Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Takahe, Burung Selandia Baru yang Sempat Dinyatakan Punah

potret burung takahe
potret burung takahe (commons.wikimedia.org/Pseudopanax)
Intinya sih...
  • Burung takahe pernah dinyatakan punah selama 50 tahun sebelum ditemukan kembali pada tahun 1948 di daerah pegunungan terpencil Fiordland.
  • Takahe memiliki warna bulu yang menawan dan penuh karakter, serta termasuk spesies burung yang gak bisa terbang.
  • Takahe sangat bergantung pada habitat rerumputan asli Selandia Baru dan upaya konservasi modern membantu populasinya pulih.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Burung takahe (Porphyrio hochstetteri) selalu berhasil memancing rasa penasaran karena hidupnya penuh plot twist alam yang dramatis. Burung khas Selandia Baru ini pernah dianggap menghilang selamanya, namun ternyata masih bertahan di tempat-tempat tersembunyi yang nyaris mustahil dijangkau. Keunikan warnanya yang mencolok, langkahnya yang tenang, serta sejarah panjang perjuangannya membuat siapa pun langsung terpikat pada kisah hidupnya.

Karena itu, mengenal takahe bukan cuma soal memahami satu spesies burung, tetapi juga belajar tentang ketahanan hidup yang luar biasa dari fauna liar. Makin mendalami fakta-faktanya, makin terasa betapa kuatnya daya juang makhluk mungil satu ini. Yuk ikut menyelami kisah si takahe dan biarkan setiap fakta membuka sudut pandang baru tentang kehidupan liar yang menakjubkan.

1. Pernah dinyatakan punah selama 50 tahun

potret burung takahe
potret burung takahe (commons.wikimedia.org/Unknown)

Burung takahe pernah menjadi misteri besar dalam sejarah konservasi Selandia Baru. Pada akhir abad ke-19, tak ada satu pun laporan penampakannya sehingga para ahli menganggapnya benar-benar punah. Ketika itu, hilangnya jejak mereka bukan sekadar kabar sedih, tetapi juga peringatan keras tentang dampak besar aktivitas manusia pada satu ekosistem.

Namun, keajaiban terjadi ketika kawanan takahe ditemukan kembali pada tahun 1948 di daerah pegunungan terpencil Fiordland. Penemuan ini mengejutkan seluruh komunitas ilmiah, karena menandakan burung ini ternyata masih bertahan dengan kemampuan beradaptasi luar biasa. Dari situ upaya konservasi dimulai dan membuka harapan baru bagi kelestarian spesies ini.

2. Memiliki warna bulu yang menawan dan penuh karakter

potret burung takahe
potret burung takahe (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)

Takahe dikenal dengan perpaduan warna bulu yang memikat, mulai dari biru keunguan hingga hijau berkilau yang terlihat mewah di bawah cahaya matahari. Penampilannya yang tebal dan menggemaskan sering membuatnya tampak seperti karakter animasi yang hidup di dunia nyata. Setiap detail warnanya menjadikan burung ini ikon visual yang selalu menonjol di antara burung-burung daratan Selandia Baru.

Keindahan bulu itu bukan cuma estetika semata, melainkan bentuk adaptasi dari lingkungannya. Warna gelap dan metalik membantu mereka berbaur dengan vegetasi padat, terutama saat harus menjaga diri dari pemangsa. Dengan tampilannya yang kuat dan menegaskan identitas, takahe terlihat seperti simbol kepercayaan diri di dunia fauna.

3. Termasuk spesies burung yang gak bisa terbang

potret burung takahe
potret burung takahe (commons.wikimedia.org/Ashleigh Thompson)

Sama seperti kerabat dekatnya, pukeko dan takahe utara, burung takahe juga termasuk spesies yang gak bisa terbang. Tubuhnya lebih berat dan sayapnya relatif kecil sehingga tidak cukup kuat untuk mengangkat berat badannya. Dalam hidup sehari-hari, mereka lebih mengandalkan kaki yang kokoh daripada kemampuan untuk berpindah cepat di udara.

Meskipun begitu, takahe justru menunjukkan kemampuan luar biasa dalam berjalan jauh melewati medan pegunungan dengan stabil. Mereka terbiasa menelusuri lembah, hutan, dan zona rumput tinggi sambil mencari makan. Kekuatannya ada pada kesabaran dan konsistensi, bukan kecepatan, menjadikannya contoh indah bahwa setiap makhluk punya cara unik bertahan hidup.

4. Sangat bergantung pada habitat rerumputan asli Selandia Baru

potret burung takahe
potret burung takahe (commons.wikimedia.org/Blacksmith)

Takahe memiliki pola makan yang sangat spesifik dan kerap menghabiskan waktu untuk mengunyah dedaunan, terutama tussock, rumput khas Selandia Baru. Mereka biasanya memilih bagian paling lunak dari batang atau daun, lalu memotongnya dengan paruh tebal berwarna merah. Kebiasaan makan ini menunjukkan betapa terhubungnya mereka dengan ekosistem tempat mereka hidup.

Sayangnya, hilangnya habitat alami akibat pembangunan dan masuknya spesies invasif membuat populasi takahe sempat menurun drastis. Tanpa padang rumput asli yang cukup, mereka kesulitan mencari makanan dan tempat berlindung. Fakta ini menjadi pengingat bahwa menjaga habitat berarti menjaga keberlangsungan makhluk hidup di dalamnya.

5. Upaya konservasi modern membantu populasinya pulih

potret burung takahe
potret burung takahe (commons.wikimedia.org/Pseudopanax)

Setelah dianggap menghilang, takahe kini menjadi salah satu spesies yang paling serius dilindungi oleh pemerintah Selandia Baru. Berbagai program konservasi dilakukan, mulai dari pengendalian predator, perlindungan habitat, hingga pemindahan kelompok takahe ke pulau-pulau bebas hama. Setiap langkah itu menunjukkan dedikasi besar untuk memastikan burung ini kembali tumbuh stabil.

Upaya konservasi tersebut membuahkan hasil yang nyata, karena jumlah populasi takahe perlahan meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini gak hanya menjadi kabar baik bagi pecinta fauna, tetapi juga gambaran keberhasilan kerja keras manusia dalam memperbaiki kesalahan masa lalu. Keberhasilan ini mengajarkan bahwa perubahan positif tetap mungkin selama ada komitmen dan tindakan nyata.

Kisah takahe adalah cerminan betapa kuatnya tekad hidup satu spesies, bahkan ketika dunia sempat mengira mereka menghilang selamanya. Setiap fakta tentangnya membuka pelajaran berharga tentang hubungan manusia dan alam. Semoga kisah burung ini bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk ikut menjaga keberagaman hayati di mana pun berada.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

[QUIZ] Cek Kepribadian Kucing Peliharanmu Lewat Kuis Ini

15 Nov 2025, 18:35 WIBScience