Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menakutkan Gejala Prokrastinasi, Harus Segera Dihilangkan!

Ilustrasi prokrastinasi, yaitu orang yang suka menunda-nunda (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Prokrastinasi adalah kebiasaan menunda-nunda pekerjaan atau keputusan yang penting, meskipun mengetahui bahwa ada konsekuensi negatif yang mungkin terjadi akibat penundaan tersebut. Banyak orang yang mengalami prokrastinasi, terutama di kalangan mahasiswa. Namun, apakah kamu tahu bahwa prokrastinasi bisa berdampak buruk bagi kesehatan, prestasi, dan kesejahteraanmu? Berikut ini adalah lima fakta menakutkan tentang gejala prokrastinasi yang perlu kamu ketahui.

1. Prokrastinasi bisa menyebabkan stres dan masalah kesehatan

Ilustrasi orang stres karena selalu menunda pekerjaan yang seharusnya diselesaikan (pexels.com/Tim Gouw)

Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Psychological Bulletin pada tahun 2022, orang yang sering prokrastinasi memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dan lebih rentan mengalami masalah kesehatan akut, seperti insomnia, gangguan pencernaan, nyeri otot, dan tekanan darah tinggi. Prokrastinasi juga bisa membuatmu mengabaikan kesehatanmu sendiri, misalnya dengan menunda-nunda olahraga, pemeriksaan medis, atau makan sehat. Hal ini bisa meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular.

2. Prokrastinasi bisa menurunkan prestasi akademik

Ilustrasi orang yang mengamuk karena prestasi akademiknya turun yang disebabkan oleh kebiasaan menunda-nunda (pexels.com/Ketut Subiyanto)
Ilustrasi orang yang mengamuk karena prestasi akademiknya turun yang disebabkan oleh kebiasaan menunda-nunda (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Prokrastinasi juga bisa berpengaruh negatif terhadap prestasi akademik. Sebuah analisis yang dilakukan pada tahun 2015 menunjukkan bahwa menunda-nunda tugas atau belajar bisa menyebabkan nilai yang lebih rendah, kinerja yang lebih buruk, dan tingkat stres yang lebih tinggi. Prokrastinasi juga bisa mengganggu manajemen waktu dan perencanaan yang efektif, sehingga kamu bisa kehilangan peluang atau kesempatan yang berharga. Selain itu, prokrastinasi bisa merusak reputasi dan kepercayaan dirimu di mata orang lain, terutama jika kamu sering melewatkan batas waktu atau membuat suatu alasan.

3. Prokrastinasi bisa memicu rasa bersalah, malu, dan kritik diri

Ilustrasi orang merasa bersalah (pexels.com/Andrew Neel)
Ilustrasi orang merasa bersalah (pexels.com/Andrew Neel)

Prokrastinasi tidak hanya berdampak pada aspek eksternal, tetapi juga internal. Ketika kamu menunda-nunda sesuatu yang seharusnya kamu lakukan, kamu bisa merasa bersalah, malu, atau menyalahkan diri sendiri. Rasa-rasa ini bisa menimbulkan stres, kecemasan, depresi, atau rendah diri. Prokrastinasi juga bisa mengurangi kepuasan dan kebahagiaan hidup, karena kamu merasa tidak mampu mencapai tujuan atau harapanmu. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Happiness Studies pada tahun 2022 menemukan bahwa prokrastinasi berhubungan negatif dengan kepuasan hidup dan berhubungan positif dengan penyesalan.

4. Prokrastinasi bisa mengganggu hubungan interpersonal

Ilustrasi hubungan interpersonal terganggu karena prokrastinasi (pexels.com/Vera Arsic)
Ilustrasi hubungan interpersonal terganggu karena prokrastinasi (pexels.com/Vera Arsic)

Prokrastinasi tidak hanya mempengaruhi dirimu sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitarmu. Prokrastinasi bisa menyebabkan konflik, ketegangan, atau ketidakharmonisan dalam hubungan interpersonal, baik itu dengan pasangan, keluarga, teman, atau rekan kerja. Misalnya, jika kamu sering menunda-nunda pekerjaan rumah tangga, pasanganmu bisa merasa tidak dihargai atau tidak dibantu. Jika kamu sering menunda-nunda proyek kerja, rekan kerjamu bisa merasa tidak diandalkan atau tidak dihormati. Prokrastinasi juga bisa mengurangi kualitas dan kuantitas komunikasi, interaksi, dan dukungan sosial yang kamu terima atau berikan.

5. Prokrastinasi bisa menjadi kebiasaan yang sulit diubah

Ilustrasi orang yang gejala prokrastinasi-nya sudah berubah menjadi kebiasaan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi orang yang gejala prokrastinasi-nya sudah berubah menjadi kebiasaan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Prokrastinasi bisa menjadi kebiasaan yang sulit diubah, karena melibatkan faktor-faktor psikologis, kognitif, emosional, dan perilaku. Beberapa faktor yang bisa menyebabkan prokrastinasi adalah ketakutan, perfeksionisme, kecemasan, atau masalah kesehatan mental lainnya. Beberapa orang juga berpikir bahwa mereka bisa bekerja lebih baik di bawah tekanan, padahal penelitian menunjukkan bahwa hal ini tidak benar.

Prokrastinasi juga bisa menjadi cara untuk menghindari rasa tidak nyaman atau tidak bahagia yang timbul dari menghadapi tugas yang tidak menyenangkan atau menantang. Namun, dengan menghindari tugas tersebut, kamu sebenarnya hanya menunda masalah, bukan menyelesaikannya. Semoga artikel ini bermanfaat untuk menambah wawasan kita semua, sampai bertemu lagi di artikel selanjutnya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us