Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hewan Peliharaan Raja Zaman Dulu, Ada yang Dipakai untuk Berburu!

Peliharaan Raja Zaman Dulu
ilustrasi klasik raja berburu dengan elang, hewan peliharaannya (commons.m.wikimedia.org/Dr. Raju Kasambe)
Intinya sih...
  • Gajah, simbol kekuatan dan loyalitas raja Asia kuno
  • Cheetah, hewan berburu eksklusif para raja India dengan populasi yang menurun
  • Elang, burung pemburu favorit para raja di Timur Tengah dan Eropa abad pertengahan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hewan peliharaan selalu punya tempat khusus dalam kehidupan manusia, termasuk bagi para raja di masa lampau. Bedanya, hewan-hewan yang dipelihara oleh para penguasa ini bukan sekadar lucu atau menggemaskan, mereka punya makna simbolis, kekuatan, bahkan kemampuan tempur. Dari istana di Timur Tengah hingga kerajaan di Asia, hewan peliharaan sering dijadikan lambang kekuasaan dan alat bantu berburu.

Beberapa hewan dipilih karena kecerdasan dan loyalitasnya, sementara yang lain karena keindahan atau keunikannya. Tak jarang, keberadaan hewan ini juga menunjukkan seberapa besar pengaruh dan kekayaan sang raja. Yuk, intip tujuh hewan peliharaan yang dulunya jadi favorit para penguasa dunia!

1. Gajah, peliharaan raja yang cerdas dan perkasa

Peliharaan Raja Zaman Dulu
potret gajah, hewan kuat yang dulu pernah menjadi andalan pasukan kerajaan (commons.m.wikimedia.org/Basile Morin)

Di banyak kerajaan Asia, terutama di India kuno, gajah bukan hanya simbol status, tapi juga senjata penting dalam peperangan. Hampir setiap raja dari dinasti besar seperti Maurya, Gupta, hingga Chola memiliki pasukan gajah untuk memperkuat kekuatan militernya. Bahkan, Chandragupta Maurya disebut memiliki hingga 9.000 ekor gajah perang. Gajah ditempatkan dalam formasi khusus dan mampu menerobos barisan musuh, menjadikannya elemen vital dalam strategi tempur.

Tak hanya kuat, gajah juga dikenal cerdas dan emosional. Mereka bisa mengenali manusia, mengingat perintah, dan menjalin ikatan sosial yang erat. Karena itulah, gajah mudah dilatih dan dipercaya sebagai hewan peliharaan istimewa di lingkungan kerajaan. Mereka bukan sekadar alat perang, tapi juga simbol wibawa dan loyalitas.

2. Cheetah, hewan berburu ekslusif para raja

Peliharaan Raja Zaman Dulu
potret cheetah, sahabat berburu bangsawan di masa lalu (pexels.com/Michael M)

Cheetah pernah menjadi hewan peliharaan bergengsi di kalangan bangsawan India, terutama pada masa Kekaisaran Mughal. Kaisar Akbar dikenal memiliki ratusan bahkan ribuan cheetah yang dilatih untuk membantu berburu rusa dan antelop. Cheetah dipilih bukan hanya karena kecepatannya, tetapi juga karena bisa dijinakkan dan dilatih dengan baik untuk kebutuhan berburu elit.

Para penguasa memperlakukan cheetah dengan penuh kemewahan, diberi nama, diangkut dengan kereta, bahkan diberi tempat tidur khusus. Di masa itu, memelihara cheetah bukan hanya soal hobi atau fungsi praktis dalam berburu, tapi juga simbol kebesaran dan dominasi atas alam. Sayangnya, populasi cheetah akhirnya menurun drastis dan dinyatakan punah di India pada abad ke-20.

3. Elang, burung pemburu favorit para raja

Peliharaan Raja Zaman Dulu
potret elang, burung pemangsa yang jadi bagian penting dalam falconry raja dan bangsawan (pexels.com/Frank Cone)

Falconry, atau seni berburu dengan burung pemangsa seperti elang, telah menjadi tradisi sejak ribuan tahun lalu. Di kalangan raja dan bangsawan, falconry bukan hanya hobi, tapi simbol prestise dan kekuasaan. Praktik ini mencapai puncak popularitasnya di Timur Tengah dan Eropa abad pertengahan, di mana elang bahkan digunakan sebagai hadiah diplomatik antar kerajaan.

Tak hanya karena tampilannya yang gagah, elang dipilih karena kemampuan visualnya yang luar biasa. Mereka memiliki penglihatan lima kali lebih tajam dari manusia, dengan dua titik fokus (fovea) yang memungkinkan melihat detail dari kejauhan dan sudut pandang lebar secara bersamaan. Dengan kemampuan ini, elang bisa melacak mangsa dari jarak lebih dari 3 kilometer. Hal ini menjadikannya rekan berburu yang nyaris tak tertandingi.

4. Saluki, anjing pemburu Kerajaan yang penuh prestise

Peliharaan Raja Zaman Dulu
potret anjing Saluki, ras elegan yang dulu jadi peliharaan raja-raja Timur Tengah (pixabay.com/Elisabetta Bellomi)

Saluki dikenal sebagai salah satu ras anjing tertua di dunia, dengan sejarah panjang yang terkait erat dengan keluarga kerajaan di Timur Tengah, khususnya Mesir. Dikenal karena kecepatannya yang luar biasa dan postur tubuh yang anggun, Saluki digunakan raja-raja untuk berburu hewan lincah seperti rusa dan gazelle di gurun pasir. Keistimewaannya bahkan membuat mereka dianggap sebagai anjing suci yang tak boleh diperlakukan sembarangan.

Selain kemampuan berburunya, Saluki juga mencerminkan status sosial tinggi. Mereka kerap dilukis dalam artefak kuno dan disebut dalam sejarah sebagai anjing pilihan bangsawan dan elit. Dalam banyak kasus, anjing ini bahkan dimakamkan bersama pemiliknya, menandakan kedekatan emosional serta penghormatan terhadap peran Saluki dalam kehidupan kerajaan.

5. Burung eksotik, simbol diplomasi dan kemewahan Kerajaan Inggris

Peliharaan Raja Zaman Dulu
potret pelikan putih, hadiah diplomatik yang jadi bagian koleksi simbolik Kerajaan Inggris sejak abad ke-17 (commons.m.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Burung eksotik sejak lama menjadi simbol status dan kemewahan di kalangan bangsawan. Di Inggris, Ratu Elizabeth II dikenal memelihara pelikan putih di St. James’s Park, London. Tradisi ini dimulai sejak abad ke-17 ketika Raja Charles II menerima pelikan sebagai hadiah diplomatik dari kota Praha dan duta besar Rusia. Hingga kini, tradisi tersebut tetap dipertahankan sebagai simbol hubungan antarnegara.

Selain pelikan, angsa juga punya makna penting dalam budaya kerajaan Inggris. Angsa bisu yang hidup di Sungai Thames dianggap sebagai milik resmi Ratu, dan tradisi Swan Upping (penghitungan populasi angsa) masih rutin dilakukan. Kehadiran angsa hitam dari Australia menambah keunikan koleksi burung eksotik kerajaan yang tak sekadar hewan, tetapi bagian dari simbol diplomasi dan warisan budaya.

Dari gajah hingga burung eksotik, hewan-hewan ini dulunya jadi simbol status para raja. Tapi setelah mengetahui hewan apa saja yang pernah dipelihara, ingatlah bahwa zaman telah berubah. Kini, banyak dari mereka justru perlu dilindungi, bukan dimiliki. Menghormati kehidupan hewan adalah bagian dari menjadi manusia yang lebih bijak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us