Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You
Age VerificationThis content is intended for users aged 18 and above. Please verify your age to proceed.

5 Fakta Makanan dan Kaitannya dengan Mitos Cerita Rakyat

contoh makanan persembahan para dewa (commons.wikimedia.org/PJeganathan)

Sejak zaman kuno, makanan bukan sekadar kebutuhan untuk bertahan hidup, tetapi juga sering dikaitkan dengan hal-hal gaib, keabadian, dan kebijaksanaan dalam berbagai mitos cerita rakyat. Di banyak kebudayaan, makanan dianggap sebagai hadiah dari para dewa, simbol kekuatan, atau bahkan alat untuk menguji moralitas manusia.

Kisah-kisah tentang makanan dalam mitologi mencerminkan bagaimana manusia memahami hubungan mereka dengan dunia spiritual serta bagaimana mereka menjadikan makanan sebagai bagian dari warisan budaya dan kepercayaan mereka. Sekarang kita cari tahu sebagian kecil dari 5 makanan yang punya kaitan erat dengan mitos cerita rakyat, yuk!

1. Ambrosia nektar suci minuman surgawi para dewa, manusia bisa mati jika meminumnya!

ilustrasi dewa-dewa yang sedang menikmati ambrosia (commons.wikimedia.org/Carole Raddato from FRANKFURT, Germany)

Dalam mitologi Yunani, ambrosia adalah makanan para dewa yang tinggal di Gunung Olympus. Ambrosia sering kali dihubungkan dengan nektar, minuman surgawi yang juga memberikan keabadian dan energi luar biasa kepada dewa-dewi Yunani. Ambrosia dipercaya memiliki kekuatan untuk memberikan keabadian kepada siapa pun yang mengonsumsinya. Konsep ini muncul dalam berbagai teks kuno, termasuk karya-karya Homer seperti Iliad dan Odyssey, yang ditulis sekitar abad ke-8 SM.

Dikatakan bahwa hanya para dewa dan makhluk ilahi yang boleh menikmati ambrosia, sementara manusia yang mencoba mencicipinya akan mengalami hukuman. Konon manusia yang memakan ambrosia bisa langsung terbakar atau meleleh karena tubuh mereka tidak mampu menahan energi ilahi yang terkandung di dalamnya.

Ada juga kisah yang mengatakan bahwa manusia yang berani mencicipi makanan para dewa akan mengalami kutukan atau kematian mendadak sebagai bentuk penghukuman dari para dewa Olympus. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah kisah Tantalus, seorang raja yang dihukum di dunia bawah karena mencuri ambrosia dan nektar dari meja para dewa untuk diberikan kepada manusia.

Sebagai hukumannya, ia dikutuk untuk selamanya merasa lapar dan haus meskipun makanan dan minuman selalu berada dalam jangkauannya tetapi tak pernah bisa ia raih. Wah, mengerikan sekali, ya! Kira-kira di zaman sekarang ambrosia bisa berbentuk sebagai makanan apa, ya?

2. Apel emas, buah berharga yang bisa menimbulkan perang dan perpecahan

ilustrasi ketika pangeran Troya memilih perempuan paling cantik (commons.wikimedia.org/Enrique Simonet)

Apel emas adalah simbol penting dalam berbagai legenda Eropa, terutama dalam mitologi Yunani dan cerita rakyat Nordik. Dalam mitologi Yunani, apel emas berasal dari Taman Hesperides dan dianggap sebagai hadiah pernikahan bagi Hera, istri Zeus. Apel ini juga menjadi penyebab Perang Troya ketika Paris, pangeran Troya, diminta untuk memberikan apel emas kepada dewi yang paling cantik di antara Hera, Athena, dan Aphrodite.

Paris akhirnya memilih Aphrodite karena dijanjikan wanita cantik untuk menjadi istrinya, yang kemudian membantunya mendapatkan Helena, istri Raja Menelaus dari Sparta. Akibatnya, Paris menculik atau membawa Helena ke Troya, yang memicu Perang Troya, salah satu perang paling legendaris dalam mitologi Yunani yang berlangsung selama 10 tahun dan menyebabkan kehancuran kota Troya.

Selain dalam mitologi Yunani, apel emas juga muncul dalam mitologi Nordik, di mana dewi Idunn menjaga apel emas yang memberikan keabadian bagi para dewa Asgard. Dalam satu kisah, Loki menipu Idunn dan menyerahkannya kepada raksasa Thjazi, yang menculiknya beserta apel-apelnya. Tanpa Idunn dan apel emasnya, para dewa mulai menua dan kehilangan kekuatan mereka. Menyadari kesalahannya, Loki akhirnya menyelamatkan Idunn dengan menyamar menjadi elang dan membawanya kembali ke Asgard.

Kisah-kisah ini menunjukkan bagaimana apel emas menjadi simbol kekuatan, keabadian, dan sering kali menjadi pemicu tragedi besar dalam mitologi dunia.

3. Nasi sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat di Asia Tenggara

persembahan untuk Dewi Sri (commons.wikimedia.org/Satdeep Gill)

Di berbagai cerita rakyat Asia Tenggara, nasi sering kali dikisahkan sebagai makanan yang memiliki kekuatan magis. Dalam legenda Jawa dan Bali, Dewi Sri adalah dewi kesuburan, pertanian, dan khususnya padi. Ia dianggap sebagai sumber kehidupan, karena padi merupakan makanan pokok yang menopang masyarakat agraris di Nusantara. Keberadaan dan berkahnya sangat penting bagi hasil panen yang melimpah.

Dikisahkan bahwa tanpa berkah dari Dewi Sri, panen akan gagal dan masyarakat akan mengalami kelaparan. Konsep makanan sebagai anugerah ilahi juga muncul dalam legenda Thailand, di mana seorang biksu suci dikatakan pernah menciptakan nasi yang dapat mengenyangkan banyak orang hanya dengan beberapa butir saja. Kisah-kisah ini menegaskan betapa pentingnya nasi dalam budaya Asia dan bagaimana makanan bisa dianggap sebagai hadiah dari para dewa.

4. Kisah sup batu yang mengajarkan tentang gotong royong dan berbagi pada sesama

sup batu (commons.wikimedia.org/Diomidis Spinellis)

Sup batu adalah cerita rakyat yang berasal dari berbagai negara Eropa. Di Portugal, cerita sup batu dikenal sebagai Sopa de Pedra. Versi Prancis, La Soupe aux Cailloux, nah di Jerman, kisah ini dikenal sebagai Steinsuppe. Walaupun namanya berbeda tapi semua kisah ini memiliki benang merah yang sama.

Dalam kisah rakyat ini, seorang pengelana miskin yang kelaparan datang ke desa dan meminta makanan, tetapi tidak ada penduduk yang mau berbagi. Ia kemudian menaruh batu ke dalam panci berisi air dan berkata bahwa ia sedang memasak "sup batu." Penduduk desa menjadi penasaran dan akhirnya memberikan berbagai bahan tambahan seperti sayuran dan daging.

Akhirnya, sup yang lezat pun tercipta, dan semua orang dapat menikmatinya bersama. Kisah ini telah diceritakan selama berabad-abad dan tetap menjadi dongeng klasik yang diajarkan kepada anak-anak di berbagai negara sebagai pelajaran tentang kemurahan hati dan kebersamaan.

5. Jamur psikedelik kepercayaan Suku Aztek

Suku Aztec (commons.wikimedia.org/John Carter Brown Library)

Dalam peradaban Aztek, teonanacatl adalah sebutan untuk jamur psikedelik yang digunakan dalam ritual keagamaan. Kata "teonanacatl" sendiri berarti "daging para dewa" dalam bahasa Nahuatl. Suku Aztek percaya bahwa jamur ini dapat menghubungkan mereka dengan dunia spiritual dan memberikan wawasan tentang alam semesta.

Kaisar Montezuma II, yang memerintah pada awal abad ke-16, diyakini menggunakan teonanacatl dalam upacara kerajaan. Ritual ini kemudian dilarang oleh penjajah Spanyol yang menganggapnya sebagai praktik paganisme, tetapi penggunaan jamur dalam praktik spiritual tetap bertahan di beberapa komunitas adat Meksiko hingga kini.

Makanan dalam mitos cerita rakyat tidak hanya menjadi sumber nutrisi, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam tentang kepercayaan dan budaya masyarakat. Dari makanan yang memberikan keabadian hingga hidangan yang mengajarkan kebijaksanaan, kisah-kisah ini menunjukkan bagaimana makanan telah lama menjadi bagian dari warisan spiritual dan tradisi manusia di seluruh dunia. Masih ada makanan unik dan penuh fakta sejarah yang ingin kamu ketahui? Tulis di kolom komentar, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna