5 Fakta Vinicunca, Gunung Tujuh Warna yang Menjulang Tinggi di Peru

- Arti nama vinicunca: "bukit leher sempit" dalam bahasa Quechua, populer dengan julukan "Gunung Pelangi" atau “Montana de Siete Colores”
- Terbentuk dari endapan sedimen: terkompresi selama jutaan tahun, lapisan batuan terpapar oleh air, angin, dan udara hingga menghasilkan warna-warna yang berbeda
- Setiap warna mewakili komposisi mineral: seperti merah (oksida besi), kuning (besi sulfida), hijau (klorit), putih (kuarsa), ungu (goetit), pink (tanah liat merah), cokelat (magnesium)
Gunung Vinicunca adalah sebuah gunung yang terletak di Pegunungan Andes. Tepatnya di di wilayah Cusco, Peru, dengan ketinggian sekitar 5.200 meter di atas permukaan laut. Ketinggiannya yang ekstrem membuat pendakian menuju puncak menjadi tantangan tersendiri bagi para wisatawan, sehingga perlu beradaptasi dengan kondisi udara yang dingin.
Namun, bukan itu poinnya! Gunung Vinicunca menjadi salah satu destinasi wisata populer karena memiliki lereng yang menampilkan lapisan-lapisan warna yang sangat mencolok dan unik, menyerupai pelangi. Popularitasnya mulai meningkat pesat pada tahun 2015, terutama setelah banyak foto-foto menakjubkan dari gunung ini viral di media sosial.
Lantas, seperti apa keindahan dan keistimewaan Gunung Vinicunca? Berikut faktanya!
1. Arti nama vinicunca

Nama Vinicunca berasal dari bahasa Quechua, yang merupakan bahasa asli suku Inca dan masih digunakan oleh banyak masyarakat adat di wilayah Andes, Peru. Kata “wini” atau “vini” artinya “batu,” merujuk pada batu-batu hitam yang menutupi permukaan gunung. Sementara “kunka” artinya “leher,” merujuk pada jalur pegunungan sempit yang melintasi lembah.
Jadi, kata “vinicunca” dapat diartikan sebagai “bukit leher sempit,” yaitu gambaran bentuk dan ciri khas Gunung Vinicunca yang menyerupai leher. Namun, gunung ini lebih populer dengan julukan "Gunung Pelangi" atau “Montana de Siete Colores,” alias “Gunung Tujuh Warna” karena keindahan warnanya yang mencolok.
2. Terbentuk dari endapan sedimen yang kaya akan mineral selama jutaan tahun

Gunung Vinicunca terbentuk dari endapan sedimen laut, danau, dan sungai, yang terkompresi selama jutaan tahun. Akibat pergerakan lempeng tektonik, endapan yang semula datar, kemudian terangkat, terlipat, dan terdorong ke atas, hingga membentuk pegunungan. Proses ini membuat lapisan batuan yang ada di pegunungan tersebut terpapar oleh air, angin, dan udara hingga menghasilkan warna-warna yang berbeda.
Meskipun proses pembentukan warnanya sudah selesai, tetapi keindahan Gunung Vinicunca tetap tersembunyi karena tertutup lapisan gletser dan salju tebal. Namun, seiring berjalannya waktu, perubahan iklim dan erosi terus mengikis permukaan gunung. Alhasil lapisan-lapisan mineral yang lebih dalam tersingkap sehingga memperjelas pola warna-warni pelangi seperti yang kita lihat sekarang.
3. Setiap warna mewakili komposisi mineral

Gunung Vinicunca sangat populer karena memiliki lereng yang menampilkan lapisan-lapisan warna menyerupai pelangi. Warna-warni ini merupakan fenomena geologis alami yang terbentuk dari berbagai endapan mineral selama jutaan tahun. Setiap warna mewakili komposisi mineral yang unik, seperti:
Merah, berasal dari oksida besi dan tanah liat merah
Kuning, berasal dari besi sulfida dan sulfur
Hijau, berasal dari klorit dan mineral filit
Putih, berasal dari kuarsa, batu pasir, dan napal yang kaya kalsium karbonat.
Ungu, berasal dari goetit dan limonit yang teroksidasi
Pink, berasal dari tanah liat merah, lumpur, dan pasir
Cokelat, berasal dari batuan yang kaya akan magnesium
Warna-warni tersebut bisa terlihat berbeda tergantung pada kondisi cuaca. Saat cuaca cerah, warnanya akan terlihat lebih nyata dan mencolok. Namun, saat cuaca mendung atau setelah turun salju, warnanya akan terlihat lebih redup.
4. Flora dan fauna yang khas dan telah beradaptasi

Karena kondisi lingkungannya yang ekstrem, flora dan fauna di Gunung Vinicunca sangat khas dan telah beradaptasi dengan lingkungan dataran tinggi Andes. Fauna di sini terdiri dari mamalia yang dapat bertahan hidup di suhu rendah dan udara dingin. Sebagian besar adalah hewan domestik yang dipelihara oleh masyarakat lokal, seperti alpaka, llama, dan vikuna, tetapi ada juga hewan liar seperti viscacha, burung kondor, dan rubah.
Flora di Gunung Vinicunca tidak sebanyak di wilayah pegunungan lainnya. Hanya tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan ketinggian dan cuaca dinginlah yang dapat bertahan. Misalnya seperti rumput ichu, yang umum ditemukan di dataran tinggi Andes dan digunakan sebagai pakan ternak, serta berbagai jenis lumut.
5. Memiliki nilai budaya dan spiritual

Gunung Vinicunca memiliki nilai budaya dan spiritual yang sangat mendalam bagi masyarakat lokal. Mereka sangat menghormati Pachamama, yaitu dewi dan perwujudan Ibu Pertiwi dalam mitologi suku Quechua dan Inca di Andes. Pachamama dianggap sebagai pemberi kehidupan dan keberkahan bagi seluruh makhluk hidup di alam semesta.
Gunung-gunung, termasuk Vinicunca, juga dianggap sebagai Apu, yaitu entitas suci yang hidup dan memiliki roh. Apu dipercaya memiliki kemampuan untuk membimbing, melindungi, dan memberi kehidupan. Untuk menjaga hubungan baik dengan Apu, masyarakat lokal secara rutin melakukan ritual dan persembahan sebagai tanda rasa syukur dan permohonan restu.
Pada November 2023, Gunung Vinicunca sempat ditutup karena konflik antara kelompok masyarakat lokal mengenai pengelolaan dan pendapatan dari pariwisata. Penutupan dipicu oleh dampak overtourism yang menyebabkan kerusakan lingkungan, penurunan kualitas layanan, dan risiko kesehatan bagi wisatawan akibat kepadatan pengunjung yang ekstrem. Namun, saat ini Gunung Vinicunca telah kembali dibuka untuk umum, dengan persyaratan yang wajib dipatuhi.
Keindahan terbesar seringkali tersembunyi dan menunggu waktu yang tepat untuk terungkap. Gunung Vinicunca tidak hanya menawarkan pemandangan visual yang memukau, tetapi juga kaya akan nilai dan budaya spiritual yang mendalam bagi masyarakat lokal. Perpaduan yang sempurna ini sangat penting untuk dijaga agar tidak pudar di masa depan.