Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Gunung yang Warnanya Bisa Berubah Sepanjang Tahun, Kok Bisa?

Ilustrasi gunung (pexels.com/eberhard grossgasteiger)
Ilustrasi gunung (pexels.com/eberhard grossgasteiger)

Pernah gak sih kamu mendengar tentang gunung yang warnanya berubah-ubah? Iya, kamu gak salah baca! Ada beberapa gunung di dunia ini yang punya keajaiban alam begitu menakjubkan, sampai-sampai warnanya bisa berubah seiring waktu. Ini bukan sulap, bukan sihir, tapi keajaiban geologi dan fenomena alam yang bikin siapa pun tercengang.

Fenomena ini terjadi karena berbagai faktor, mulai dari perubahan cuaca, aktivitas vulkanik, hingga kandungan mineral yang unik di dalam gunung tersebut. Penasaran gunung apa saja yang bisa berubah warna? Yuk, kita simak daftarnya di bawah ini. Jangan lupa, baca sampai akhir karena kita bakal ngebahas alasan ilmiahnya juga, biar makin paham!

1. Gunung Kelimutu, Indonesia

Ilustrasi gunung kalimutu (freepik.com/wirestock)
Ilustrasi gunung kalimutu (freepik.com/wirestock)

Gunung Kelimutu adalah salah satu permata Indonesia yang terkenal di kancah internasional karena fenomena unik tiga danau kawahnya yang bisa berubah warna secara misterius. Danau-danau ini dikenal dengan nama Tiwu Ata Bupu (Danau Orang Tua), Tiwu Nuwa Muri Koo Fai (Danau Pemuda dan Gadis), dan Tiwu Ata Polo (Danau Jiwa Jahat). Masing-masing danau ini memiliki arti spiritual yang penting bagi masyarakat lokal suku Lio. Tapi apa yang membuat warnanya berubah?

Secara ilmiah, perubahan warna ini disebabkan oleh kombinasi kandungan mineral, aktivitas vulkanik, dan mikroorganisme yang hidup di danau tersebut. Gas vulkanik seperti hidrogen sulfida (H₂S) dan karbon dioksida (CO₂) yang keluar dari bawah kawah mempengaruhi tingkat pH air dan reaksi kimia di dalamnya. Misalnya, kandungan besi dapat membuat air terlihat hijau atau biru, sedangkan kandungan belerang dapat menciptakan warna kuning hingga merah. Aktivitas vulkanik yang dinamis membuat kandungan mineral ini terus berubah, sehingga menciptakan spektrum warna yang menakjubkan. Fenomena ini bahkan telah menjadi daya tarik penelitian bagi para ahli geologi dunia.

2. Vinicunca, Peru

Ilustrasi gunung Vinicunca (freepik.com/wirestock)
Ilustrasi gunung Vinicunca (freepik.com/wirestock)

Gunung Vinicunca, atau yang sering disebut Rainbow Mountain, adalah salah satu destinasi paling ikonik di Peru. Gunung ini berada di ketinggian lebih dari 5.000 meter di atas permukaan laut, menjadikannya tantangan bagi para pendaki sekaligus suguhan visual yang luar biasa. Warna-warni di gunung ini tidak dihasilkan oleh cat atau ilusi, melainkan dari lapisan mineral alami yang tertimbun selama jutaan tahun.

Setiap lapisan warna di Vinicunca memiliki kisah geologisnya sendiri. Warna merah berasal dari besi oksida, kuning dari senyawa belerang, dan hijau dari tembaga. Sementara itu, kondisi lingkungan seperti curah hujan dan sinar matahari mempertegas tampilan warna ini. Di musim hujan, tanah yang basah membuat warnanya lebih pekat dan solid, sementara di musim kemarau, debu dan sinar matahari menonjolkan kontras antar lapisan warna. Fenomena ini adalah contoh luar biasa bagaimana kekuatan alam menciptakan lanskap yang menyerupai kanvas seni. Namun, karena lokasi gunung ini yang cukup tinggi, wisatawan sering disarankan untuk beradaptasi terlebih dahulu dengan ketinggian agar terhindar dari altitude sickness.

3. Mount Etna, Italia

Ilustrasi gunung Etna (pexels.com/Reto Scheiwiller)
Ilustrasi gunung Etna (pexels.com/Reto Scheiwiller)

Sebagai salah satu gunung berapi paling aktif di dunia, Mount Etna adalah laboratorium alami untuk mempelajari bagaimana bumi "bernapas." Gunung ini sering memuntahkan lava panas yang mengalir dari kawahnya, menciptakan pemandangan dramatis yang memikat. Uniknya, lava yang keluar dari Mount Etna punya warna yang bisa berubah-ubah, mulai dari merah terang saat baru keluar, hingga hitam atau abu-abu saat mendingin.

Proses perubahan warna ini dapat dijelaskan melalui reaksi kimia. Ketika lava pertama kali keluar, suhunya bisa mencapai 1.200 derajat Celsius, menyebabkan mineral-mineral di dalamnya berpijar merah. Namun, saat lava mendingin, mineral seperti besi dan magnesium mengalami oksidasi, mengubah warnanya menjadi hitam atau abu-abu. Selain itu, abu vulkanik yang dikeluarkan saat erupsi sering menciptakan pemandangan langit berwarna keunguan atau kemerahan, tergantung pada kandungan partikelnya. Fenomena ini menjadikan Mount Etna sebagai salah satu destinasi favorit bagi fotografer alam dan pecinta vulkanologi.

4. Danxia Landform, China

Ilustrasi Danxia Landform (pexels.com/sven chen)
Ilustrasi Danxia Landform (pexels.com/sven chen)

Pegunungan Danxia di China adalah surga bagi para pecinta geologi. Lokasi ini diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO karena keunikannya yang luar biasa. Formasi batuan ini terdiri dari lapisan batu pasir dan mineral yang terbentuk selama 24 juta tahun. Lapisan-lapisan ini kaya akan mineral seperti oksida besi yang memberikan warna merah, sementara lapisan lain yang mengandung mineral kuarsa memberikan warna putih atau kuning.

Keajaiban warna di Danxia tidak hanya terlihat statis, melainkan berubah-ubah tergantung pada sudut matahari. Saat matahari terbit atau terbenam, cahaya yang rendah memberikan efek dramatis pada warna batuan, membuatnya tampak lebih mencolok dan hidup. Selain keindahan visualnya, Danxia juga menjadi tempat penting untuk mempelajari sejarah geologi Bumi, karena setiap lapisan batuannya menyimpan informasi tentang perubahan iklim dan lingkungan di masa lalu.

5. Gunung Roraima, Venezuela-Brasil-Guyana

Ilustrasi gunung Roraima (freepik.com/wirestock)
Ilustrasi gunung Roraima (freepik.com/wirestock)

Gunung Roraima adalah salah satu formasi tepui atau gunung meja yang paling terkenal di dunia. Bentuknya yang datar di puncak membuatnya terlihat seperti pulau terapung di atas awan, dan keindahannya tidak berhenti di situ. Permukaan gunung ini sering berubah warna, terutama setelah hujan. Lumut dan alga yang tumbuh di atas bebatuan menciptakan nuansa hijau yang segar, sementara bebatuan tua menunjukkan warna abu-abu hingga kecokelatan.

Fenomena perubahan warna ini juga disebabkan oleh kandungan mineral unik di bebatuannya, yang berasal dari periode Prekambrium, sekitar dua miliar tahun yang lalu. Ketika sinar matahari menyinari permukaan batu, refleksi cahaya menciptakan ilusi warna yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang. Keunikan geologis Gunung Roraima tidak hanya menarik perhatian para ilmuwan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi karya sastra dan film, termasuk novel terkenal The Lost World karya Arthur Conan Doyle.

Gunung-gunung dengan warna yang bisa berubah ini adalah salah satu bukti bahwa alam memiliki cara ajaib untuk memukau manusia. Dari proses geologi yang berlangsung jutaan tahun hingga pengaruh mikroorganisme terkini, setiap fenomena memiliki cerita ilmiah yang menarik untuk digali. Menjaga keindahan ini adalah tanggung jawab kita bersama, supaya generasi mendatang juga bisa menikmati keajaiban Bumi yang luar biasa ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam
EditorSandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam
Follow Us