Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hewan Pemakan Plastik yang Bikin Ilmuwan Geleng Kepala, Alam Balas Dendam dengan Cerdas!

Ilustrasi salah satu hewan pemakan plastik yang bikin ilmuwan geleng kepala
Ilustrasi salah satu hewan pemakan plastik yang bikin ilmuwan geleng kepala (flickr.com/Anita Gould)
Intinya sih...
  • Ulat lilin mampu mengurai polietilena dalam waktu kurang dari 12 jam dengan enzim polyethylene-degrading enzyme.
  • Ulat tepung bisa mengurai hingga 39 mg polystyrene per hari tanpa efek racun pada tubuh mereka.
  • Larva lalat tentara hitam dapat membantu mempercepat degradasi mikroplastik melalui aktivitas mikroba di ususnya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dunia sedang tenggelam dalam lautan plastik. Setiap tahun, lebih dari 400 juta ton plastik diproduksi, dan sebagian besarnya berakhir di alam tanpa bisa terurai selama ratusan tahun. Namun, alam ternyata punya caranya sendiri untuk melawan—lewat makhluk-makhluk kecil yang diam-diam bisa memakan plastik!

Temuan ini membuat ilmuwan terkejut sekaligus terpukau. Dari ulat hingga larva lalat, mereka menyimpan enzim pemecah polimer yang bisa jadi kunci mengurai limbah yang tak bisa dicerna bumi. Inilah bukti bahwa evolusi kadang lebih cepat dari inovasi manusia. Yuk, kenalan sama para ‘pahlawan kecil’ pemakan plastik yang sedang mengubah wajah dunia sains!

1. Ulat lilin atau waxworm, si pemakan plastik pertama yang viral

Ilustrasi ulat lilin si pemakan plastik yang viral
Ilustrasi ulat lilin si pemakan plastik yang viral (commons.wikimedia.org/Andy Reago & Chrissy McClarren)

Ulat lilin (Galleria mellonella) awalnya dianggap hama sarang lebah. Namun, penelitian Universitas Cambridge yang dimuat di Current Biology menemukan hal luar biasa, yaitu mereka bisa mengurai polietilena (PE)—jenis plastik yang paling sulit terurai—dalam waktu kurang dari 12 jam.

Rahasia kekuatannya terletak pada enzim di liur mereka, yang disebut polyethylene-degrading enzyme. Enzim ini mampu memecah struktur kimia plastik menjadi etilen glikol, senyawa yang lebih mudah diurai mikroorganisme. Para ilmuwan sekarang sedang meneliti kemungkinan memproduksi enzim ini secara massal untuk pengelolaan sampah plastik.

Peneliti utama, Paolo Bombelli, mengatakan bahwa temuan ini bisa ‘mengubah paradigma pengelolaan plastik secara global’. Jadi, makhluk kecil ini bukan cuma hama, tapi harapan baru buat planet kita.

2. Ulat tepung atau mealworm, pemakan styrofoam yang tahan racun

Ilustrasi ulat tepung si pemakan styrofoam yang tahan racun
Ilustrasi ulat tepung si pemakan styrofoam yang tahan racun (flickr.com/Amherst Wu)

Ulat tepung (Tenebrio molitor) dikenal sebagai makanan reptil, tapi ternyata mereka juga doyan styrofoam! Penelitian dari Stanford University menemukan bahwa 100 ekor ulat tepung bisa mengurai hingga 39 mg polystyrene per hari tanpa efek racun pada tubuh mereka.

Para peneliti menemukan bahwa bakteri di usus ulat tepung menghasilkan enzim pengurai polystyrene, yang mengubah plastik menjadi CO₂ dan biomassa yang aman. Dalam uji laboratorium, 90% dari plastik itu hilang dalam waktu 24 jam. Ini artinya, ulat ini secara biologis mampu ‘mencerna’ plastik!

Menariknya lagi, ulat-ulat ini tetap tumbuh sehat meski pola makannya plastik. Hal ini memberi harapan baru bagi pengembangan sistem daur ulang biologis di masa depan.

3. Larva lalat tentara hitam (black soldier fly), pengurai plastik dan limbah organik

Ilustrasi larva lalat tentara hitam si pengurai plastik dan limbah organik
Ilustrasi larva lalat tentara hitam si pengurai plastik dan limbah organik (flickr.com/esta_ahi)

Larva Hermetia illucens dikenal sebagai pengurai sampah dapur yang efisien. Namun, penelitian di Science of The Total Environment menemukan kemampuan luar biasa lain mereka juga bisa mengonsumsi campuran plastik dan limbah organik, lalu membantu mempercepat degradasi mikroplastik melalui aktivitas mikroba di ususnya.

Mikroba usus larva ini menghasilkan enzim yang memecah rantai polimer plastik, terutama jenis polyethylene terephthalate (PET). Selain itu, suhu hangat yang dihasilkan dari metabolisme larva mempercepat reaksi kimia pemecahan plastik.

Kini, para peneliti sedang mengembangkan konsep bio-reactor berbasis larva lalat tentara hitam sebagai solusi pengelolaan limbah berkelanjutan. Mengerikan tapi mengagumkan, bukan?

4. Cacing tanah, pembantu alam yang tak disangka

Ilustrasi cacing tanah yang mampu menguraikan mikroplastik di tanah
Ilustrasi cacing tanah yang mampu menguraikan mikroplastik di tanah (commons.wikimedia.org/Ryan Hodnett)

Meski tidak memakan plastik secara langsung, cacing tanah berperan penting dalam mempercepat penguraian mikroplastik di tanah. Studi di Polymers in Multidisciplinary Digital Publishing Institute menunjukkan bahwa aktivitas menggali dan mencerna tanah oleh cacing dapat meningkatkan degradasi polietilena hingga 30% lebih cepat.

Gerakan tubuh mereka membantu menghancurkan fragmen plastik menjadi partikel yang lebih kecil, sekaligus meningkatkan aktivitas mikroba pengurai di sekitar akar tanaman. Dengan kata lain, mereka membantu ekosistem tanah ‘menelan’ plastik dengan lebih efisien.

Ini bukti bahwa kadang, pahlawan lingkungan nggak harus terlihat gagah—kadang mereka cuma cacing kecil yang bekerja dalam diam.

5. Ngengat India, si pemakan plastik di dapur

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a2/Plodia_interpunctella_lrv_12.jpg/2000px-Plodia_interpunctella_lrv_12.jpg
Ilustrasi larva ngengat India yang kerap memakan plastik di dapur (commons.wikimedia.org/Pudding4brains)

Larva ngengat India(Plodia interpunctella) sering ditemukan di dapur rumah yang menyimpan beras atau tepung. Namun, penelitian dari Nature Communications menemukan sesuatu yang menakjubkan, bakteri usus larva ini bisa memecah polyethylene dan PVC—dua jenis plastik paling umum dalam kemasan makanan.

Para ilmuwan menemukan enzim baru bernama polyethylene-degrading oxidase, yang memutus rantai karbon panjang dalam plastik menjadi molekul sederhana. Ini membuka peluang pemanfaatan bakteri ngengat sebagai agen bioremediasi plastik rumah tangga.

Siapa sangka makhluk kecil yang sering kita anggap menjijikkan justru bisa jadi penyelamat bumi!

Temuan tentang hewan-hewan pemakan plastik ini membuktikan satu hal: alam tidak pernah diam melihat kerusakan yang kita buat. Ia berevolusi, menyesuaikan diri, dan bahkan menemukan cara ‘memakan’ dosa manusia yang berbentuk plastik. Namun, jangan salah persepsi—ini bukan alasan buat kita terus membuang sampah sembarangan.

Justru temuan ini jadi alarm kita bahwa bumi sedang berjuang keras untuk bertahan. Lantas, tugas kita bukan cuma menonton, tapi ikut membantu, sekecil apa pun langkahnya. Sebab, kalau ulat dan cacing saja bisa membantu bumi bernapas lagi, masa kita nggak?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Menarik Linsang, Hewan Langka yang Mirip Kucing dan Musang

29 Okt 2025, 16:29 WIBScience