Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik dan Menarik Sanca Patola, Warnanya Indah bak Pertama!

Sanca patola (commons.wikimedia.org/Philipp Hoenle)
Sanca patola (commons.wikimedia.org/Philipp Hoenle)
Intinya sih...
  • Sanca patola merupakan spesies ular yang unik dan besar, dengan panjang maksimal mencapai 6 meter dan berat sekitar 27-30 kg.
  • Ular ini dapat ditemukan di berbagai habitat mulai dari hutan, savana, area pertanian, sampai pemukiman manusia.
  • Sanca patola merupakan predator penyergap yang memakan berbagai jenis mangsa seperti tikus, burung, possum, dan kuskus.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jika membahas ular sanca, mungkin kebanyakan orang lebih familiar dengan sanca kembang, sanca bodo, atau sanca pohon hijau. Hal tersebut tidak mengherankan mengingat ular-ular tersebut memang sering dijual, dipelihara, dan punya penyebaran yang cukup luas. Tapi ternyata ada banyak spesies sanca yang tak kalah unik dari mereka dan salah satunya adalah Simalia amethistina atau sanca patola.

Gak mau kalah dari sanca lain, sanca patola punya ukurannya yang cukup besar. Corak tubuh juga memukau, bahkan warna sangat mirip dengan permata. Sebagai ular sanca, sanca patola juga merupakan predator yang ganas di habitatnya. Ia juga menyimpan banyak kemampuan, seperti melilit, memanjat, hingga berenang. Nah, agar pamor sanca patola makin naik maka kita akan membahas semua keunikan tersebut di artikel ini.

1. Bisa ditemukan di Papua

Sanca patola (commons.wikimedia.org/Philipp Hoenle)
Sanca patola (commons.wikimedia.org/Philipp Hoenle)

Dilansir The Reptile Database, sanca patola bisa ditemukan di beberapa tempat, seperti Halmahera, Papua, Papua Nugini, Kepualauan Aru, Maluku, dan Australia. Di habitat aslinya, biasanya ular ini bisa dijumpai di berbagai tipe habitat, mulai dari hutan, semak-semak, area pertanian, savana, sampai area pemukiman yang padat penduduk. Jadi, bisa disimpulkan kalau sanca patola merupakan ular yang sangat adaptif.

Di savana, biasanya ular ini akan bersembunyi di rerumputan atau bebatuan. Kemudian, ular ini juga bisa memanjat pohon dan bersembunyi di lubang yang ada di sawah atau kebun. Tak cuma itu, bahkan sanca patola juga kerap terlihat berenang di sungai, rawa, atau danau. Terakhir, ia kerap masuk ke area pemukiman, ke kandang hewan, atau ke dalam rumah yang mana membuat orang ketakutan.

2. Panjang maksimalnya mencapai 6 meter

Sanca patola (commons.wikimedia.org/Nathanaël MAURY)
Sanca patola (commons.wikimedia.org/Nathanaël MAURY)

Artikel di jurnal Scientific Reports menjelaskan kalau sanca patola bisa tumbuh hingga sepanjang 6 meter. Tapi itu merupakan panjang maksimalnya. Di banyak kesempatan, panjang rata-rata ular ini hanya sekitar 2 sampai 4 meter. Gak cuma panjang, bobot sanca patola juga cukup tinggi, yaitu sekitar 27 sampai 30 kilogram. Karena hal tersebut, sanca patola menyandang gelar sebagai salah satu ular terbesar di dunia. Uniknya, walau besar ia tetap memiliki badan yang terbilang ramping.

3. Sering dipelihara karena punya warna yang memukau

Sanca patola (commons.wikimedia.org/Гурьева Светлана (zooclub.ru))
Sanca patola (commons.wikimedia.org/Гурьева Светлана (zooclub.ru))

Laman ReptileTalk menjelaskan kalau sanca patola merupakan salah satu spesies ular sanca yang cukup populer sebagai peliharaan. Pertama, ukurannya tidak sebesar sanca lain sehingga masih mudah dipelihara. Kemudian, ia memiliki tubuh berwarna cokelat keemasaan yang memukau dan mirip dengan warna permata. Tak cuma itu, garis dan bercak hitamnya juga sangat indah sehingga menjadi primadona banyak orang.

Lebih lanjut, sanca patola menjadi ular yang cocok dipelihara jangka panjang karena usianya bisa mencapai 20 tahun. Jika ingin memelihara reptil ini, kamu harus menyediakan kandang yang cukup besar. Tak lupa, tempat persembunyian, batang kayu, dan substrat yang nyaman juga harus disediakan di kandang. Kemudian, suhu kandang harus stabil di 20 sampai 27 °C. Terakhir, makanan bergizi dan kelembaban sekitar 50 sampai 60 persen juga harus kamu perhatikan.

4. Mamalia dan burung merupakan makanan utamanya

Sanca patola (commons.wikimedia.org/Mike)
Sanca patola (commons.wikimedia.org/Mike)

Laman Animalia menjelaskan kalau sanca patola termasuk predator yang ganas. Di alam liar, ia bisa memakan apapun, mulai dari tikus, kelelawar, burung, possum, sampai kuskus. Sebagai ular sanca yang tidak berbisa, sanca patola akan melumpuhkan mangsa dengan lilitannya. Ia juga bukan predator yang aktif, sebaliknya sanca patola adalah predator penyergap. Saat berburu, ia akan berdiam diri dan berkamuflase di semak-semak atau pepohonan. Saat mangsa mendekat, barulah ular ini akan menyerang dan menyergap secepat kilat.

5. Tidak agresif dan jarang menyerang manusia

Sanca patola (commons.wikimedia.org/Tylwyth Eldar)
Sanca patola (commons.wikimedia.org/Tylwyth Eldar)

Secara umum, sanca patola tidak agresif dan tidak akan menyerang manusia jika tidak merasa terancam. Jadi, jika tak ingin berurusan dengan ular ini maka kamu tak boleh mengusik, mengganggu, atau merusak habitatnya. Tapi, karena ukurannya yang besar ular ini patut dihindari. Dilansir A-Z Animals, sanca patola cukup berbahaya bagi anak-anak. Jika ular ini menggigit manusia, giginya yang tajam bisa melukai sampai merobek kulit. Untungnya, manusia tidak masuk di menu makanan ular ini sehingga ia tak akan memakanmu.

Ukuran dan ciri fisik bukanlah satu-satunya hal unik dan menarik yang dimiliki sanca patola. Sebaliknya, hal unik yang ia miliki tercermin dari aspek lain, seperti kebiasaan, makanan, sampai hubungannya dengan manusia. Setelah dibahas, dapat disimpulkan juga kalau sanca patola merupakan ular yang sangat eksotis. Karena hal tersebut, maka tugas kita sebagai manusia adalah untuk melindungi, menjaga, dan melestarikan eksistensinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arzha Ali Rahmat
EditorArzha Ali Rahmat
Follow Us