6 Fakta Ikan Tambakan, Ciumannya bukan Bentuk Romantisme, Lalu Apa?

- Ikan Tambakan atau kissing gourami dikenal di Indonesia, memiliki dua variasi warna dan habitat ideal di perairan tawar tropis.
- Ikan ini memakan serangga, alga, larva, dan mikroorganisme, serta memiliki perilaku agresif yang disebut pertarungan mulut.
- Ikan tambakan berkembang biak secara ovipar, telurnya tidak dijaga induknya dan populasi mereka diklasifikasikan sebagai least concern oleh IUCN.
Ikan unik yang juga bisa kamu temukan di Indonesia dikenal sebagai Ikan Tambakan atau kissing gourami. Mereka juga memiliki nama lain berupa kissing fish dan kissers. Ikan ini berada dalam famili Helostomatidae dengan nama ilmiah Helostoma temminckii. Tubuhnya pipih serta punya sirip punggung dan anal yang panjangnya hampir simetris. Mulutnya menonjol dan panjang tubuhnya bisa mencapai 30 sentimeter.
Menariknya, ada dua variasi warna dari ikan tambakan. Apa saja itu? Di alam liar, warnanya cenderung hijau keperakan dengan garis bintik dan sirip kecokelatan. Berbeda dengan spesies yang berasal dari seleksi genetik, berwarna merah muda ke oranye, sisiknya keperakan dan siripnya transparan merah muda. Apa saja fakta unik dari ikan ini? Temukan jawabannya pada penjelasan berikut.
1. Menghuni perairan air tawar tropis yang dangkal

Penyebaran ikan tambakan banyak ditemukan di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Mereka lebih suka berada di perairan tawar tropis yang dangkal. Biasanya memilih yang arusnya lambat dan banyak tumbuhan airnya. Dengan kondisi habitat yang seperti itu, akan mudah bagi ikan ini untuk mencari makan.
A-Z Animals menginformasikan bahwa perairan dangkal ideal bagi ikan tambakan sebab bisa langsung menghirup oksigen dari permukaan. Insangnya belum bisa memenuhi kebutuhan oksigennya, sehingga ikan ini punya organ khusus mirip paru-paru.
2. Menu makannya sangat beragam

Saat mencari makan, ikan tambakan menyaring makanannya. Sumber dietnya terdiri dari serangga, alga, larva dan mikroorganisme yang ditemukan pada tumbuhan air. Bahkan jika permukaan air tertutup alga, ikan ini bisa menemukan makanan dengan mudah karena struktur mulut, gigi, insang dan sendi intramandibularnya (sendi tambahan di dalam rahang bawah) sangat adaptif.
3. Mengapa mereka berciuman?

Tahukah kamu bahwa ikan tambakan dijuluki sebagai kissing gourami? Melansir iNaturalist, perilakunya itu ternyata berkaitan dengan struktur rahang dan mulutnya. Jika penasaran bagaimana caranya berciuman, dua ikan saling mendekatkan mulutnya dengan dua gerakan. Apa saja itu? Gerakan menyamping dari sisi ke sisi (mediolateral) dan gerakan atas-bawah (dorsoventral). Mereka bahkan menekannya selama beberapa detik.
Sebenarnya apa yang dilakukan oleh ikan tambakan? Walaupun tampak berciuman, tapi itu adalah perilaku agresi, lho. Bahkan dikenal sebagai pertarungan mulut (mouth fight) yang sesungguhnya. Itu melibatkan kontraksi otot rahang, sama sekali bukan aksi romantis tetapi pertarungan yang agresif.
4. Dipercaya berevolusi di Pulau Jawa

Spesies ikan tambahkan termasuk dalam ikan bersirip kipas (Actinopterygii) yang telah ada lebih dari 400 juta tahun sejak Periode Devon Awal (419-393 juta tahun yang lalu, disebut juga zaman ikan). Sementara itu, ikan bertulang sejati (teleostei) sudah ada sejak 20 juta tahun yang lalu, berevolusi dari Holosteans yang telah punah.
Ikan tambakan dipercaya berevolusi di Pulau Jawa dan banyak diburu untuk dijadikan makanan. Pada tahun 1950, mereka mulai populer di akuarim dan banyak dibudidayakan karena bentuk mulutnya yang unik.
5. Mereka bisa berkomunikasi!

Telinga bagian dalam ikan tambakan yang kompleks memungkinkan mereka berkomunikasi satu sama lain. Ikan ini punya rongga suprabranquial (area khusus di atas insang, fungsinya sebagai organ pernapasan tambahan) yang membuatnya bisa mengatur pendengaran menggunakan gelembung udara. Mereka juga bisa menghasilkan suara dengan menggerakkan giginya, lho.
6. Sistem perkawinan ikan tambakan

Ikan ini berkembang biak secara ovipar dan melakuan pemijahan (betina melepaskan telur ke air, lalu jantan membuahinya dengan sperma). Di Thailand, proses tersebut terjadi pada bulan Mei hingga Oktober, saat musim hujan. Pada saat itu, ikan tambakan bermigrasi ke laguna dangkal atau hutan banjir untuk bertelur. Telurnya bulat, halus, mengapung dan tampak rapuh.
Walaupun begitu, telur-telurnya tidak dijaga oleh induknya, lho. Tapi, telur-telur tersebut hanya butuh waktu sehari untuk menetas dan larvanya mulai berenang setelah dua hari. Betina bisa menghasilkan 1.000 telur! Anak-anaknya baru mencapai dewasa reproduktif pada usia 3-5 tahun.
Ikan tambakan juga banyak ditemukan di Indonesia, kamu mungkin sudah pernah melihatnya secara langsung. Sebagai informasi tambahan, ikan ini bisa jadi inang dari beberapa alga parasit yang hidup di bawah kulitnya. Membuat mereka tampak punya bintik-bintik warna. Sayangnya, alga tersebut bisa membuat ikan kurang sehat. Oh iya, populasi mereka stabil sehingga diklasifikasikan sebagai least concern oleh IUCN.