5 Fakta Kodok Hijau, Mampu Bertarung Selama Satu Jam!

- Kodok hijau adalah amfibi yang dibagi menjadi dua subspesies, dengan masing-masing nama dan deskripsi berbeda.
- Kodok hijau jantan memiliki perilaku agresif teritorial dan strategi pertahanan unik untuk mengatasi predator-predatornya.
- Habitat kodok hijau terdapat di Amerika Serikat dan Kanada, di mana populasinya melimpah dan membantu manusia membasmi serangga.
Jika dilihat sekilas mungkin kamu tak akan bisa membedakan antara satu spesies kodok dengan spesies kodok lain. Badannya yang membulat, kaki belakangnya yang panjang, jarinya yang berselaput, dan warnanya yang gelap terlihat sama bagi banyak orang. Namun akan berbeda jika kamu mengemati kodok dengan teliti, dengan melihat penyebarannya, ukurannya, kebiasaannya, dan cirinya dengan mudah kamu bisa membedakan amfibi ini.
Salah satu kodok yang mungkin terlihat mirip dengan kodok lain adalah Lithobates clamitans atau kodok hijau. Bandingkan saja dengan kodok yang ada di Indonesia, pasti kamu hampir tidak bisa membedakannya. Namun ukurannya jauh lebih besar, warnanya lebih beragam, dan penyebarannya juga berbeda. Semua hal tentang kodok ini akan segera kita bahas jadi kamu harus memperhatikannya dengan seksama.
1. Kodok hijau memiliki dua subspesies

Laman GBIF menerangkan kalau kodok hijau dibagi menjadi dua subspesies. Kedua subspesies tersebut adalah Lithobates clamitans clamitans dan Lithobates clamitans melanota. Keduanya punya nama yang berbeda di mana L.c. clamitans punya nama kodok perunggu sementara L. c. melanota punya nama kodok hijau utara. L.c. clamitans juga dideskripsikan lebih awal, yaitu pada tahun 1801 oleh Pierre André Latreille. Di lain sisi L. c. melanota dideskripsikan pada tahun 1820 oleh Constantine Samuel Rafinesque.
2. Kodok hijau merupakan hewan yang teritorial

Ukuran kodok ini memang tidak bisa dibilang besar, tapi jangan salah dia merupakan hewan yang teritorial, lho. Kodok hijau jantan akan menjadi agresif jika ada kodok jantan lain yang memasuki daerah kekuasaannya, jelas Animal Diversity Web. Untuk mengusir pengganggu biasanya kodok hijau menggembungkan tenggorokannya dan menunjukan warna kuning yang cerah. Dengan hal ini ia akan terlihat lebih besar dan menakut-nakuti kodok lain.
Jika intimidasi tersebut tidak berhasil kodok hijau juga bisa bertarung dengan cara bergulat selama beberapa menit sampai satu jam. Selain itu kodok hijau juga bisa menendang, menggigit, sampai menyundul lawannya. Namun di beberapa kesempatan beberapa inidvidu kodok hijau jantan juga akan membentuk komunitas atau koloni kecil. Koloni ini hidup di satu wilayah kekuasaan yang sangat luas dan akan mempertahakan wilayah tersebut bersama-sama.
3. Kodok hijau jadi incaran banyak predator

Sebagai hewan kecil kodok hijau juga mempunyai banyak predator di mana kodok dewasa dan kecebong punya predator yang berbeda. Dilansir BioKIDS, lintah, larva capung, serangga, ikan, kura-kura, dan burung jadi predator bagi telur dan kecebong kodok ini. Sementara itu kodok dewasa jadi makanan utama bagi ular, kura-kura, burung, kodok yang lebih besar, rakun, berang-berang, bahkan manusia.
Namun untuk mengatasi predator-predator tersebut kodok hijau punya strategi khusus. Pertama, tubuh cokelat dan hijaunya digunakan untuk berkamuflase di rerumputan, semak-semak, atau di tanah. Kedua, ia punya mimikri dengan meniru ciri fisik Lithobates septentrionalis atau kodok mink. Kodok mink terkenal akan baunya yang tidak sedap sehingga predator enggan memakannya. Dengan meniru ciri fisik kodok mink predator juga enggan memakan kodok hijau karena mengiranya sebagai kodok mink.
4. Panjangnya 10 cm dan beratnya mencapai 85 gram

Dilansir iNaturalistUK, kodok hijau punya panjang tubuh sekitar 5 sampai 10 cm dan berat rata-rata sekitar 28 sampai 85 gram. Kodok ini juga menunjukan dimorfisme seksual di mana individu betina punya ukuran yang jauh lebih besar dari individu jantan. Selain itu beberapa perbedaan ciri fisik juga terlihat, seperti ukuran tympanum yang berbeda dan kodok hijau jantan yang memiliki tenggorokan berwarna kuning sementara kodok betina punya tenggorokan berwarna putih.
Walau bernama kodok hijau namun spesies ini juga punya beberapa perpaduan warna lain, seperti hijau, emas, biru, cokelat, dan kekuningan. Secara umum tubuhnya tak jauh berbeda dari kodok lain dengan tubuh yang besar, berisi, dan membulat. Matanya hitam besar, jarinya berselaput, dan kaki belakangnya lebih panjang dan besar daripada kaki depannya.
5. Sering bersembunyi di dalam lubang dan di bawah dedaunan kering

Kodok hijau merupakan hewan semi akuatik yang artinya ia hidup di darat dan di air. Daerah lembab seperti danau, sungai, rawa, hutan, padang rumput, dan kolam jadi habitat utama hewan ini, jelas Animalia. Biasanya ia sangat suka berenang di perairan atau berjemur di bebatuan dan kayu di pinggir sungai. Kadang kodok hijau juga terlihat di rerumputan, di dalam lubang, atau di dedaunan kering yang lembab, dengan begitu predator akan kesulitan mendeteksinya.
Tapi sayangnya kamu tak akan bisa menemukan hewan ini karena ia termasuk hewan endemik Benua Amerika. Penyebarannya mencakup dua negara, yaitu Amerika Serikat dan Kanada. Di sana kodok ini jadi salah satu kodok yang paling umum ditemukan bahkan di beberapa tempat masyarakat lokal juga menjadikannya sebagai makanan, lho. Populasinya yang melimpah juga berdampak positif bagi manusia. Karena sangat suka memakan serangga kodok hijau membantu manusia membasmi serangga seperti nyamuk dan kecoa.
Walaupun namanya kodok hijau ternyata kodok yang berasal dari Amerika Utara ini punya banyak varian warna seperti hijau, kuning, biru, dan cokelat. Dengan warna-warnanya tersebut kodok hijau bisa berkamuflase dan menghindari predator dengan mudah. Ia juga punya berbagai strategi pertahanan yang membuatnya aman dari incaran predator. Mau itu ular, burung, kodok yang lebih besar, rakun, atau berang-berang akan berpikir dua kali untuk menyantap kodok sepanjang 10 cm ini.