Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Zumwalt Class, Kapal Perang Dengan Desain Futuristik

potret kapal perusak kelas Zumwalt-USS Zumwalt (DDG 1000) saat pelayaran uji coba di Samudra Atlantik tahun 2016 (commons.wikimedia.org/U.S. Navy)
potret kapal perusak kelas Zumwalt-USS Zumwalt (DDG 1000) saat pelayaran uji coba di Samudra Atlantik tahun 2016 (commons.wikimedia.org/U.S. Navy)

Zumwalt Class atau kelas Zumwalt merupakan armada kapal perusak (destroyer) berpeluru kendali (guided missile) terbaru di Angkatan Laut Amerika Serikat (AL AS). Sama seperti kelas kapal perusak AL AS lainnya, kelas Arleigh Burke yang saat ini menjadi tulang punggung kekuatan kapal kombatan permukaan AS, kelas Zumwalt mampu beroperasi secara mandiri ataupun menjadi bagian dari carrier strike group bersama kapal induk dan armada kapal perang AL AS lainnya.

Kapal pertama dan kapal pemimpin di kelasnya, USS Zumwalt (DDG 1000) telah operasional di tahun 2016 lalu. Namanya diambil dari nama Admiral Elmo Russel "Bud" Zumwalt Jr, seorang perwira tinggi AL AS yang memiliki reputasi menonjol di Perang Dunia II dan terutama di Perang Vietnam. Lahir di abad ke-21, desain kapal perusak kelas Zumwalt terkesan futuristik dan agak berbeda dibandingkan dengan bentuk kapal perang permukaan AL AS lainnya.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai kapal perang perusak terbesar di dunia ini? Simak lima fakta menariknya berikut ini, yuk !

1. Terdiri atas 3 kapal perusak di kelasnya

kapal perusak USS Zumwalt (DDG 1000) yang merupakan kapal pemimpin di kelas Zumwalt (commons.wikimedia.org/U.S. Navy and General Dynamics Bath Iron Works)
kapal perusak USS Zumwalt (DDG 1000) yang merupakan kapal pemimpin di kelas Zumwalt (commons.wikimedia.org/U.S. Navy and General Dynamics Bath Iron Works)

Dilansir Navy, kelas Zumwalt terdiri atas 3 buah kapal perusak. Yang pertama adalah USS Zumwalt (DDG 1000) merupakan kapal pemimpin di kelasnya yang telah memasuki dinas operasional di AL AS pada tahun 2016 lalu. Kapal Kedua adalah USS Michael Monsoor (DDG 1001) yang telah memasuki dinas operasional di tahun 2019 dan USS Lyndon B. Johnson (DDG 1002) merupakan kapal ketiga atau terakhir dari kelas ini yang saat ini tengah menjalani pengujian pelayaran tahap akhir sebelum sepenuhnya aktif di AL AS.

Dilansir Nationalinterest, sejatinya akan dibuat 32 buah kapal kelas Zumwalt yang akan menggantikan armada kapal perusak kelas Arleigh Burke namun karena biaya pengembangan dan produksi yang semakin mahal (sekitar USD 7,5 miliar per kapal) maka pihak AL membatalkan program ini dan hanya merealisasikan tiga kapal perang di kelas Zumwalt. Pihak AL AS memilih untuk melakukan upgrade dan melanjutkan produksi kapal perusak dari kelas Arleigh Burke karena dinilai lebih cost-effective dan masih mampu memenuhi tuntutan kebutuhan pertahanan saat ini. Kapal kelas Zumwalt sendiri akan menjadi armada kapal perusak dengan misi khusus serta membawa persenjataan khusus.

2. Kapal perusak terbesar di dunia

potret kapal perusak ke-3 dari kelas Zumwalt-USS Lyndon B. Johnson (DDG 1002) saat masih diproduksi di tahun 2018 silam (commons.wikimedia.org/Kristin S Mason)
potret kapal perusak ke-3 dari kelas Zumwalt-USS Lyndon B. Johnson (DDG 1002) saat masih diproduksi di tahun 2018 silam (commons.wikimedia.org/Kristin S Mason)

Dilansir Naval-Technology kapal perusak kelas Zumwalt yang diproduksi oleh Bath Iron Works dan Ingalls Shipbuilding merupakan kapal perusak terbesar di dunia dengan berat muatan penuh (displacement) mencapai 15.656 ton. Setiap kapal perusak kelas Zumwalt memiliki panjang 186 m dan lebar 24.5 m serta dioperasikan oleh sekitar 158 orang kru pelaut. Dibandingkan dengan kapal perusak dari kelas Arleigh Burke yang membutuhkan sekitar 300-an kru untuk setiap kapalnya, jumlah kru kelas Zumwalt lebih sedikit karena banyak sistemnya yang telah otomatis sehingga dapat dioperasikan oleh sumber daya manusia yang lebih sedikit.

Kelas Zumwalt termasuk kapal perusak yang mampu melakukan berbagai misi seperti anti pesawat terbang, anti kapal permukaan, anti kapal selam dan serangan ke sasaran darat dengan rudal yang dibawanya. Mampu meluncur dengan kecepatan konstan 30 knot, kelas Zumwalt dipersenjatai dengan 20 buah Mk. 57 VLS (Vertical Launch Sytem), masing-masing VLS memiliki 4 buah tabung peluncur rudal sehingga secara total kelas Zumwalt membawa 80 tabung peluncur rudal, dua buah meriam kapal ukuran 150 mm dan dua buah senjata kaliber 30 mm Close-In Gun Systems (CIGS).

3. Memiliki desain yang unik dan karakteristik siluman (stealth)

kapal perusak kelas Zumwalt memiliki desain lambung yang unik bila dibandingkan dengan kapal perang AL AS lainnya (commons.wikimedia.org/U.S. Navy photo)
kapal perusak kelas Zumwalt memiliki desain lambung yang unik bila dibandingkan dengan kapal perang AL AS lainnya (commons.wikimedia.org/U.S. Navy photo)

Dibandingkan dengan kapal perang permukaan lainnya, kapal perusak kelas Zumwalt memiliki desain yang unik dan terkesan futuristik. Dilansir Popularmechanics, kelas Zumwalt menggunakan desain yang disebut dengan "tumblehome". Dengan desain tersebut lambung kapal melebar saat mendekati air dan haluan bagian bawahnya yang lebih panjang daripada dek utamanya. Desain tersebut membuat tampilan kapal terlihat seperti pisau yang membelah air, ramping dan memiliki tampilan siluman (stealthy look).

Berdasarkan keterangan para pelaut yang pernah berlayar bersama kapal tersebut, desain unik tersebut lebih stabil serta mampu mengatasi secara lebih baik arus laut yang kuat (rough sea) dibandingkan dengan desain kapal perang pada umumnya. Selain itu, sebagaimana dilansir oleh Forbes, kapal perusak kelas Zumwalt memiliki karakterisitik siluman (stealth), ukuran kapal perang baru ini 40 persen lebih besar dari kapal perusak kelas Arleigh Burke namun memiliki penampang  radar (Radar Cross Section/RCS) yang sama dengan ukuran kapal nelayan sehingga sangat mengurangi ancaman dari serangan rudal milik musuh.

4. Mesinnya mampu menghasilkan energi listrik yang besar

potret kapal perusak kelas Zumwalt-USS  Michael Monsoor (DDG 1001) saat latihan perang bersama armada Pasifik di tahun 2021 (commons.wikimedia.org/Shannon Renfroe)
potret kapal perusak kelas Zumwalt-USS Michael Monsoor (DDG 1001) saat latihan perang bersama armada Pasifik di tahun 2021 (commons.wikimedia.org/Shannon Renfroe)

Salah satu fakta menarik dari kapal perusak kelas Zumwalt adalah kemampuan mesinnya menghasilkan listrik dengan daya yang sangat besar. Dilansir Naval-Technology, kelas Zumwalt merupakan kapal perang AL AS pertama yang menggunakan sistem propulsi listrik seluruhnya (feature all-electric propulsion). Sistemnya akan mengintegrasikan semua penggerak listrik dengan sebuah Integrated Power System (IPS) yang terdiri atas dua turbin generator utama, dua turbin generator tambahan (Auxiliary Turbine Generators) dan dua motor induksi. Total daya listrik yang dihasilkan adalah sebesar 78MW.

Dalam perbandingan, total daya sebesar 78MW mampu memberikan daya listrik pada rata-rata 10.000 rumah tangga di AS. Sejumlah analis militer juga menyebutkan dengan daya listrik sebesar itu kelas Zumwalt kemungkinan juga akan menjadi platform bagi kapal perang pembawa senjata laser. Selain itu penggerak listrik juga akan memberikan keuntungan berupa berkurangnya tanda akustik kapal, peningkatan tenaga pada sistem senjata dan perbaikan kualitas hidup para awak kapal.

5. Akan dipersenjatai dengan rudal hipersonik

Meskipun hanya terdiri dari 3 buah armada saat ini, kapal-kapal perusak kelas Zumwalt akan mengalami sejumlah perombakan dalam hal persenjataan karena adanya tuntutan kebutuhan pertahanan yang membutuhkan sebuah senjata baru untuk peperangan modern. Dilansir U.S. Naval Institute, saat ini terdapat rencana untuk menambahkan senjata rudal hipersonik pada ketiga kapal perusak kelas Zumwalt. Untuk menambahkan senjata hipersonik ini maka dua buah meriam kapal 155 mm akan dihilangkan dari kapal. Direncanakan bulan Oktober 2023 proses perombakan tersebut akan dilakukan.

Diperkirakan pada tahun 2025, kapal perusak kelas Zumwalt akan dipersenjatai dengan rudal hipersonik boost-glide missile-Common Hypersonic Glide Body (C-HGB) yang mampu mencapai kecepatan maksimal sekitar Mach.17 sehingga sulit untuk dinetralisir oleh sistem pertahanan udara pada umumnya. Penempatan rudal hipersonik di kelas Zumwalt akan memperluas kemampuan kapal perusak tersebut dalam melakukan serangan jarak jauh.

Dalam dunia militer, kekuatan di lautan menjadi salah satu kunci benteng pertahanan suatu negara. Angkatan Laut yang kuat akan memastikan kedaulatan sebuah negara terjaga karena pihak penyusup akan berpikir ulang untuk menjalankan aksinya. Sudah menjadi kebutuhan bahwa sebuah negara maritim yang memiliki banyak pulau dan wilayah laut yang sangat luas juga harus memiliki alutsista penjaga lautan yang mumpuni dan mampu menjawab perkembangan kebutuhan pertahanan yang semakin kompleks di dunia modern saat ini.

Semoga informasi ini dapat menambah wawasan kamu mengenai kapal perang perusak terbaru dan terbesar di dunia, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dodi Wijoseno
EditorDodi Wijoseno
Follow Us