5 Fakta Unik Srigunting Hitam, Berduet di Pagi Hari saat Musim Kawin!

- Srigunting hitam banyak menghuni habitat terbuka, termasuk sabana, semak belukar, padang rumput, ladang, dan daerah perkotaan.
- Burung ini memakan serangga seperti belalang, jangkrik, rayap, tawon, lebah, semut, ngengat, kumbang dan capung serta meminum air dan nektar dari bunga pohon.
- Srigunting hitam adalah burung sosial yang sangat teritorial dan berduet di pagi hari saat musim kawin dengan sistem perkawinan monogami.
Srigunting hitam atau black drongo merupakan burung yang tidak takut pada burung besar lainnya. Mereka berada dalam famili Dicruridae dan memiliki nama ilmiah Dicrurus macrocercus. Panjang tubuhnya mencapai 28 sentimeter dan beratnya 40-60 gram. Kamu bisa mengenalinya dengan baik karena bulunya hitam mengkilap, ekornya bercabang lebar. Terdapat bercak putih kecil di pangkal paruhnya. Matanya cokelat gelap. Betina dan jantan tampak serupa sehingga sulit membedakan keduanya.
Srigunting hitam termasuk burung yang suka bermain. Mereka pernah terlihat menjatuhkan daun di udara lalu menangkapnya sebelum jatuh ke tanah. Belum lagi, kemampuan terbangnya memungkinkan mereka melakukan pertunjukan akrobatik yang nampak sangat terampil. Penasaran bagaimana cara hidupnya di alam liar? Yuk, baca fakta dan penjelasan di bawah ini.
1. Banyak menghuni habitat terbuka

Penyebaran srigunting hitam mencapai bagian timur laut Afghanistan dan bagian utara Pakistan, sebab sering mengunjungi tempat tersebut saat musim panas. Habitat aslinya berada di Lembah Indus hingga Bangladesh, India dan Sri Lanka. Animalia menginformasikan bahwa beberapa populasi melakukan pergerakan musiman, populasi di Korea juga bermigrasi. Srigunting hitam menghuni habitat terbuka seperti sabana, semak belukar, padang rumput, ladang dan daerah perkotaan.
2. Banyak memakan serangga

Menu makannya kebanyakan terdiri dari serangga, termasuk belalang, jangkrik, rayap, tawon, lebah, semut, ngengat, kumbang dan capung. Srigunting hitam juga memangsa kupu-kupu milkweed yang sering dihindari oleh pemangsa lain, tapi jarang memburu kalajengking dan kelabang. Terakdang, srigunting hitam memakan burung kecil, reptil, ikan atau bahkan kelelawar. Mereka sering mengunjungi bunga pohon seperti Erythrina dan Bombax untuk mengambil air juga nektar. Burung ini hanya sesekali memakan biji-bijian.
3. Burung sosial yang sangat teritorial

Berdasarkan informasi dari Oiseaux Birds, srigunting hitam burung yang cukup ramah, bertengger dalam kawanan saat di luar musim kawin. Mereka akan tersebar untuk mencari makan saat fajar. Burung ini sangat teritorial, melindungi wilayah dan area mencari makannya dengan ganas. Srigunting hitam bahkan tidak takut pada burung besar dan akan menyerangnya tanpa ragu jika mereka mendekati sarang. Terkadang, mereka juga mengejar burung lain untuk mencuri mangsanya.
4. Berduet di pagi hari saat musim kawin

Sistem perkawinan srigunting hitam adalah monogami, hanya kawin dengan satu pasangan seumur hidupnya. Di bagian selatan India, musim kawinnya terjadi di bulan Februari dan Maret, sementara di bagian lainnya pada bulan Agustus. Saat musim kawin, jantan dan betina bernyanyi bersama di pagi hari. Masa pendekatannya melibatkan berbagai penerbangan akrobatik yang diiringi oleh vokalisasi khusus.
Sarangnya terbuat dari ranting tipis yang ditempatkan di cabang pepohonan, butuh waktu seminggu bagi jantan dan betina untuk menyelesaikannya. Betina bertelur sebanyak 3 butir yang dierami oleh keduanya secara bergantian selama 14-15 hari. Anaknya baru bisa membuka mata pada hari kedelapan setelah menetas. Pada periode tersebut, pembantu (biasanya anaknya dari musim sebelumnya) membantu merawat anak-anaknya.
5. Mengakar dalam budaya

Penyebarannya yang luas di India membuat srigunting hitam memiliki banyak nama. Mereka dikenal sebagai thampal di Pakistan, gohalo/kolaho di Baluchistan, kalkalachi di Sindhi, kotwal dalam bahasa India, finge atau finga (Bengali), phesu (Assam), heiori (Manipuri) dan kosita/kalo koshi (Gujarat). Dikenal sebagai ghosia dalam (Marathi), kajalapati (Oriya), erettai valan (Tamil), passala poli gadu (Telugu), aanaranji (Malayalam), kar bhujanga (Kanada) dan kalu kawuda (Sinhala).
Melansir iNaturalist, etnis Solinga tidak membedakan srigunting hitam dengan perunggu, keduanya dikenal sebagai karali. Di bagian tengah India, terdapat takhayul yang mengatakan bahwa ternak akan kehilangan tanduknya jika seekor srigunting yang baru menetas hinggap di atasnya. Sementara itu, di bagian Punjab terdapat keyakinan bahwa srigunting hitam membawa air ke Husayn ibn Ali sehingga dihargai oleh Muslim Syiah.
Srigunting hitam sangat ramah terhadap satu sama lain, tapi tidak jika ada penyusup yang mencoba memasuki wilayah jelajahnya. Saat ini, mereka diklasifikasikan sebagai least concern oleh IUCN. Secara nasional, diperkirakan terdapat 10.000-100.000 pasang, sekitar 1.000-10.000 burung bermigrasi ke China dan sebanyak 10.000-100.000 burung bermigrasi ke Taiwan. Pernah melihat spesies burung yang mirip?