Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kota di Asia yang Mencapai Puncak Kejayaan pada Era Abad Pertengahan

foto Angkor Wat (pixabay.com/Binh Dang Nam)

Abad Pertengahan merupakan salah satu perodisasi sejarah penting bagi bangsa Eropa. Dikutip dari Britannica, Abad Pertengahan dimulai dari runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 dan berlanjut hingga abad ke-15.

Pada masa Abad Pertengahan, masalah sosial seperti kemiskinan dan peperangan menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Eropa. Meski begitu, di belahan dunia lain yaitu Benua Asia, beberapa kota justru meraih masa kejayaan dan berpredikat sebagai kota metropolitan. 

1. Kaifeng

foto Dragon Pavilion di Kaifeng (commons.m.wikimedia.org/caoyuan)

Kaifeng merupakan sebuah kota yang ada di provinsi Henan bagian utara. Kota ini dikenal dengan banyaknya kanal yang sudah dibangun sejak abad ke-4. 

Dinasti Sui, yang memerintah pada tahun 581-618, menjadikan Kaifeng sebagai kota perdagangan. Pada masanya, Kaifeng merupakan kota perlintasan bagi kapal-kapal dagang dari wilayah selatan China menuju Shandong. 

Dinasti Song di abad ke-11 membawa Kaifeng mencapai puncak kejayaannya. Kaifeng tidak hanya berperan sebagai kota perdagangan tetapi juga kawasan industri dengan sekitar 700 ribu penduduk didalamnya, dikutip dari Britannica.

2. Angkor

foto Angkor Wat (unsplash.com/Simone Dinoia)

Pada abad ke-9, Asia Tenggara pernah memiliki satu kerajaan besar yang wilayah kekuasaannya mencakup Semenanjung Indocina hingga Teluk Benggala. Kerajaan ini bernama Kerajaan Khmer dengan Angkor sebagai ibukota-nya.

Pada masa pemerintahan Suryavarman II, Angkor Wat dibangun sebagai komplek kuil termegah yang didedikasikan untuk Dewa Wisnu. Sepeninggal Suryavarman II, Angkor yang kini berubah nama menjadi Angkor Thom, semakin makmur di bawah pemerintahan Jayavarman VII. 

Dikutip dari Britannica, sebanyak satu juta penduduk diperkirakan menghuni Kota Angkor pada awal abad ke-13. Tak heran jika di masa pemerintahannya, Jayavarman VII banyak membangun infrastruktur seperti jalan raya, rumah tinggal dan rumah sakit yang tersebar di seluruh wilayah Angkor Thom.

3. Thanjavur

foto Kuil Brihadisvara di Thanjavur (unsplash.com/Nakkeeran Raveendran)

Thanjavur merupakan ibukota dari Kerajaan Chola yang pernah menguasai wilayah Tamil Nadu, India selatan. Di kota ini berdiri Kuil Brihadishvara dengan tinggi 63 meter dan menjadi kuil tertinggi se-India.

Dipersembahkan untuk Dewa Siwa, Kuil Brihadishvara dibangun pada masa pemerintahan Rajaraja I. Bukan hanya membangun kuil yang megah, Rajaraja I juga memperhatikan aspek pelayanan dan ketersediaan pra-sarana agar proses peribadatan berjalan dengan baik.

Dikutip dari World History Encyclopedia, penerapan pajak guna tanah di sekitar Brihadishvara juga dilakukan untuk menambah pemasukan bagi operasional kuil. Kebijakan ini diteruskan oleh Rajendra I, anak dari Raraja I, yang memerintah Thanjavur hingga tahun 1044.

4. Baghdad

foto Istana Abbasiyah di Baghdad (commons.m.wikimedia.org/Mohammed Qays Kazem)

Bukan tanpa alasan Baghdad menjadi ibukota modern bagi Irak. Dalam sejarahnya, kota asal dongeng 1001 Malam ini telah lama menyandang status ibukota dunia lama.

Kemajuan Kota Baghdad bermula saat Khalifah Al-Mansur menjadikan kota tersebut sebagai ibukota Dinasti Abbasiyah pada tahun 762 M. Ketika Khalifah Harun Al-Rashid berkuasa, Baghdad adalah kota perdagangan terbesar kedua setelah Konstantinopel, dikutip dari Britannica

Meski sempat porak-poranda akibat serangan bangsa Mongol pada tahun 1258, Baghdad sempat diambil-alih oleh beberapa penguasa yaitu Timur Lenk, Dinasti Safawiyah Persia, dan Kesultanan Ottoman. Sultan Sulaiman I menjadi penguasa Baghdad terakhir di era Abad Pertengahan sebelum tergantikan kembali oleh Dinasti Safawiyah Persia. 

5. Nishapur

foto Mausoleum Omar Khayyam di Nishapur (commons.m.wikimedia.org/Morteza Aminoroayayi)

Nishapur, atau Neyshabur, merupakan kota yang terletak di sisi timur laut Iran. Nama "nishapur" diambil dari nama Raja Shapur I, pemimpin Dinasti Sasaniyah pada abad ke-3.

Menjadi bagian dari kawasan fertile crescent, Nishapur terkenal dengan produksi pertanian-nya yang didominasi kapas dan sereal. Selain komoditas pertanian, industri pembuatan karpet dan keramik juga turut menggerakkan perekonomian masyarakat Nishapur.

Kemakmuran Nishapur berlanjut hingga masa kekuasaan Dinasti Tahiriyah, Dinasti Samaniyah, hingga Dinasti Seljuk. Serangan Mongol dan dua kali dilanda bencana gempa bumi di abad ke-13 membuat Nishapur mengalami kemunduran, dikutip dari Britannica.

Ketika Eropa memasuki Abad Pertengahan, beberapa tempat di Asia sedang menikmati masa keemasan dunia Islam dan juga kemajuan peradaban China. Tak kalah menarik juga pesatnya perkembangan arsitektur Hindu-Buddha yang mendominasi kawasan India hingga Asia Tenggara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nisa Istiqomah
EditorNisa Istiqomah
Follow Us