Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Gunung Berparas Manusia dan Bikin Dunia Penasaran, Bukan Editan!

Ilustrasi gunung berparas manusia yang bikin penasaran dunia
Ilustrasi gunung berparas manusia yang bikin penasaran dunia (flickr.com/Dawn Scranton)
Intinya sih...
  • Old Man of the Mountain di New Hampshire adalah tebing granit setinggi 12 meter yang menampilkan profil wajah lelaki tua yang runtuh pada tahun 2003.
  • Pedra da Gávea di Rio de Janeiro adalah batu monolit raksasa setinggi 842 meter yang tampak memiliki wajah manusia lengkap dengan bentuk mata, hidung, dan rahang.
  • The Badlands Guardian di Alberta terbentuk dari erosi angin dan hujan yang membentuk lekukan lembah dan timbunan tanah liat menjadi gambar kepala manusia lengkap dengan penutup kepala suku Indian.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Fenomena gunung yang memiliki bentuk menyerupai wajah manusia selalu memancing rasa ingin tahu. Ada yang memandangnya sebagai kebetulan geologi, ada pula yang menghubungkannya dengan legenda kuno, bahkan sampai teori peradaban hilang. Yang jelas ‘wajah-wajah’ raksasa ini bukan lukisan manusia, melainkan hasil jutaan tahun erosi, pelapukan, dan imajinasi visual manusia yang disebut pareidolia.

Dalam kacamata pop-sains, fenomena ini menarik bukan hanya karena bentuknya yang dramatis, tetapi juga karena memperlihatkan cara alam ‘mengukir’ dirinya sendiri. Beberapa di antaranya bahkan memiliki bentuk yang sangat halus dan realistis sehingga memicu debat panjang antara ilmuwan, sejarawan, dan pecinta misteri. Yuk, kita jelajahi lima yang paling ikonik di dunia!

1. Old Man of the Mountain di New Hampshire

Ilustrasi old man of the mountain di New Hampshire
Ilustrasi old man of the mountain di New Hampshire (commons.wikimedia.org/Public domain)

Tebing granit setinggi 12 meter ini dulu menampilkan profil wajah lelaki tua yang sangat jelas—lengkap dengan dahi, hidung panjang, bibir, dan dagu. Menurut CBS News bentuk tersebut adalah hasil erosi selama ribuan tahun yang terjadi pada celah-celah batuan granit.

Ikon ini begitu penting secara budaya hingga dijadikan simbol negara bagian New Hampshire. Bahkan, New Hampshire Magazine menyebutnya sebagai salah satu fenomena geologi paling dikenang di Amerika. Sayangnya, struktur tersebut runtuh pada tahun 2003 akibat cuaca ekstrem dan melemahnya struktur batu.

Meski runtuh, dokumentasi foto dan pemodelan 3D membuat bentuk wajah itu masih dapat dilihat di museum lokal. Para ahli geologi menjelaskan bahwa bentuk wajah 'old man' adalah contoh klasik pareidolia alam yang terbentuk dari kebetulan struktur retakan batuan yang terekspos erosi—dilansir dari laman Old Man of the Mountain Legacy Fund.

2. Pedra da Gávea di Rio de Janeiro

Ilustrasi pedra da gávea di Rio de Janeiro
Ilustrasi pedra da gávea di Rio de Janeiro (commons.wikimedia.org/Donatas Dabravolskas)

Pedra da Gávea adalah batu monolit raksasa setinggi 842 meter yang tampak memiliki wajah manusia lengkap dengan bentuk mata, hidung, dan rahang. Itaway Ecotour menyatakan bahwa bentuk itu murni akibat diferensiasi erosi antara batuan gneiss dan granit yang memiliki tingkat ketahanan berbeda.

Namun, sejak abad ke-19, sejumlah peneliti amatir dan pemburu misteri mengaitkan relief wajah tersebut dengan peradaban Fenisia. Teori tersebut pernah ditinjau secara skeptis oleh Revista Brasileira de História, yang menekankan bahwa tidak ada bukti arkeologis peradaban Fenisia pernah tiba di Brasil.

Walaupun ilmiah menolak teori itu, bentuk realistis Pedra da Gávea tetap mengundang kekaguman. Pendaki yang tiba di puncak menyebut wajah itu tampak semakin jelas ketika matahari mulai condong, menciptakan bayangan alami di celah-celah batu sehingga menyerupai pahatan raksasa.

3. The Badlands Guardian di Alberta

Ilustrasi the badlands guardian di Alberta
Ilustrasi the badlands guardian di Alberta (dok. YouTube/Mystery History)

Dari permukaan tanah, wilayah ini tampak biasa saja. Namun ketika dilihat dari udara melalui citra satelit Google Earth terbentuklah gambar kepala manusia lengkap dengan penutup kepala suku Indian. Fenomena ini pertama kali viral pada tahun 2006 setelah seorang pengguna menemukan bentuknya secara tak sengaja—dilansir dari Journal of Scientific Exploration.

Sedangkan, menurut The Sydney Morning Herald bentuk wajah itu disebabkan oleh erosi angin dan hujan yang membentuk lekukan lembah dan timbunan tanah liat. Garis-garis alami itu menciptakan ilusi kontur wajah yang sangat simetris.

Menariknya, terdapat pula fitur yang tampak seperti earphone, padahal itu hanyalah jalur pipa minyak yang kebetulan melintasi formasi tersebut. NASA Earth Observatory menyebut The Badlands Guardian sebagai salah satu contoh terbaik ‘accidental landform art’ yang tercipta akibat interaksi acak antara geologi dan aktivitas manusia.

4. Sleeping Giant di Kaua'i

Ilustrasi the sleeping giant di Kaua'i
Ilustrasi the sleeping giant di Kaua'i (flickr.com/Jim Gorringe)

Gunung ini terlihat seperti pria raksasa tidur terlentang, dengan bentuk kepala, dagu, dada, hingga lutut yang dapat dikenali dari kejauhan. Department of Land and Natural Resources Hawai'i menjelaskan bahwa kontur profil tubuh ini terbentuk dari lapisan-lapisan lava tua yang mengeras secara tidak merata.

Legenda setempat menyebutkan seorang raksasa yang tertidur setelah makan terlalu banyak saat perayaan besar; kemudian tubuhnya menjadi bagian dari daratan Kaua'i. Cerita ini dikumpulkan dalam buku yang bertajuk Kaua’i Ancient Place-Names and Their Stories oleh University of Hawaii.

Dari perspektif geologi, bentuk ini adalah pola shield volcano erosion, di mana tebing melandai dan membentuk siluet lembut. United States Geological Survey melalui portal resminya mencatat bahwa karakteristik ini umum di pulau-pulau vulkanik Pasifik, namun Sleeping Giant adalah salah satu yang paling menyerupai bentuk manusia.

5. Sleeping Ute Mountain di Colorado

Ilustrasi sleeping ute mountain di Colorado
Ilustrasi sleeping ute mountain di Colorado (flickr.com/wilson goodrich)

Gunung ini tampak seperti pria tertidur dengan tangan terlipat di dada, terlihat jelas dari profil samping. Menurut Utah Education Network formasi ini memiliki makna spiritual mendalam bagi suku Ute yang melihatnya sebagai simbol perlindungan leluhur.

Secara ilmiah, Sleeping Ute terbentuk dari intrusi magma yang mengangkat lapisan tanah dan menciptakan punggungan memanjang. University Press of Colorado melalui laman Hayden’s Landscapes Revisited telah memaparkan bahwa kontur ini kemudian dipahat lebih lanjut oleh angin dan air selama jutaan tahun, membentuk garis-garis yang menyerupai dada dan wajah.

Selain itu, perspektif visual sangat menentukan. Dari beberapa sudut, gunung tampak biasa saja, tetapi dari titik-titik tertentu ia berubah menjadi siluet manusia yang sempurna. Fenomena ini sering disebut forced pareidolia karena sangat bergantung pada sudut pandang pengamat—disadur dari buku bertajuk The Routledge Handbook of the Bioarchaeology of Human Conflict: ‘Traumatized Bodies’ from Early Prehistory to the Present.

Gunung-gunung berwajah ini menunjukkan bahwa bumi adalah seniman yang bekerja tanpa pernah berniat menciptakan karya seni. Erosi, retakan batu, cahaya matahari, dan sudut pandang manusia bersatu membentuk wajah-wajah raksasa yang mengundang rasa takjub. Alam tidak pernah berhenti memberi kejutan—dan setiap bentuknya selalu membuka ruang bagi imajinasi kita untuk menafsir.

Pada akhirnya, fenomena ini menyatukan sains dan kepekaan manusia. Kita memandang batu, tetapi melihat wajah; kita melihat tebing, tetapi menemukan cerita. Itulah keindahan pareidolia alam, ia membuat dunia tampak lebih hidup, lebih personal, dan lebih penuh misteri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Diceroprocta Apache, Serangga Kecil dengan Suara Super Bising

25 Nov 2025, 17:49 WIBScience