Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Reptil Endemik di Indonesia, Beberapa di Antaranya Terancam Punah!

Komodo, salah satu reptil endemik Indonesia (id.m.wikipedia.org/Arturo de Frias Marques)
Komodo, salah satu reptil endemik Indonesia (id.m.wikipedia.org/Arturo de Frias Marques)
Intinya sih...
  • Reptil endemik Indonesia termasuk komodo, cekibar, biawak togian, ular inornatus, dan sanca timor.
  • Komodo memiliki penyebaran sempit, ukuran besar, dan keganasan yang mematikan bagi manusia.
  • Populasi reptil endemik terus menurun akibat industrialisasi dan penggundulan hutan di habitatnya.

Di antara banyaknya hewan yang ada di Indonesia, reptil jadi salah satu yang paling umum dan paling mudah dijumpai. Baik itu ular, kadal, atau kura-kura semuanya sangat mudah ditemukan di Indonesia. Bahkan beberapa diantaranya termasuk hewan endemik yang tidak bisa ditemukan di daerah lain, lho.

Karena termasuk hewan endemik penyebarannya terbatas di wilayah Indonesia, alhasil penyebaran mereka tergolong sempit dan populasinya harus dijaga dengan baik. Jika terus diburu dan habitatnya dirusak maka reptil-reptil endemik tersebut akan terancam bahkan bisa menghilang dari muka bumi. Untuk itu, supaya kamu lebih mengenal reptil endemik yang ada di Indonesia, kali ini kita akan membahas beberapa diantaranya!

1. Komodo

Ikan nila (commons.wikimedia.org/Dewicilay)
Ikan nila (commons.wikimedia.org/Dewicilay)

Di antara banyaknya reptil endemik Indonesia, mungkin Varanus komodoensis atau komodo jadi yang paling terkenal. Setidaknya terdapat tiga hal yang terus menaikan pamor hewan ini, yaitu penyebarannya yang sempit, ukurannya yang besar, dan keganasannya yang tiada tara. Komodo juga cukup berbahaya bagi manusia karena gigitannya mampu mengoyak daging dan bisanya yang mematikan sanggup membunuh manusia dewasa.

Dilansir Britannica, komodo adalah kadal terbesar di dunia dengan panjang maksimal yang mencapai 3 meter dan bobot yang mencapai angka 135 kg. Habitatnya sangat sempit karena hewan ini hanya mendiami beberapa pulau di wilayah Nusa Tenggara. Saat ini habitatnya juga mulai rusak karena adanya industrialisasi dan penggundulan hutan. Alhasil, populasi komodo semakin lama semakin menurun sehingga membuat hewan ini masuk dalam daftar hewan dilindungi dan terancam punah.

2. Cekibar

Cekibar (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)
Cekibar (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Walau panjang maksimalnya hanya sekitar 22 cm, namun Draco volans atau cekibar juga termasuk reptil endemik Indonesia, lho. Laman Ecologyasia menjelaskan kalau kadal ini hanya bisa ditemukan di dua pulau, yaitu Pulau Jawa dan Bali. Cekibar sendiri merupakan hewan arboreal. Artinya ia sering beraktivitas di pepohonan, entah untuk bersantai, kawin, atau mencari makanan seperti serangga.

Cekibar juga punya keunikan, yaitu kehadiran membran tipis yang terbuat dari kulit di bagian samping tubuhnya. Membran tersebut berwarna cerah dan dapat digunakan sebagai parasut. Penggunaannya cukup sederhana, yaitu cekibar akan melebarkan membran tersebut saat ia melompat atau meluncur dari ketinggian. Bahkan terkadang orang-orang mengira kalau cekibar bisa terbang gara-gara kebiasaan meluncur dan kehadiran membran tersebut.

3. Biawak togian

Biawak togian (en.m.wikipedia.org/Cheongweei Gan)
Biawak togian (en.m.wikipedia.org/Cheongweei Gan)

Komodo bukan satu-satunya spesies biawak endemik yang ada di Indonesia. Selain komodo ada beberapa spesies biawak lain seperti Varanus togianus atau biawak togian, terang iNaturalist. Bahkan penyebaran hewan ini terbilang lebih sempit dari komodo karena hanya menghuni Kepualauan Togian di Sulawesi.

Habitat utamanya adalah hutan dan daerah bakau, di sana biawak togian sering terlihat berenang, memanjat, dan mencari mangsa. Populasi kadal ini juga terus menurun sehingga dikategorikan sebagai hewan dilindungi dan terancam punah.

4. Kobra palsu jawa

Kobra palsu jawa (commons.wikimedia.org/Firman)
Kobra palsu jawa (commons.wikimedia.org/Firman)

Dilansir The Reptile Database, ular dengan nama ilmiah Pseudoxenodon inornatus ini hanya bisa ditemukan di dua pulau, yaitu Jawa dan Sumatra. Untuk menemukan hewan ini kamu juga harus melakukan usaha lebih karena biasanya ia hanya menghuni hutan hujan tropis atau pegunungan yang masih asri. Ular ini juga sangat pandai berkamuflase khususnya di rerumputan kering. Tubuh kecil berwarna cokelat yang ia miliki sangat sulit dibedakan dari daun kering.

Ukuran ular berbisa rendah ini juga tak seberapa besar, yaitu sekitar 40 cm. Gigitannya juga tak berbahaya, bahkan ia tergolong ular pasif yang jarang menggigit, lho. Seperti namanya, ular ini bukan ular kobra sejati. Ia hanya punya ciri fisik yang menyerupai ular kobra dengan leher yang bisa dikembangkan dan mampu mengangkat kepala. Hal lain seperti kekuatan bisa, sifat, dan habitatnya jauh berbeda dari kobra sejati yang mematikan.

5. Sanca timor

Sanca timor (commons.wikimedia.org/Tylwyth Eldar)
Sanca timor (commons.wikimedia.org/Tylwyth Eldar)

Layaknya reptil endemik lain, Malayopython timoriensis atau sanca timor hanya menghuni beberapa daerah. Dilansir ACEE, ular dengan panjang 2 meter ini hanya bisa ditemukan di dua tempat, yaitu Pulau Flores dan Pulau Lembata yang terletak di wilayah Nusa Tenggara. Sanca timor merupakan ular yang berasal dari famili Pythonidae. Alhasil ia tidak berbisa namun punya gigi yang tajam dan lilitan yang sangat kuat.

Ular ini juga mudah dikenali dari tubuhnya yang memanjang, corak yang tak beraturan, dan warna kuning dan cokelat yang terlihat di seluruh tubuh. Karena punya ukuran yang besar nafsu makan sanca timor juga tak bisa diremehkan. Ia hampir bisa memakan apapun, mulai dari kadal, burung, tikus, sampai mamalia berukuran sedang. Sayangnya populasi sanca timor terus menurun karena kerusakan habitat dan konflik dengan manusia. Hal tersebut akhirnya membuat ular ini dikategorikan sebagai hewan yang dilindungi.

Hadirnya berbagai reptil endemik membuktikan kalau Indonesia menyimpan keanekaragaman hewani yang sangat berlimpah. Dahulu reptil-reptil tersebut hidup tenang dan berdampingan dengan manusia. Namun seiring berkembangnya zaman hal tersebut sudah tidak berlaku. Justru sekarang manusia jadi makhluk serakah yang terus menggerus dan merusak alam tanpa henti. Akibatnya beberapa reptil endemik di Indonesia menjadi terancam, populasinya terus menurun, dan terancam punah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arzha Ali Rahmat
EditorArzha Ali Rahmat
Follow Us