Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Jenis Sampah Berbahaya, Ada yang Kita Gunakan Setiap Hari

Jenis Sampah
ilustrasi petugas memeriksa tumpukan sampah berbahaya yang bisa mengancam kesehatan dan lingkungan (pexels.com/Gustavo Fring)
Intinya sih...
  • Sampah plastik mencemari lautan dan tanah, membahayakan hewan laut dan manusia.
  • E-waste mengandung logam berat dan bahan kimia beracun yang dapat merusak kesehatan manusia.
  • Limbah medis, kimia rumah tangga, dan logam berat juga menjadi ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hampir setiap aktivitas manusia menghasilkan sampah. Mulai dari belanja, bekerja, hingga rutinitas di rumah, semua meninggalkan jejak berupa limbah. Sebagian memang mudah terurai dan tidak menimbulkan masalah besar, tetapi ada juga jenis sampah yang justru menjadi ancaman tersembunyi. Sampah ini bisa bertahan ratusan tahun, mencemari tanah dan air, bahkan meracuni makhluk hidup yang ada di sekitarnya.

Masalahnya, jenis-jenis sampah berbahaya tersebut sering kali masih kita temui bahkan kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena bentuknya tampak biasa, banyak orang tidak sadar bahwa mereka sedang berhadapan dengan limbah yang bisa menjadi bom waktu bagi alam. Agar lebih peka terhadap dampak sampah berbahaya, mari kita kenali bersama apa saja jenis-jenisnya. Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

1. Sampah plastik

Jenis Sampah
plastik yang dibuang sembarangan berakhir mencemari lingkungan (pixabay.com/Pete Linforth)

Plastik memang praktis, tapi ternyata menyisakan masalah besar bagi lingkungan. Menurut National Geographic, jutaan ton plastik berakhir di lautan setiap tahunnya, sebagian besar berasal dari barang sekali pakai seperti kantong belanja, botol, dan sedotan. Barang-barang ini dipakai hanya sebentar, tapi bisa bertahan ratusan tahun di alam. Begitu masuk ke laut, plastik tidak akan menghilang, melainkan pecah menjadi potongan yang lebih kecil.

Masalahnya, potongan kecil ini atau yang disebut mikroplastik bisa dengan mudah dimakan oleh ikan, burung, dan hewan laut lainnya. Akibatnya, banyak hewan yang menderita gangguan kesehatan bahkan mati karena sistem pencernaannya dipenuhi plastik. Tidak berhenti di situ, mikroplastik juga bisa naik ke rantai makanan hingga akhirnya dikonsumsi manusia. Dampak lain yang sering luput diperhatikan adalah bahan kimia dalam plastik dapat meresap ke tanah dan air, sehingga mencemari lingkungan dalam jangka panjang.

2. Sampah elektronik

Jenis Sampah
potret tumpukan sampah elektronik yang menyimpan risiko bahan beracun (commons.wikimedia.org/George Hotelling)

Sampah elektronik atau e-waste adalah limbah dari perangkat listrik dan elektronik yang sudah tidak terpakai, seperti ponsel, komputer, hingga kulkas. WHO mencatat bahwa pada tahun 2022 jumlahnya mencapai 62 juta ton, namun hanya sekitar seperlima yang benar-benar didaur ulang secara aman. Sisanya sering dibuang sembarangan atau diolah secara informal, misalnya dengan dibakar, yang justru menambah pencemaran.

Bahaya e-waste terletak pada kandungan logam berat dan bahan kimia beracun seperti timbal, merkuri, dan kadmium. Jika dilepaskan ke lingkungan, zat-zat ini bisa mencemari udara, tanah, dan air, lalu berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Anak-anak dan ibu hamil menjadi kelompok paling rentan karena racun dari e-waste dapat mengganggu perkembangan otak dan sistem saraf.

3. Limbah medis

Jenis Sampah
potret limbah medis berbahaya yang tak boleh dibuang sembarangan (commons.wikimedia.org/Sam Nabi)

Limbah medis adalah jenis sampah yang muncul dari kegiatan pelayanan kesehatan, mulai dari rumah sakit, puskesmas, sampai laboratorium. WHO menjelaskan bahwa sekitar 15% dari total limbah medis tergolong berbahaya, karena dapat membawa bahan infeksius, kimia beracun, atau bahkan radioaktif. Contoh umumnya meliputi jarum suntik, perban bekas, hingga cairan tubuh yang terkontaminasi. Jika tidak ditangani dengan tepat, limbah ini bisa menimbulkan risiko serius bagi manusia maupun lingkungan.

Dampaknya bukan hanya soal penyebaran penyakit, tetapi juga pencemaran jangka panjang. WHO menekankan bahwa praktik pengelolaan yang buruk, seperti pembuangan terbuka atau pembakaran tanpa standar, dapat menghasilkan polutan berbahaya seperti dioxin dan furan. Situasi ini membuat tenaga medis, pasien, dan masyarakat sekitar berisiko terpapar, terutama di negara yang fasilitas pengelolaan limbah kesehatannya masih terbatas.

4. Limbah kimia rumah tangga

Jenis Sampah
potret cairan pembersih rumah tangga yang bisa jadi limbah berbahaya (unsplash.com/Daniel Campbell)

Tanpa disadari, banyak barang sehari-hari di rumah kita sebenarnya mengandung bahan kimia berbahaya. Menurut EPA, cat, cairan pembersih, pestisida, baterai kecil, hingga oli kendaraan masuk kategori household hazardous waste (HHW). Produk-produk ini bisa mudah terbakar, korosif, reaktif, atau beracun. Walau volumenya tidak sebesar plastik atau elektronik, sifatnya yang berisiko membuat limbah kimia rumah tangga berpotensi menimbulkan dampak serius jika dibuang sembarangan.

Jika dibuang sembarangan, bahan kimia tersebut dapat mencemari air dan tanah, yang akhirnya memengaruhi kesehatan manusia maupun keseimbangan ekosistem. Risiko lain juga bisa muncul dari kontak langsung, misalnya iritasi kulit atau uap berbahaya yang terhirup tanpa sengaja. Hal ini menunjukkan bahwa limbah kimia rumah tangga tidak boleh dianggap sepele dan perlu dikelola dengan cara yang lebih hati-hati dibandingkan sampah biasa.

5. Limbah logam berat

Jenis Sampah
potret tumpukan logam bekas yang berpotensi mencemari lingkungan (pexels.com/Tom Fisk)

Limbah logam berat seperti timbal, kadmium, arsenik, dan merkuri termasuk sampah yang paling berisiko karena sangat sulit terurai di alam. Zat-zat ini dapat masuk ke tubuh manusia melalui air, makanan, atau udara yang terkontaminasi. Paparan jangka panjang, walaupun dalam jumlah kecil, berpotensi merusak organ-organ penting seperti ginjal, hati, dan sistem saraf, serta menimbulkan masalah kesehatan yang serius.

Sumber utama limbah logam berat berasal dari kegiatan manusia, misalnya industri, pertambangan, dan penggunaan pestisida. Kontaminasi tanah dan air oleh logam berat bisa merusak ekosistem dan menurunkan kualitas lingkungan. Karena itu, penanganan limbah logam berat yang tepat dan kesadaran masyarakat sangat penting untuk melindungi kesehatan manusia sekaligus menjaga kelestarian alam.

Beberapa sampah berbahaya memang berasal dari benda yang kita gunakan sehari-hari, dan dampaknya sudah mulai terasa di sekitar kita. Sungai dan laut dipenuhi plastik, tanah tercemar logam berat, dan limbah kimia mulai memengaruhi lingkungan sekitar. Dengan tindakan sederhana sehari-hari, seperti memilah, mengurangi, dan mendaur ulang, kita bisa ikut menjaga bumi tetap bersih, sehat, dan nyaman bagi semua makhluk hidup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

4 Fakta Unik El Colacho, Tradisi Lompat Bayi di Spanyol

28 Sep 2025, 12:49 WIBScience