Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik dan Menarik Kultarr, Marsupial Mungil Endemik Australia

Kultarr (commons.wikimedia.org/Mark Marathon)

Australia terkenal sebagai negara dengan ribuan satwa endemik yang aneh, unik, menarik, dan tidak bisa ditemukan di daerah lain. Hal tersebut tidak mengherankan mengingat letak Australia yang terpencil dan cukup jauh dari benua lain seperti Amerika, Afrika, atau Eropa. Kondisi alam di Australia juga cukup unik dengan perpaduan hutan hujan tropis, rawa, savana, padang rumput, pesisir pantai, sampai gurun yang gersang.

Diantara banyaknya hewan endemik di negara tersebut, Antechinomys laniger atau kultarr jadi salah satu yang paling unik. Sekilas hewan berekor panjang ini sangat mirip dengan tikus, namun ternyata ia bukan tikus dan justru merupakan spesies marsupail. Artinya, kultarr punya kantong di tubuhnya dan berkerabat dengan wombat dan kanguru. Kultarr juga punya ketahanan tubuh yang kuat karena bisa hidup di daerah gurun. Bahkan tak hanya itu, ternyata mamalia mungil ini juga menyimpan fakta unik dan menarik yang jarang diketahui, lho.

1. Kultarr merupakan hewan marsupial yang memiliki kantong

Kultarr (commons.wikimedia.org/Mark Marathon)

Laman Britannica menjelaskan kalau marsupial adalah sebutan bagi mamalia yang berasal dari infracalss Metatheria. Marsupial juga memiliki satu hal yang tidak dimiliki oleh mamalia lain, yaitu kantong di bagian perutnya. Kantong tersebut digunakan untuk merawat anak dan sebagai tempat tumbuh kembang anak-anaknya. Mulai dari tidur, beristirahat, bersembunyi dari predator, sampai menyusui bisa dilakukan di dalam kantong tersebut.

Mungkin kamu melihat kultarr sebagai tikus kecil seperti tikus got, tikus sawah, tikus hutan, dan sebagainya. Namun jika diulik lebih dalam ternyata kultarr sangat berbeda dengan tikus. Kesamaan bentuk tubuh keduanya merupakan hasil dari evolusi konvergen, yaitu persamaan ciri fisik yang terjadi pada dua makhluk hidup yang tidak berkerabat dikarenakan adanya kesamaan lingkungan, kebiasaan, dan tantangan hidup. Justru seperti marsupial lain kultarr memiliki kantong di bawah perut. Ukurannya memang kecil, namun cukup untuk dimasuki anaknya.

2. Penyebarannya terpusat di wilayah Australia tengah

Peta penyebaran kultarr (commons.wikimedia.org/Nrg800)

Dilansir GBIF, kultarr merupakan hewan endemik Australia dan penyebarannya terpusat pada Australia bagian tengah. Populasi kecil kultarr juga dapat ditemukan di Australia barat dan utara, namun populasi tersebut tidak sebanyak di Australia tengah. Hal ini sebenarnya sangat wajar mengingat wilayah Australia tengah sangat cocok untuk ditinggali mamalia berekor panjang ini. Savana, padang rumput, hutan, dan daerah berkayu jadi rumah yang sangat ideal bagi kultarr. Ia tidak suka hidup di daerah pesisir dan bahkan mampu hidup di tempat kering dengan sumber air yang minim.

3. Makanan utamanya adalah hewan kecil seperti serangga

Jangkrik merupakan salah satu makanan kultarr (en.wikipedia.org/Ghouston)

Walau berkerabat jauh dengan tikus, namun kultarr punya pilihan makanan yang tidak jauh berbeda dari tikus. Secara umum hewan dengan panjang maksimal 10 cm ini termasuk insektivor yang sangat suka memakan kecoa, laba-laba, jangkrik, dan kumbang, jelas Animalia. Bahkan tak hanya serangga, dalam beberapa kesempatan kultarr juga terlihat memakan mamalia lain yang ukurannya lebih kecil. Secara khusus ia sering terlihat memakan mamalia dari famili Dasyuridae.

Mamalia ini juga merupakan hewan terestrial, artinya ia sangat suka beraktivitas di atas tanah entah berjalan, berlari, atau hanya sekadar beristirahat. Di siang hari yang terik kultarr cenderung lebih suka beristirahat dengan masuk ke dalam lubang, bersembunyi di semak-semak, atau mencari sela-sela sempit seperti sela-sela kayu. Barulah saat malam tiba hewan ini akan keluar dari persembunyiannya dan mulai aktif mencari makan. Strategi tersebut sangat efektif, karena dengan keluar di malam hari ia akan selamat dari serangan predator, mampu menangkap banyak mangsa, dan terhindar dari teriknya matahari. Ia juga gesit karena bisa berlari hingga 13 km/jam.

4. Populasinya terancam oleh lima faktor yang berbeda

Rubah merupakan salah satu predator kultarr (commons.wikimedia.org/Malene Thyssen)

Berdasarkan data IUCN Red List kultarr memang bukan hewan yang terancam punah, bahkan para ahli memperkirakan kalau masih ada 20,000 sampai 100,000 individu di alam liar. Namun sayangnya populasi hewan ini terus menurun dan jika dibiarkan bukan tidak mungkin kalau nantinya statusnya berubah menjadi hewan terancam punah jika populasinya terus menurun dengan drastis. Faktor yang mengancam eksistensi mamalia ini juga cukup banyak dan setidaknya terdapat lima faktor utama yang mengancam hewan ini.

Ancaman pertama adalah kerusakan habitat yang mana membuat kultarr kehilangan tempat tinggal dan rumah yang nyaman. Ancaman kedua adalah ancaman predator, entah predator alami seperti burung predator atau predator introduksi seperti kucing feral. Ancaman ketiga berupa banjir yang mana dengan adanya banjir habitat hewan ini akan rusak dan terendam air. Kemudian, ancaman keempat adalah kebakaran hutan yang bisa terjadi secara alami karena suhu panas dan bisa juga terjadi karena kelalaian manusia. Ancaman terakhir adalah ancaman keracunan yang disebabkan oleh racun serangga yang kerap digunakan manusia.

5. Mampu menurunkan suhu tubuh sampai 11 °C

Habitat kultarr (commons.wikimedia.org/John Tann)

Laman Atlas of Living Australia menerangkan kalau kultarr punya metabolisme tubuh yang cepat, alhasil ia harus menggunakan banyak cara untuk menghemat energi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan torpor, yaitu kegiatan menurunkan suhu tubuh dan melambatkan metabolisme. Secara konsep torpor ini sangat mirip dengan hibernasi. Bedanya hibernasi bisa berlangsung selama berbulan-bulan sementara torpor hanya berlangsung selama beberapa jam dan umumnya dilakukan pada siang hari.

Kultarr sendiri mampu menurunkan suhu tubuhnya hingga mencapai suhu 11 °C dan mampu memperlambat metabolismenya sampai 30 persen. Torpor yang dilakukan hewan ini biasanya akan dimulai pada sore atau pagi hari dan akan berlangsung selama 2 sampai 16 jam. Bahkan tak hanya kultarr, spesies sejenis juga banyak yang melakukan torpor. Jika melihat hal tersebut dapat disimpulkan kalau torpor merupakan adaptasi yang umum dilakukan oleh mamalia kecil yang hidup di daerah Australia yang kering dan panas.

Kultarr mengajarkan kalau kita tidak boleh menilai buku dari sampulnya. Walau punya perawakan yang mirip tikus, punya makanan yang sama dengan tikus, dan punya kebiasaan yang sama dengan tikus namun hewan ini ternyata merupakan marsupial. Daripada tikus, justru kultarr lebih berkerabat dekat dengan kanguru dan wombat. Kultarr juga hidup di daerah gersang dan untuk bertahan di tempat tersebut ia mengembangkan beberapa adaptasi seperti mampu menurunukan suhu tubuh dan sering beraktvitas di malam hari supaya terhindar dari predator.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us