Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Lobster Eropa, Punya Kemiripan dengan Lobster Amerika

Ilustrasi Lobster (commons.wikimedia.org/Bernard Picton)

Di Eropa terdapat satu spesies lobster yang sangat terkenal dan jadi primadona, yaitu Homarus gammarus atau lobster eropa. Pertama, ia terkenal karena sangat mudah ditemukan, punya ukuran yang besar, dan memiliki warna yang mencolok. Kedua, krustasea ini adalah primadona bagi nelayan dan masyarakat karena punya nilai ekonomi tinggi dan memiliki rasa daging yang luar biasa lezat.

Selain terkenal dan jadi primadona lobster berwarna cerah ini juga menyimpan banyak hal yang menarik yang mana tercermin dari perkembangannya, perilakunya, penyebarannya, sampai kebiasaannya. Sebagai contoh, walau punya ukuran yang mencapai puluhan centimeter nyatanya individu muda lobster ini sangat kecil dan sulit ditemukan di alam liar. Selain itu, walau punya kata Eropa di namanya hewan ini juga dapat ditemukan di wilayah lain. Nah, jika kamu penasaran tentang hal menarik lain dari lobster eropa maka kamu harus menyimak artikel ini dengan seksama!

1. Individu mudanya jarang terlihat di alam liar

Larva lobster eropa (commons.wikimedia.org/Hans Hillewaert)

Sebelum menjadi lobster berukuran besar yang siap dimakan hewan ini harus melewati tahap perkembangan yang cukup kompleks. Setelah menetas dari telur lobster eropa akan melewati tahap larva. Berbeda dari individu dewasa, larva tersebut sangat kecil sampai-sampai sulit dilihat. Larva lobster ini juga pandai berenang dan biasanya ia akan memakan mikroorganisme seperti plankton. Larva ini sendiri cukup sulit ditemukan dan tidak banyak informasi mengenai mereka. 

Namun walau sulit ditemukan para ahli paham akan satu hal, yaitu mereka adalah hewan yang hidup di dalam lubang. Larva ini biasanya hidup di zona bentik di dasar laut yang berpasir dan kaya akan makanan. Sayangnya, dari 20,000 larva yang ada biasanya hanya satu ekor yang berhasil tumbuh menjadi lobster dewasa, jelas National Lobster Hatchery. Nah, setelah larva ini mencapai panjang 15 mm mereka akan keluar dari lubang persembunyian dan memulai kehidupan sebagai lobster pada umumnya.

2. Penyebarannya mencakup Eropa sampai Laut Mediterania

Lobster eropa (commons.wikimedia.org/Pachango)

Dilansir GBIF, lobster eropa bisa ditemukan di beberapa daerah, yaitu perairan Eropa dan wilayah Mediterania. Inggris, Spanyol, Italia, dan Afrika Utara jadi wilayah penyebaran alami lobster eropa. Secara umum lobster eropa bukan hewan yang tinggal di perairan lepas. Seperti krustase lain ia adalah hewan yang hidup di wilayah pesisir, di daerah berpasir, dan daerah yang kaya akan terumbu karang. Hal tersebut tidak mengerankan mengingat daerah-daerah tersebut menyediakan makanan, tempat perlindungan, dan tempat berkembang biak yang ideal.

Dengan warnanya yang mencolok lobster ini sering terlihat bersembunyi di bebatuan atau di lubang karang. Gerakannya juga terhitung lamban, bahkan kamu bisa dengan mudah menangkap hewan ini jika menemukannya di laut. Layaknya lobster jenis lain, ia merupakan hewan predator. Makannnya sendiri terdiri dari krustasea dan hewan kecil yang ada di karang, seperti kepiting, moluska, bintang laut, bulu babi, dan cacing laut.

3. Jadi salah satu lobster yang paling sering dimakan dan dijual

Lobster eropa (commons.wikimedia.org/Tamorlan)

Lobster eropa jadi salah satu komoditas pangan paling terkenal dan sangat disukai banyak orang. Dagingnya yang lezat dan ukurannya yang besar jadi faktor utama yang membuat krustasea ini digemari. Di beberapa tempat lobster ini juga dijual dengan harga yang cukup tinggi, karenanya ia mampu menyokong ekonomi di suatu daerah. Namun saat ini pasokan lobster eropa masih terpusat pada tangkapan liar. Upaya pembudidayaan atau aquaculture memang sudah dijalankan, namun hal tersebut belum terlalu sukses dan produksinya terbilang sedikit, jelas Genetic Impact of Aquaculture Activities on Native Populations.

Tak hanya pengembangan aquaculture, pemerintah di beberapa daerah juga mengeluarkan peraturan tentang penangkapan lobster eropa. Sebagai contoh, panjang minimum lobster yang boleh ditangkap adalah 87 mm. Jika nelayan terlanjur menangkap lobster berukuran kecil maka mereka harus melepaskanya. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka nelayan bisa terkena sanksi dan pidana yang tak main-main. Peraturan tersebut merupakan hal yang baik dan membuat populasi lobster eropa tetap terjaga.

4. Punya banyak persamaan dengan lobster amerika

Lobster eropa (commons.wikimedia.org/Cefaclor)

Dilansir Laboratory Leaflet Number 66, lobster eropa memiliki kembaran, yaitu Homarus americanus atau lobster amerika. Sekilas, keduanya sulit dibedakan karena memiliki ukuran, ciri fisik, kebiasaan, dan warna yang serupa. Saking miripnya dan saking dekatnya kekerabatan yang mereka miliki, bahkan keduanya bisa dihibridisasi. Tak hanya dengan bantuan manusia, hibridisasi antara lobser eropa dan lobster amerika juga kerap terjadi di alam liar.

Namun, jika diulik lebih dalam kedua spesies tersebut memiliki beberapa perbedaan. Pertama, lobster amerika memiliki satu duri tambahan di bagian bawah rostumnya. Kedua, duri-duri di capit lobster amerika berwarna merah sementara duri-duri di capit lobster eropa berwarna putih. Terakhir, bagian bawah capit lobster amerika berwarna jingga atau merah. Sementara itu, bagian bawah capit lobster eropa justru berwarna putih atau merah pucat.

5. Mudah terserang penyakit gaffkaemia

Lobster eropa (commons.wikimedia.org/Klaus Kevin Kristensen)

Laman iNaturalist menjelaskan kalau lobster eropa sangat rentan terkena penyakit gaffkaemia. Gaffkaemia sendiri merupakan penyakit yang secara khusus menyerang lobster dan dapat terjadi akibat infeksi bakteri. Secara khusus bakteri yang menyebabkan gaffkaemia pada lobster eropa adalah Aerococcus viridans. Uniknya, penyakit ini sebenarnya lebih sering ditemukan pada lobster amerika. Sampai saat ini lobster eropa yang terkena gaffkaemia hanya individu yang ada di penangkaran. Karenanya, observasi dan penelitian terhadap penyakit ini masih perlu dilakukan.

Tak cuma terkenal karena dagingnya yang lezat, jika diulik lebih dalam ternyata lobster eropa juga merupakan lobster yang sangat menarik. Pertama, larva hewan ini sulit ditemukan di alam liar dan larvanya juga ahli menggali. Lobster eropa juga tersebar luas di Eropa dan sangat mudah ditemukan di wilayah karang. Sama seperti manusia, hewan ini juga rentan terhadap penyakit, salah satunya adalah penyakit gaffkaemia. Terakhir, jika melihat ciri fisik dan ukurannya hewan ini sangat mirip dengan lobster lain, yaitu lobster amerika.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arzha Ali Rahmat
EditorArzha Ali Rahmat
Follow Us