5 Hewan Mamalia Kecil yang Mirip Tikus, Serupa tapi Tak Sama

Pertama ada celurut, yang penampilannya memang sangat mirip dengan tikus. Mereka tergabung dalam ordo Eulipotyphla dan famili Soricidae, serta memiliki sekitar 385 spesies yang tersebar di seluruh dunia. Karakteristik khas mereka adalah moncongnya yang lancip. Mereka bukan merupakan omnivor seperti tikus, tapi adalah karnivor sejati.

Sebagai karnivor, mereka harus makan sangat banyak. Itu karena celurut memiliki metabolisme yang sangat cepat. Laman Nature menyebut bahwa jantung mereka berdetak hingga 1.000 kali per menit! Maka celurut harus terus menerus mencari makan, dan mereka mengembangkan adaptasi dengan cara menghasilkan racun yang bisa melumpuhkan mangsanya.

Berkat racunnya, celurut bisa melumpuhkan mangsa tanpa membunuhnya, sehingga mangsanya itu bisa disimpan berhari-hari tanpa membusuk. Persediaan makanan itu penting bagi celurut, khususnya pada saat mangsa sedang sulit dicari. Maka jelas, meski mirip, celurut punya cara hidup yang jauh berbeda dengan tikus.

Ada celurut, ada pula celurut gajah. Celurut gajah bukan hanya salah satu jenis celurut. Mereka tergabung dalam ordo dan famili yang berbeda, yaitu ordo Macroscelidea dan famili Macroscelididae. Mereka juga tergabung dalam klad Afrotheria, yang artinya mereka masih berkerabat dengan gajah!

Laman African Wildlife Foundation menyebut bahwa celurut gajah terdiri dari sekitar 19 spesies. Mereka punya moncong mirip belalai yang membuat mereka makin mirip dengan gajah, namun mereka bergerak dengan cara yang mirip kelinci. Ukuran hewan ini berkisar 22 hingga 30 cm, dan mereka adalah pemakan serangga, laba-laba, serta cacing.

Sementara antechinus juga berpenampilan sangat mirip dengan tikus, tapi mereka sebenarnya adalah marsupial alias mamalia berkantung. Hewan ini terdiri dari sekitar 15 spesies yang tergabung dalam genus Antechinus, dan mereka semua hidup di Australia. Mereka merupakan karnivor pemakan serangga dan laba-laba.

Salah satu keunikan yang dimiliki antechinus adalah kebiasaan kawinnya yang ekstrem. Bagi antechinus jantan, musim kawin sama dengan waktu kematian, karena mereka kawin nonstop dengan sebanyak mungkin betina, masing-masing lamanya bisa sampai 14 jam. Karena kelelahan yang luar biasa, para antechinus jantan pun mati di akhir musim kawin.

Selain antechinus, Australia juga memiliki mamalia kecil lain yang penampilannya mirip tikus, yaitu dunnart. Ada sekitar 19 spesies dunnart yang tergabung dalam genus Sminthopsis. Mereka hidup di area kering seperti gurun dan padang rumput. Mereka nokturnal dan mencari makan pada malam hari berupa serangga, laba-laba, reptil, bahkan mamalia kecil.

Hidup di lingkungan yang kering, dunnart harus beradaptasi untuk bisa bertahan. Mereka menyimpan cadangan lemak di ekornya, sehingga ekornya akan membesar saat banyak makanan. Mereka juga bisa melakukan torpor, alias menurunkan metabolisme seperti hibernasi singkat. Gaya hidup nokturnal juga membuat mereka tak kehilangan banyak air pada saat siang hari.

Terakhir, ada tenrec, mamalia unik yang tergabung dalam famili Tenrecidae. Ada sekitar 30 spesies tenrec, dan mereka memiliki keanekaragaman yang luar biasa. Beberapa spesies mirip tikus, tapi ada yang mirip celurut, dan beberapa spesies bahkan berduri sehingga tampak seperti landak.

Tenrec adalah hewan nokturnal dan merupakan pemakan serangga. Keunikan khusus yang dimiliki tenrec adalah mereka hanya punya satu saluran untuk buang air besar maupun kecil. Saluran itu disebut kloaka dan biasanya hanya dimiliki burung serta reptil. Mamalia yang sangat unik ini hanya bisa ditemukan di satu tempat di dunia, yaitu Pulau Madagaskar.

Itulah lima jenis hewan mamalia kecil yang penampilannya mirip dengan tikus, tapi bukan merupakan sejenis tikus. Meski mirip, mereka semua terbukti memiliki keunikan masing-masing yang membuatnya sangat berbeda dengan tikus. Kalau menurutmu, yang mana yang paling unik?