Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Gumbem Papua, Predator dengan Penampilan Imut

sosok gumbem papua yang mungil layaknya pengerat (inaturalist.org/松井 淳)
sosok gumbem papua yang mungil layaknya pengerat (inaturalist.org/松井 淳)

Gumbem atau quoll (genus Dasyurus) merupakan keluarga marsupial dengan tubuh yang relatif kecil. Ciri khas mereka adalah rambut berwarna cokelat cerah pada bagian atas, putih pada bagian bawah, serta sejumlah totol-totol berwarna putih di sekujur tubuh. Total terdapat enam spesies gumbem berbeda yang tersebar di Australia maupun Papua. Nah, spesies yang kali ini akan kita bahas adalah gumbem papua atau gumbem jen (Dasyurus albopunctatus).

Penampilan gumbem ini menggambarkan perpaduan antara posum dan kucing, sehingga tak jarang ia disebut "kucing lokal" oleh masyarakat setempat. Tentunya ada sejumlah fakta menarik dari si kecil yang satu ini. Kalau penasaran, yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

1. Peta persebaran dan habitat

ilustrasi peta persebaran gumbem papua (commons.wikimedia.org/Nrg800)
ilustrasi peta persebaran gumbem papua (commons.wikimedia.org/Nrg800)

Sesuai dengan namanya, gumbem papua memang endemik Pulau Papua, baik di bagian Indonesia maupun Papua Nugini. Secara spesifik, marsupial ini berada di bagian tengah dan utara Pulau Papua. Tentunya, habitat alami dari gumbem papua berada di hutan hujan tropis.

Dilansir Animalia, gumbem papua juga suka berada di daerah yang tinggi. Ia bisa berada di daerah pegunungan antara ketinggian 900—3.300 meter di atas permukaan laut. Menariknya, marsupial ini diduga tergolong sebagai hewan arboreal. Sebab, masyarakat setempat mengaku lebih banyak melihat gumbem papua beraktivitas di atas pohon. Selain itu, terkadang hewan ini juga bisa memasuki area desa ataupun kebun masyarakat.

2. Makanan favorit

potret dari gumbem papua yang imut (commons.wikimedia.org/Hamsandweech)
potret dari gumbem papua yang imut (commons.wikimedia.org/Hamsandweech)

Kalau dari penampilannya, mungkin tak banyak yang menduga kalau gumbem papua itu sebenarnya merupakan karnivor sejati. Bagaimana tidak? Penampilannya yang mungil dan tak berbahaya membuatnya terlihat seperti herbivor yang gemar memakan buah atau biji-bijian. Padahal, menu makanan bagi gumbem papua ini terbilang sangat bervariasi karena si imut ini merupakan predator puncak di habitatnya, lho.

Animal Information melaporkan bahwa mamalia kecil, reptil, burung, sampai serangga bisa jadi makanan bagi gumbem papua. Marsupial ini akan mengandalkan kecepatan dan kelincahan untuk menyergap mangsa yang lengah. Meski tubuhnya kecil, gumbem papua dilengkapi oleh cakar dan taring super tajam yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Oh iya, salah satu hal menarik dari gumbem papua adalah kebiasaan hidupnya sebagai hewan nokturnal, tetapi doyan berjemur di bawah sinar Matahari pada siang hari.

3. Marsupial predator terbesar kedua di Papua!

potret gumbem ekor bintik yang ukurannya lebih besar dari gumbem papua (commons.wikimedia.org/arndbergmann)
potret gumbem ekor bintik yang ukurannya lebih besar dari gumbem papua (commons.wikimedia.org/arndbergmann)

Dari tadi disebutkan, gumbem papua merupakan hewan mungil. Namun, siapa sangka kalau di balik ukurannya itu, ternyata mereka adalah yang merupakan sosok marsupial predator terbesar kedua di Pulau Papua. Dilansir Plazi, panjang tubuh gumbem papua sekitar 22—35 cm dengan tambahan ekor sepanjang 21—28 cm. Sementara bobotnya berkisar antara 520—710 gram, dimana jantan berukuran lebih besar dari betinanya. Dengan ukuran itu, sebenarnya gumbem papua tak lebih besar dari kucing domestik, lho.

Menariknya, ukuran gumbem papua ini hanya kalah dari saudara satu spesiesnya sendiri, yaitu gumbem ekor bintik (Dasyurus maculatus). Panjang tubuh saudaranya itu sekitar 75—130 cm dengan tambahan panjang ekor sekitar 35—55 cm. Sementara bobotnya berkisar antara 1,5—3 kg. Sementara kalau berbicara soal karnivor terbesar di Papua pada umumnya, maka pemenangnya adalah buaya muara (Crocodylus porosus).

4. Sistem reproduksi

Sosok gumbem papua sebenarnya masih tergolong misterius dan memerlukan banyak penelitian lanjutan. (inaturalist.org/松井 淳)
Sosok gumbem papua sebenarnya masih tergolong misterius dan memerlukan banyak penelitian lanjutan. (inaturalist.org/松井 淳)

Sebenarnya, kita belum banyak mengetahui tentang sistem reproduksi dari marsupial yang satu ini. Tak diketahui apakah ada ritual perkawinan khusus yang harus dijalani pasangan gumbem papua, tetapi diketahui kalau marsupial ini bisa berkembangbiak sepanjang tahun. Setelah kawin, diperkirakan kalau masa kehamilan gumbem papua termasuk yang paling singkat, yakni sekitar 20 hari saja. 

Biasanya, induk gumbem papua akan melahirkan 4—6 ekor anak yang akan langsung masuk ke dalam kantungnya. Anak-anak gumbem papua akan berada di sana setidaknya selama dua bulan pertama. Saat lahir, anak gumbem papua hanya memiliki bobot satu gram, mata tertutup, dan bulu yang belum berkembang. Setelah keluar dari kantung induknya, anak-anak gumbem akan mulai menjelajah dan menjadi mandiri dalam waktu tak lebih dari 4 bulan pasca dilahirkan.

5. Status konservasi

potret deforestasi hutan akibat aktivitas manusia (commons.wikimedia.org/Martin Wegmann)
potret deforestasi hutan akibat aktivitas manusia (commons.wikimedia.org/Martin Wegmann)

Meski banyak sekali informasi yang belum kita ketahui dari marsupial predator ini, beruntungnya populasi gumbem papua terbilang aman. IUCN Red List melabelinya dalam kategori kekhawatiran rendah (least concern) dengan peta persebaran yang sangat luas. Akan tetapi, catatan IUCN Red List ini tetap ada sejumlah poin yang perlu jadi perhatian.

Dilansir Observation, populasi gumbem papua mulai terdampak oleh aktivitas manusia yang membuka lahan pertanian maupun perburuan. Ancaman dari spesies asing seperti kucing atau anjing liar serta pembakaran lahan demi perkebunan sawit perlahan menghancurkan habitat gumbem papua. Oleh sebab itu, sebelum terlambat, tak ada salahnya bagi kita untuk melindungi hutan lewat cara apapun supaya spesies-spesies yang hidup di dalamnya dapat tetap lestari.

Rata-rata usia gumbem papua di alam liar belum kita ketahui, tetapi berdasarkan individu yang dipelihara di penangkaran, marsupial ini bisa hidup hingga usia tiga tahun. Kehadiran karnivor imut ini jelas sangat penting untuk menjaga kestabilan ekosistem mengingat perannya sebagai predator puncak. Semoga eksistensi gumbem papua tak rusak akibat aktivitas manusia, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anjar Triananda Ramadhani
EditorAnjar Triananda Ramadhani
Follow Us