisional. Masyarakat mempercayainya mampu membantu mengatasi peradangan atau meningkatkan stamina. Meski begitu, bukti ilmiah mengenai manfaatnya masih terbatas.

Pengunaannya biasanya direbus atau dikeringkan untuk dibuat bubuk. Kepercayaan lokal telah diwariskan turun-temurun, sehingga tanaman ini memiliki nilai budaya tertentu. Namun, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memastikan efektivitasnya.

Balanophora fungosa adalah salah satu tanaman paling menarik di hutan tropis karena bentuk, fungsi, dan cara hidupnya yang tidak biasa. Mulai dari karakteristik parasitnya hingga tampilannya yang mirip jamur, semuanya menambah keanehannya. Bunga ini membuktikan bahwa dunia flora menyimpan banyak keajaiban yang masih belum banyak dikenal.