Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Garganey, Burung Air yang Punya Perilaku Makan Unik

Garganey
Garganey (commons.m.wikimedia.org/J.M.Garg)
Intinya sih...
  • Ciri fisik jantan dan betina
  • Menetap di daerah berumput yang berdekatan dengan rawa dangkal
  • Perilaku makan unik dengan teknik dabbling
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Garganey adalah salah satu jenis itik kecil yang menarik perhatian para pengamat burung karena penampilannya yang unik dan perilaku migrasinya yang mengagumkan. Burung ini dikenal dengan nama ilmiah Spatula querquedula dan termasuk ke dalam keluarga Anatidae sebagai itik jenis dabbling, yang artinya mencari makan dengan menyaring air di permukaan danau atau rawa. Meski ukurannya kecil, garganey memiliki warna bulu yang cukup mencolok terutama pada pejantan yang sedang musim kawin.

Dalam dunia migrasi burung, garganey terkenal sebagai pelancong jarak jauh yang rutin berpindah antara daerah beriklim sedang di Eropa dan Asia ke wilayah tropis di Afrika dan Asia Selatan saat musim dingin. Perjalanan panjang ini menunjukkan betapa gigihnya burung ini dalam bertahan hidup serta menyesuaikan diri dengan perubahan musim. Fakta-fakta menarik seputar garganey ini membuatnya layak untuk kita kenali lebih jauh.

1. Ciri fisik jantan dan betina

Garganey
Garganey (commons.m.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Pejantan garganey memiliki ciri fisik yang sangat mudah dikenali, terutama berkat warna kepala dan dada yang berwarna cokelat tua disertai tanda bulan sabit putih yang melengkung di atas matanya. Tubuh bagian lain didominasi warna abu-abu pucat dengan bulu scapular yang lepas. Paruh dan kaki berwarna abu-abu, sedangkan saat terbang terlihat bercak biru pucat di sayap yang dibatasi garis putih.

Betina garganey berbeda tampilannya lebih kalem dan bisa disalahartikan mirip dengan itik teal biasa. Namun, betina memiliki pola wajah yang lebih kuat dan cenderung sering menggelengkan kepala saat mencari makan di permukaan air. Ukuran garganey sekitar 41 cm dengan rentang sayap 58-69 cm dan berat antara 300 hingga 440 gram. Ukurannya sedikit lebih besar dari itik teal biasa.

2. Menetap di daerah berumput yang berdekatan dengan rawa dangkal

Garganey
Garganey (commons.m.wikimedia.org/peterichman)

Garganey biasanya menetap di daerah berumput yang berdekatan dengan rawa dangkal serta danau stepa yang tidak terlalu dalam. Habitat ini menyediakan tempat berkembang biak yang ideal serta pasokan makanan yang melimpah seperti tumbuhan air dan berbagai invertebrata kecil.

Pada musim migrasi panjang, garganey berpindah ke wilayah tropis seperti Afrika bagian utara, India, Bangladesh, dan Australasia untuk menghindari musim dingin yang keras. Di tempat-tempat ini, mereka bisa berkumpul dalam kelompok besar yang sering terlihat di rawa-rawa dan danau dangkal yang kaya akan vegetasi. Saat musim panas berlalu, mereka kembali ke habitat asal.

3. Perilaku makan unik dengan teknik dabbling

Garganey
Garganey (commons.m.wikimedia.org/J.M.Garg)

Garganey merupakan itik tipe dabbling, artinya mereka mencari makan dengan cara menyaring air dan mengambil partikel makanan kecil di permukaan. Cara ini berbeda dari itik yang biasa menyelam untuk mencari makan di bawah air. Garganey sering terlihat menggelengkan kepala dan mengayunkan tubuhnya saat menyaring air dan mencari makanan, seperti tumbuhan air, larva serangga kecil, dan krustasea.

Selain makan di siang hari, garganey juga aktif mencari makan saat fajar dan senja. Adaptasi ini memaksimalkan waktu mereka dalam pemenuhan kebutuhan energi untuk perjalanan migrasi panjang yang harus dilalui. Pola makan dabbling ini membuat mereka sangat bergantung pada kualitas habitat air dangkal yang kaya nutrisi dan vegetasi.

4. Migrasi jarak jauh dari Eropa ke Afrika dan Asia

Garganey
Garganey (commons.m.wikimedia.org/Shino jacob koottanad)

Garganey terkenal dengan migrasi yang sangat panjang dan teratur. Mereka bermukim di Eropa dan Asia sedang saat musim panas, kemudian bermigrasi ke wilayah tropis di Afrika, Asia Selatan (terutama India dan Bangladesh), dan Australasia saat musim dingin datang di belahan bumi utara. Migrasi ini dilakukan sebagian besar secara malam hari untuk menghindari predator dan kondisi cuaca buruk.

Perjalanan migrasi ini bisa mencapai ribuan kilometer yang menandakan kemampuan navigasi dan ketahanan fisik yang luar biasa dari garganey. Di sepanjang jalur migrasi, mereka menggunakan lokasi rawa dangkal sebagai tempat istirahat dan mencari makan sebelum melanjutkan penerbangan ke tujuan akhir. Pola migrasi ini merupakan salah satu fenomena menarik dalam dunia burung air.

5. Status konservasi dan perlindungan garganey

Garganey
Garganey (commons.m.wikimedia.org/Frankie Chu)

Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), garganey dikategorikan sebagai Least Concern atau risiko rendah. Meskipun demikian, habitat alami mereka seperti rawa dangkal dan danau mulai mengalami gangguan akibat kegiatan manusia seperti reklamasi dan pencemaran. Oleh karena itu, garganey dilindungi dalam beberapa perjanjian internasional seperti Agreement on the Conservation of African-Eurasian Migratory Waterbirds (AEWA).

Beberapa negara juga menerapkan perlindungan khusus bagi garganey dan habitatnya untuk memastikan populasi tetap stabil dan migrasi terus berlangsung secara alami. Kesadaran akan pentingnya pelindungan habitat alami ini sangat penting demi kelangsungan spesies garganey di masa depan.

Garganey merupakan burung air yang unik dan penuh keajaiban, mulai dari penampilan fisiknya yang menarik hingga perilaku migrasinya yang menakjubkan. Memahami fakta-fakta tentang garganey membantu kita lebih menghargai keberagaman hayati serta pentingnya menjaga habitat alami mereka agar tetap lestari untuk generasi mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Unik Kota Rio de Janeiro, Festival Samba dan Pantai Eksotis

28 Sep 2025, 14:49 WIBScience