5 Fakta Unik Golden Toad, Kini Keberadaannya Tinggal Kenangan

- Golden Toad dinyatakan punah pada tahun 2004 karena perubahan iklim dan faktor lainnya.
- Warna keemasan hanya dimiliki oleh jantan, sementara betina memiliki warna yang berbeda.
- Habitat Golden Toad terbatas di hutan awan Kosta Rika, rentan terhadap perubahan lingkungan.
Pernahkah kamu membayangkan seekor katak dengan warna keemasan yang berkilau seperti logam mulia? Dulu, di hutan awan Monteverde, Kosta Rika, makhluk seperti itu benar-benar ada. Ialah Golden Toad (Incilius periglenes) atau disebut juga sebagai Monte Verde toad, Alajuela toad, dan orange toad – toad artinya katak/kodok. Dengan tubuh oranye keemasan yang mencolok, katak ini tampak seperti permata hidup di antara kabut tropis. Namun, kisahnya berakhir tragis, spesies ini kini dinyatakan punah dan menjadi simbol nyata dampak perubahan iklim terhadap kehidupan liar di bumi. Walaupun diketahui telah punah, ada beberapa fakta unik yang 'belum punah' yang wajib kita ketahui. Berikut faktanya!
1. Dinyatakan Sebagai Spesies yang Telah Punah

Terakhir kali mereka menampakkan wujudnya tercatat pada tahun 1989, dan baru pada tahun 2004 IUCN mengklasifikasikan mereka sebagai spesies yang telah punah atau Extinct. Walaupun begitu, sebelumnya mereka digolongkan dalam spesies sangat terancam punah pada tahun 1996-2003, dan diklasifikasikan terancam punah pada tahun 1986-1994. Kepunahan ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan iklim secara ekstrem, kekeringan parah, daya tahan tubuh melemah akibat jamur dan penyakit, terkena bahan atau zat kimia, dll. Upaya menyelamatkan spesies ini mungkin sudah dilakukan, tetapi sayangnya populasinya terus merosot yang menyebabkan mereka terus diambang kepunahan dan pada akhirnya kini telah dinyatakan punah. Jadi dapat kita ketahui bahwa, betapa pentingnya upaya penyelamatan atau konservasi terhadap spesies yang telah dinyatakan cukup terancam keberadaannya.
2. Warnanya Benar-benar Keemasan

Sesuai dengan namanya, mereka memiliki kulit berwarna oranye keemasan dan terdapat sedikit bintik-bintik diperutnya. Namun, warna emas ini hanya terdapat pada kodok jenis jantan saja, sementara betina memiliki warna yang sangat berbeda dari jantan - betina memiliki warna kulit hitam dengan bercak merah tua bertepi kuning serta berwarna kuning kehijauan hingga flesh colored di perutnya. Hal ini menunjukkan bahwa dimorfisme seksual yang sangat mencolok terjadi pada mereka, hingga dikutip dari Amfibia Web, mereka dikenal dalam genusnya karena dimorfisme seksual yang mencolok secara visual. Selain dapat dibedakan dari warnanya, mereka juga dapat dibedakan melalui ukurannya yang di mana betina memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan jantan - yang di mana betina memiliki ukuran 42-56 mm, sedangkan jantan memiliki ukuran sekitar 39-48 mm. Namun, kita baru dapat membedakannya pada saat mereka telah dewasa, di usia muda cenderung terlihat sama, baik jantan maupun betina.
3. Hidup Terbatas Dihutan Awan Kosta Rika

Mereka hidup terbatas di hutan awan dataran tinggi Kosta Rika, di ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut. Kawasan ini memiliki kelembapan yang tinggi, kabut konstan, dan kanopi dedaunan. Wilayah distribusi mereka pun sangatlah sempit, yaitu sekitar 4 km² saja. Karena persebarannya yang sempit ini, membuat mereka cukup rentan dan sensitif terhadap perubahan lingkungan. Dilansir dari International Fund for Animal Welfare, salah satu teori kepunahan Golden Toad adalah perubahan iklim yang tiba-tiba. Contoh dari perubahan iklim yang tiba-tiba adalah seperti pada periode kekeringan yang cukup parah, tiba-tiba terjadi hujan ekstrem. Hal ini dapat memusnahkan populasi mereka. Selain itu, dikutip dari sumber yang sama, teori lainnya menyebut bahwa Golden Toad mungkin telah punah setelah terpapar jamur chytrid, yang tumbuh subur dalam kondisi hangat dan kering, yang telah mengancam beberapa spesies kodok di seluruh dunia.
4. Kepunahannya Berdampak Besar Pada Lingkungannya

Karena mereka berperan sebagai predator dan mangsa, kepunahannya sangat berpengaruh pada ekosistem di habitatnya. Dalam rantai makanan mereka merupakan pemangsa serangga, sehingga jika keberadaan Golden Toad mengilang dalam rantai makanan, populasi serangga akan terus meningkat hingga menjadi berlebihan. Dikutip dari International Fund for Animal Welfare, keberadaan Golden Toad juga berfungsi sebagai bioindikator, yang di mana keberadaan dan kesehatan mereka mencerminkan kualitas dan kesehatan lingkungan yang ditempatinya.
5. Paling Misterius dan Selalu Bersembunyi

Mereka menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam liang bawah tanah yang lembap. Mereka akan keluar dari liang tersebut hanya saat musim kawin saja. Sang jantan akan menunggu di dekat kolam kecil atau genangan air untuk kawin. Setelah kawin, sang betina akan bertelur dan menghasilkan sekitar 200 butir telur di dalam air, dan akan menetas setelah dua bulan kemudian. Dilansir dari International Fund for Animal Welfare, pada tahun 1987, lebih dari seribu kodok emas dewasa diamati sedang kawin. Namun, selama dua tahun berikutnya, hanya terdapat satu kodok jantan yang terlihat, dengan penampakan terakhir terlihat pada 15 Mei 1989.
Kisah Golden Toad adalah perpaduan antara keindahan dan kehilangan. Dari warna emasnya yang memukau hingga kepunahannya yang misterius, katak ini menjadi simbol kuat tentang betapa rapuhnya kehidupan di bumi. Hanya dalam beberapa dekade, keindahan yang dulu menghiasi hutan Monteverde kini tinggal legenda. Dengan ini mengingatkan kita bahwa upaya menjaga keseimbangan alam harus dimulai sekarang, sebelum keindahan lain menyusul lenyap seperti si katak emas dari Kosta Rika ini.


















