5 Perang Paling Aneh dalam Sejarah yang Sulit Dipercaya

- Perang Emu di Australia terjadi saat pemerintah mengirim tentara untuk melawan ribuan burung emu yang merusak lahan pertanian.
- Perang Babi atau Pig War adalah konflik antara Amerika Serikat dan Inggris yang dipicu oleh seekor babi di Pulau San Juan.
- Perang 335 Tahun antara Belanda dan Kepulauan Scilly adalah konflik terlama tanpa pertumpahan darah dalam sejarah, baru diakhiri pada tahun 1986 tanpa ada korban jiwa.
Sejarah manusia dipenuhi dengan konflik dan peperangan, tapi tidak semua perang terjadi karena alasan yang masuk akal. Beberapa perang justru terasa begitu aneh, konyol, atau bahkan tidak perlu, sampai-sampai sulit dipercaya bahwa itu benar-benar terjadi. Dari perang yang dipicu oleh ember kayu hingga pertempuran melawan burung-burung, berikut adalah lima perang paling aneh dalam sejarah yang akan membuat siapa pun menggelengkan kepala.
Perang-perang ini bukan hanya menunjukkan betapa absurdnya manusia bisa bertindak, tetapi juga menjadi bukti bahwa sejarah tidak selalu serius dan penuh dengan keputusan bijaksana. Mari kita telusuri beberapa konflik paling tidak masuk akal yang pernah tercatat dalam sejarah.
1. Perang Emu (1932), perang tentara melawan ribuan burung emu

Perang Emu mungkin terdengar seperti lelucon, tapi ini benar-benar terjadi di Australia. Dilansir Britannica, pada tahun 1932, pemerintah Australia mengirim tentara dengan senjata mesin untuk melawan ribuan burung emu yang dianggap merusak lahan pertanian. Para petani mengeluh bahwa burung-burung besar ini menghancurkan tanaman mereka, sehingga militer turun tangan.
Namun, hasilnya jauh dari yang diharapkan. Burung emu ternyata sulit ditaklukkan karena kecepatan dan kecerdikan mereka. Setelah beberapa hari, tentara hanya berhasil membunuh sedikit emu, sementara sisanya kabur dengan mudah. Akhirnya, militer menyerah dan menarik pasukannya. Perang ini pun menjadi contoh lucu sekaligus memalukan dalam sejarah militer Australia.
2. Konflik Amerika Serikat dengan Inggris memperebutkan pulau memicu Perang Babi (1859)

Perang Babi, atau yang dikenal sebagai Pig War, adalah konflik antara Amerika Serikat dan Inggris yang dipicu oleh seekor babi. Dilansir Smithsonian Magazine, pada tahun 1859, seekor babi milik seorang petani Inggris merusak kebun seorang petani Amerika di Pulau San Juan, yang statusnya saat itu masih diperdebatkan oleh kedua negara.
Alih-alih menyelesaikan masalah secara damai, kedua pihak malah mengirim pasukan militer ke pulau tersebut. Selama beberapa bulan, pulau itu dipenuhi oleh tentara Amerika dan Inggris yang saling berhadapan. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam konflik ini, kecuali si babi malang yang memicu semuanya. Akhirnya, kedua negara menyepakati perjanjian damai dan pulau itu dibagi secara adil.
3. Perang 335 Tahun (1651-1986), perang panjang yang tak menimbulkan korban jiwa

Perang 335 Tahun adalah konflik terlama dalam sejarah, tapi uniknya, tidak ada satu pun pertumpahan darah yang terjadi. Dilansir Historic UK, perang ini dimulai antara Belanda dan Kepulauan Scilly di lepas pantai Inggris pada tahun 1651. Konflik ini sebenarnya bagian dari Perang Saudara Inggris, tapi Belanda salah mengira bahwa Kepulauan Scilly adalah sekutu musuh mereka.
Selama berabad-abad, kedua pihak lupa bahwa mereka masih dalam keadaan "perang". Baru pada tahun 1986, seorang sejarawan menemukan dokumen yang membuktikan bahwa perang ini belum pernah secara resmi diakhiri. Akhirnya, perwakilan Belanda dan Kepulauan Scilly menandatangani perjanjian damai, mengakhiri konflik terlama dalam sejarah tanpa ada korban jiwa.
4. Perang Sepak Bola (1969) yang singkat tapi menewaskan ribuan orang

Perang Sepak Bola adalah konflik singkat antara Honduras dan El Salvador yang dipicu oleh pertandingan sepak bola. Dilansir National Geographic, pada tahun 1969, ketegangan antara kedua negara memuncak setelah serangkaian pertandingan kualifikasi Piala Dunia yang penuh emosi. Kekalahan Honduras dalam pertandingan terakhir memicu kerusuhan dan tuduhan kecurangan.
Dalam waktu singkat, ketegangan politik dan ekonomi yang sudah lama terpendam meledak menjadi perang terbuka. Selama empat hari, kedua negara saling menyerang dengan senjata berat. Meski perang ini hanya berlangsung singkat, ribuan orang tewas dan hubungan kedua negara rusak selama bertahun-tahun. Peristiwa ini membuktikan bahwa sepak bola bukan sekadar permainan, tapi bisa menjadi pemicu konflik serius.
5. Terdengar seperti lelucon, tapi Perang Ember Kayu (1325) nyata terjadi antara dua kota di Italia

Perang Ember Kayu mungkin terdengar seperti lelucon, tapi ini adalah perang nyata yang terjadi antara dua kota di Italia, Modena dan Bologna. Konflik ini dimulai ketika sekelompok tentara Modena mencuri sebuah ember kayu dari Bologna. Alih-alih menyelesaikan masalah dengan damai, Bologna menuntut embernya dikembalikan. Modena menolak, dan kedua kota pun terlibat dalam pertempuran sengit yang menewaskan ribuan orang. Dilansir All That's Interesting, perang ini berakhir dengan kemenangan Modena, dan ember kayu itu masih disimpan di menara gereja mereka hingga hari ini.
Yang membuat perang ini semakin aneh adalah fakta bahwa ember kayu tersebut sebenarnya tidak memiliki nilai ekonomis atau sentimental yang tinggi. Namun, bagi kedua kota, ember itu menjadi simbol harga diri dan kehormatan. Perang ini menjadi contoh bagaimana hal-hal sepele bisa memicu konflik besar hanya karena ego dan kebanggaan.
Sejarah tidak selalu tentang keputusan bijaksana atau konflik heroik. Terkadang, perang-perang aneh seperti ini justru menunjukkan sisi konyol dan tidak terduga dari manusia. Dari ember kayu hingga burung emu, perang-perang ini mengingatkan kita bahwa konflik bisa dimulai dari hal-hal yang paling tidak masuk akal. Meski terasa lucu, perang-perang ini juga menjadi pelajaran penting tentang bagaimana ego, kesalahpahaman, dan kebanggaan bisa berujung pada konsekuensi yang serius.
Jadi, lain kali ada yang marah karena hal sepele, ingatlah perang-perang ini. Kadang, hal-hal kecil bisa berubah menjadi masalah besar jika tidak disikapi dengan bijak.