5 Fakta Menarik Bari, Kota Pelabuhan dengan Perpaduan Timur dan Barat

- Bari Vecchia, jantung tua yang masih berdenyut
- Pelabuhan Bari, gerbang timur yang strategis
- The Basilica of San Nicola, tempat pertemuan dua tradisi
Bari, ibu kota wilayah Puglia di Italia Selatan, sering kali luput dari perhatian wisatawan yang lebih memilih Roma, Venesia, atau Milan. Padahal, kota ini menyimpan daya tarik yang memikat, sebuah perpaduan unik antara budaya Eropa Barat dan nuansa Timur Tengah. Sebagai pelabuhan penting di pesisir Laut Adriatik, Bari telah menjadi gerbang perdagangan, budaya, dan spiritualitas selama berabad-abad. Suasana kotanya terasa hidup, dengan aroma laut yang berpadu dengan bau roti focaccia khas Puglia yang baru keluar dari oven.
Menelusuri Bari seperti berjalan di antara dua dunia yaitu sisi modern yang dinamis dan sisi historis yang penuh keajaiban masa lalu. Dari gang sempit di Bari Vecchia hingga tepi pantainya yang ramai, setiap sudut kota punya cerita tentang pertemuan bangsa, perdagangan rempah, dan perjalanan spiritual yang melintasi zaman. Inilah lima fakta menarik tentang Bari yang menunjukkan bagaimana kota pelabuhan ini mampu menyeimbangkan dua identitas besar Timur dan Barat dalam satu harmoni yang menawan.
1. Bari Vecchia, jantung tua yang masih berdenyut

Bari Vecchia adalah kawasan kota tua yang menjadi simbol kehidupan lokal yang autentik. Jalan-jalan sempitnya seperti labirin yang membawa pengunjung menyusuri masa lalu, di mana aroma masakan rumahan bercampur dengan suara tawa penduduk. Di sini, para nenek masih membuat orecchiette, pasta khas Puglia di depan rumah sambil berbincang dengan tetangga. Suasana ini membuat siapa pun merasa seperti bagian dari kehidupan sehari-hari warga Bari, bukan sekadar pengunjung yang lewat begitu saja.
Di balik dinding batu tuanya, Bari Vecchia menyimpan banyak cerita sejarah. Mulai dari pengaruh Bizantium, Norman, hingga Spanyol, semua meninggalkan jejak arsitektur yang khas. Gereja-gereja kecil, balkon dengan tanaman merambat, dan gang berbatu yang berkelok menjadikan kawasan ini seperti museum hidup. Bari Vecchia bukan sekadar tempat wisata, tapi juga simbol ketahanan budaya yang masih berdenyut meski zaman terus berubah.
2. Pelabuhan Bari, gerbang timur yang strategis

Sebagai kota pelabuhan, Bari punya posisi geografis yang sangat penting. Terletak di pesisir Laut Adriatik, pelabuhan ini menjadi titik persinggahan kapal dari Yunani, Albania, dan Turki. Sejak zaman Romawi, pelabuhan Bari sudah menjadi jalur perdagangan rempah, minyak zaitun, dan kain dari Timur Tengah menuju Eropa. Hingga kini, suasana internasional itu masih terasa, terutama saat feri besar berangkat dan datang membawa wisatawan dari berbagai negara.
Selain fungsi ekonominya, pelabuhan Bari juga menyimpan nilai simbolis. Ia menjadi saksi pertemuan dua dunia yang berbeda budaya namun saling melengkapi. Pemandangan kapal yang berlabuh di bawah sinar senja menambah kesan romantis pada kota ini. Setiap ombak yang datang seolah membawa kisah baru dari timur jauh, mengingatkan bahwa Bari bukan hanya milik Italia, tapi juga milik dunia.
3. The Basilica of San Nicola, tempat pertemuan dua tradisi

The Basilica of San Nicola menjadi salah satu ikon spiritual Bari yang paling terkenal. Gereja ini dibangun pada abad ke-11 untuk menyimpan relik Santo Nikolaus, seorang tokoh yang dihormati oleh umat Katolik maupun Ortodoks. Hal itu menjadikan Basilika ini tempat yang unik, di mana dua tradisi besar Kekristenan bertemu dalam suasana yang damai. Interiornya sederhana namun penuh makna, dengan arsitektur Romanesque khas Italia Selatan yang kokoh namun elegan.
Yang menarik, setiap tahun ribuan peziarah dari Rusia dan negara-negara Ortodoks Timur datang ke Bari untuk menghormati Santo Nikolaus. Kehadiran mereka memperkuat identitas Bari sebagai jembatan antara Timur dan Barat, bukan hanya secara geografis, tapi juga secara spiritual. Suasana perayaan yang hangat dan khidmat menunjukkan bahwa keberagaman bisa menjadi sumber kekuatan, bukan perpecahan.
4. Kuliner Bari sebagai cermin keberagaman cita rasa

Kuliner Bari adalah refleksi langsung dari sejarah panjang percampuran budaya. Makanan di sini cenderung sederhana namun penuh rasa, menggunakan bahan lokal seperti gandum, sayuran segar, dan minyak zaitun. Hidangan seperti orecchiette con cime di rapa dan focaccia barese jadi ikon yang wajib dicoba. Rasanya menggambarkan semangat Mediterania yang ringan tapi tetap menggugah selera.
Jejak pengaruh Timur juga terasa kuat dalam bumbu dan cara pengolahan. Beberapa hidangan tradisional Bari bahkan punya kemiripan dengan masakan Yunani dan Levant, terutama dalam penggunaan rempah dan minyak zaitun. Menyantap makanan khas Bari bukan sekadar memuaskan lidah, tapi juga menelusuri sejarah panjang interaksi lintas budaya yang terjalin di kota pelabuhan ini.
5. Pantai Pane e Pomodoro, simbol gaya hidup santai ala selatan

Tak lengkap rasanya membahas Bari tanpa menyinggung pantainya yang populer, Pane e Pomodoro. Nama yang berarti “roti dan tomat” ini menggambarkan kesederhanaan hidup khas Italia Selatan. Pantai ini selalu ramai dengan penduduk lokal yang berenang, berjemur, atau sekadar bersantai sambil menikmati angin laut. Suasananya santai tapi tetap hidup, mencerminkan karakter warga Bari yang hangat dan terbuka.
Lebih dari sekadar tempat rekreasi, pantai ini juga jadi ruang sosial di mana semua kalangan berkumpul. Dari anak muda hingga lansia, semua melebur dalam ritme hidup pesisir yang damai. Saat matahari mulai terbenam, warna langit oranye keemasan berpadu dengan aroma laut yang segar, menciptakan momen yang sulit dilupakan. Pane e Pomodoro adalah bukti bahwa keindahan Bari tak hanya terletak pada sejarahnya, tapi juga pada gaya hidup warganya yang sederhana namun penuh makna.
Bari adalah kota yang memadukan dua dunia tanpa kehilangan identitasnya sendiri. Dari kota tua yang memikat hingga pelabuhan yang dinamis, semuanya menunjukkan betapa kayanya kehidupan di kota ini. Bari bukan hanya tempat persinggahan, tapi juga destinasi yang mengajarkan tentang harmoni dan keterhubungan antarbudaya.
Menjelajahi Bari berarti memahami bahwa keindahan sejati lahir dari pertemuan dan perbedaan. Kota ini bukan sekadar pelabuhan di tepi Adriatik, melainkan simbol dialog abadi antara Timur dan Barat. Di setiap jalan, pantai, dan piring makanannya, Bari mengajarkan cara menikmati hidup dengan cara yang sederhana tapi penuh makna.