5 Fakta Centralia. Kota di Amerika yang Terbakar 63 Tahun dan Belum Padam

- Terletak di negara bagian Pennsylvania, Centralia merupakan kota kecil di Columbia County dengan luas wilayah 0,62 km² dan terletak di ketinggian sekitar 1.463 kaki di atas permukaan laut.
- Awalnya adalah wilayah pertambangan batubara yang berkembang pesat setelah dibeli oleh perusahaan pertambangan pada tahun 1842, menjadi sumber perekonomian utama bagi penduduknya.
- Pada tahun 1962, terjadi kebakaran tambang bawah tanah yang belum padam hingga hari ini, menyebabkan Centralia berubah menjadi kota hantu dengan kondisi tanah retak dan gas beracun.
Centralia mungkin terdengar seperti nama kota kecil biasa di Amerika, jauh dari sorotan film-film Hollywood atau gemerlap kota populer lainnya. Terletak di Pennsylvania, kota ini dulunya ramai berkat tambang batubara yang menjadi sumber kemakmuran warganya. Namun, sejak kebakaran tambang pada 1962 yang tak kunjung padam hingga kini, Centralia berubah menjadi kota hantu yang nyaris ditinggalkan seluruh penduduknya. Dari awal berdiri, masa kejayaan industri, hingga tragedi panjang yang membuat tanahnya berbahaya, kisah Centralia menyimpan daya tarik tersendiri. Merangkum berbagai sumber, berikut sejarah singkat tentang kota ini.
1. Terletak di negara bagian Pennsylvania

Berdasarkan informasi dari laman Topozone, Centralia merupakan sebuah kota kecil yang terletak di Columbia County, Pennsylvania. Kota ini berada pada ketinggian sekitar 1.463 kaki atau 446 meter di atas permukaan laut, sehingga termasuk dalam kawasan perbukitan. Dengan luas wilayah hanya sekitar 0,62 km², Centralia tergolong sangat kecil, bahkan hanya sedikit lebih besar dibandingkan kompleks Monumen Nasional (Monas) di Jakarta.
Tak jauh dari Centralia, ada sejumlah kota dan pemukiman kecil yang lokasinya berdekatan, beberapa diantaranya adalah Byrnsville, Aristes, Ashland, dan Wilburton. Nama-nama ini sering dikaitkan ketika membahas atau membicarakan Centralia, karena keberadaannya saling terkait satu sama lain. Dengan posisi yang dikelilingi komunitas kecil tersebut, Centralia seperti menjadi bagian dari komunitas pemukiman sederhana tersebut.
2. Kota Centralia awalnya adalah wilayah pertambangan

Menurut laman Legends of America, wilayah Centralia awalnya hanyalah hutan pegunungan yang dihuni penduduk asli. Tahun 1749, Samuel Hazard seorang pendatang dari Eropa membeli tanah di wilayah tersebut, namun belum menjadikan wilayah tersebut sebagai pemukiman. Baru pada 1832, Jonathan Faust mendirikan Bull’s Head Tavern yang kemudian memicu tumbuhnya pemukiman di sekitarnya, sehingga daerah itu dikenal sebagai Bull’s Head.
Pada 1842, tanah di kawasan itu dibeli Locust Mountain Coal and Iron Company sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan batubara dan besi. Seorang insinyur tambang, Alexander Rae, pindah bersama keluarganya lalu merancang desa dengan membagi jalan dan lahan untuk pemukiman. Ia menamainya Centreville, berharap desa itu kelak jadi pusat perdagangan di wilayah tersebut. Pada tahun 1865, di wilayah Centreville mulai dibangun kantor pos seiring dengan berkembangnya pemukiman disana. Karena di Pennsylvania sudah ada kota yang bernama Centreville, semenjak saat itu Centreville berubah nama menjadi Centralia yang kita kenal saat ini.
3. Sumber perekonomian utama dari pertambangan

Kota Centralia berdiri di atas lahan kaya akan batubara antrasit, salah satu jenis batubara dengan kualitas terbaik karena menghasilkan panas paling tinggi dan efisien. Sumber daya ini menjadi tulang punggung perekonomian kota dan mendorong perkembangan tambang bawah tanah yang semakin luas, hingga membentuk jaringan terowongan rumit di bawah permukaan kota.
Menurut laman PA Bucket List, pada masa kejayaannya, pertambangan batubara menjadi sumber kehidupan bagi sekitar 1.200 penduduk Centralia. Tambang ini bukan hanya menyerap banyak tenaga kerja, tapi juga ikut menggerakkan roda ekonomi lokal melalui perdagangan dan transportasi. Namun, kejayaan itu tidak bertahan lama. Jaringan tambang yang dulu menjadi nadi kota akhirnya berhenti beroperasi setelah kebakaran besar melanda.
4. Terjadi kebakaran pada tahun 1962 dan belum padam hingga hari ini

Kota Centralia yang dulu dikenal makmur berkat komoditas batubara, perlahan berubah menjadi kota yang ditinggalkan warganya setelah tragedi kebakaran bawah tanah pada 27 Mei 1962. Menurut catatan Commonwealth of Pennsylvania, kebakaran itu bermula di area tambang yang sudah tak lagi aktif, tepatnya pada lapisan batubara Buck Mountain Coal Bed di zona tambang dalam (deep mine workings). Api pertama kali muncul saat warga membakar sampah di lubang bekas tambang terbuka. Niatnya hanya ingin membersihkan tempat pembuangan. Tapi ternyata api merambat ke sisa-sisa batubara yang masih ada di sana. Karena jaringan tambang lama di bawah tanah dipenuhi batubara antrasit, api cepat menyebar ke dalam dan sulit dipadamkan. Berbagai upaya sudah dilakukan, namun semuanya gagal.
Fakta gilanya, hingga tahun 2025 ini api masih belum bisa dipadamkan. Artinya, kebakaran tambang batubara di Centralia sudah berlangsung sekitar 63 tahun. Bahkan menurut laman History, kalau dibiarkan begitu saja, butuh waktu paling cepat seratus tahun lagi sampai api padam dengan sendirinya.
5. Kondisi Centralia saat ini seperti kota hantu

Menurut laman World Atlas, kebakaran bawah tanah di area pertambangan Centralia memberi dampak besar bagi kehidupan warganya. Batubara yang terbakar menghasilkan gas beracun (seperti CO, CO₂, dan metana) yang membahayakan manusia. Selain itu, suhu tanah meningkat sehingga tanah menjadi retak, rapuh, dan kehilangan kekuatannya hingga berpotensi menimbulkan longsor. Bahkan pernah terjadi insiden berbahaya ketika seorang anak berusia 12 tahun hampir kehilangan nyawanya karena terperosok ke dalam sinkhole yang tiba-tiba muncul di pekarangan rumahnya, seperti dilansir laman Centralia PA.
Kini, Centralia benar-benar menyerupai kota hantu dengan hampir seluruh penduduknya telah pergi. Kota ini bahkan menginspirasi film Silent Hill. Jalan utama Route 61 rusak akibat penurunan tanah dan dikenal sebagai “Graffiti Highway” sebelum akhirnya ditutup. Beberapa bangunan dan situs masih bertahan, seperti Gereja Katolik Ukraina Blessed Virgin Mary yang berdiri di atas batu stabil, serta makam tua Odd Fellows Cemetery yang sebagian areanya masih mengeluarkan asap. Tak heran, pada 2025 jumlah penduduk Centralia diperkirakan hanya tersisa lima orang saja, seperti dilansir laman World Population Review.
Pada akhirnya, Centralia menjadi pengingat nyata betapa rapuhnya sebuah kota ketika berhadapan dengan bencana yang tak terduga. Dari tempat yang pernah hidup dan berkembang berkat tambang batubara, kini hanya tersisa jejak sepi, jalanan kosong, dan asap yang terus mengepul dari perut bumi. Meski jumlah penduduknya tinggal hitungan jari, cerita tentang Centralia tetap abadi, baik sebagai pelajaran tentang kelalaian manusia maupun sebagai bagian dari sejarah unik yang membentuk wajah Pennsylvania.