5 Fakta 'Hiu Berjalan', Spesies Unik yang Dilindungi Negara!

Alih-alih berenang seperti jenis ikan hiu lain, spesies unik ini berjalan menggunakan sirip dada dan panggul mereka untuk bergerak di dasar laut yang dangkal. Kemampuan ini digunakan untuk bermanuver ke celah-celah terumbu karang yang sempit sebagai upaya menghindari predator dan dan sebagai cara mereka mencari makanan.

Hal lain yang lebih menakjubkan, hiu berjalan mampu memperlambat pernapasan dan detak jantung mereka untuk bertahan hidup di darat selama lebih dari satu jam. Ketika kondisi pasang surut air laut berubah, hiu berjalan seringkali terperangkap di daratan, sehingga kemampuan ini dapat memberikan mereka cukup waktu untuk kembali ke perairan. 

Ikan hiu selalu identik dengan stereotip predator lautan yang ganas dan berbahaya. Namun, berbeda halnya dengan ikan hiu yang satu ini. Hiu berjalan, memiliki ukuran tubuh yang kecil sehingga tidak berbahaya bagi manusia. Ukuran tubuh mereka kurang dari satu meter dengan bentuk tubuh silinder dan cenderung pipih. Selain itu, spesies hiu berjalan juga dapat dikenali dari sungut pendek yang ada di mulutnya.

Keberadaan hiu ini memberikan gambaran bahwa tidak semua hiu memiliki sifat yang mengancam manusia. Meskipun pada kenyataannya, sebagian besar hiu sebenarnya memang tidak menganggap manusia sebagai mangsa dan hanya berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya untuk mencari makanan dan bertahan hidup.

Enam dari sembilan genus ikan hiu berjalan yang tersebar di seluruh dunia menghuni wilayah perairan Indonesia, di mana empat di antaranya merupakan satwa endemik yang hanya bisa ditemukan di Indonesia. Mereka tersebar di perairan Halmahera, Raja Ampat, Teluk Cendrawasih, Kaimana, Jayapura, Fakfak, dan Laut Aru.

Keempat spesies hiu endemik tersebut yaitu Hemiscyllium freycineti dari perairan Raja Ampat, Hemiscyllium halmahera dari perairan Halmahera, Hemiscyllium galei dari Teluk Cenderawasih,  dan Hemiscyllium henryi dari perairan Kaimana.

Dilansir Conservation International, dua spesies hiu berjalan yang tersebar di Indonesia, berada dalam kategori hampir terancam, tiga dalam kategori rentan, dan satu dalam kategori sedikit perhatian. Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan, mengingat keberadaan spesies unik dan endemik ini menjadi bagian penting dalam ekosistem laut Indonesia.

Terancamnya beberapa spesies hiu berjalan disebabkan karena jangkauan habitat mereka yang terbatas. Hiu berjalan, tidak memiliki kemampuan untuk berenang dalam jarak yang jauh, sehingga mereka tidak dapat langsung bermigrasi jika terjadi bencana alam atau degradasi habitat. Selain itu, peningkatan suhu air laut yang berakibat pada hancurnya terumbu karang tempat mereka hidup dan mencari makanan, juga semakin membuat spesies ini terancam punah.

Sebagai upaya untuk mencegah punahnya spesies hiu berjalan, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mengeluarkan Keputusan Menteri Nomor 30 Tahun 2023, yang menetapkan status perlindungan penuh terhadap ikan hiu berjalan, seperti dilansir situs resmi Konservasi Indonesia.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat memulihkan populasi spesies hiu berjalan dan memastikan kelangsungan hidup mereka di perairan Indonesia. Selain itu, keputusan ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi upaya konservasi, pengelolaan, dan pelestarian habitat flora dan fauna lain di Indonesia.

Supaya upaya tersebut terus berjalan, tentu kita harus turut andil dalam menjaga lingkungan laut dengan cara mengurangi pencemaran, mematuhi aturan-aturan penangkapan ikan yang berkelanjutan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian ekosistem laut.