Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Pulmonoscorpius, Kalajengking yang Lebih Besar dari Kucing!

Ilustrasi Pulmonoscorpius (twitter.com/Kuzim)
Ilustrasi Pulmonoscorpius (twitter.com/Kuzim)
Intinya sih...
  • Pulmonoscorpius merupakan kalajengking raksasa dari 300 juta tahun yang lalu, dengan panjang mencapai 70 cm.
  • Artropoda ini hidup di periode karbon yang dipenuhi banyak hewan menakjubkan, berkat tingginya level oksigen pada masa itu.
  • Pulmonoscorpius ditemukan pertama kali di Skotlandia dan kemungkinan hidup berkelompok, serta merupakan karnivora.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalajengking yang ukurannya tidak lebih besar dari tangan saja sudah membuat ngeri, apalagi kalajengking yang lebih besar dari kucing. Kalimat tersebut sangat menggambarkan Pulmonoscorpius, salah satu kalajengking raksasa dari 300 juta tahun yang lalu. Secara umum Pulmonoscorpius punya bentuk yang mirip dengan kebanyakan kalajengking, namun ukurannya berkali-kali lipat lebih besar. Tak cuma badannya yang besar, artropoda ini juga punya banyak hal unik yang menarik untuk diulik. Penasaran apa saja keunikan Pulmonoscorpius? Simak artikel untuk mengetahuinya!

1. Salah satu kalajengking terbesar yang pernah hidup

Ilustrasi Pulmonoscorpius (twitter.com/Mark Witton)
Ilustrasi Pulmonoscorpius (twitter.com/Mark Witton)

Dilansir Prehistoric Wildlife, Pulmonoscorpius punya panjang sekitar 70 cm. Bahkan kalajengking ini bisa lebih panjang dari kucing yang panjangnya berkisar antara 25 sampai 45 cm, gila! Ia punya empat pasang kaki dan sepasang capit yang besar dan kuat, ekor dan sengat juga tak lupa hadir di bagian belakang tubuhnya. Ukuran raksasanya ini bisa dicapai berkat oksigen yang melimpah di periode karbon, periode di mana kalajengking ini hidup. Jika masih hidup sampai sekarang hewan ini pasti ditakuti banyak orang.

2. Hidup sebelum dinosaurus

Ilustrasi periode karbon (twitter.com/Starlotte)
Ilustrasi periode karbon (twitter.com/Starlotte)

Artropoda raksasa ini hidup di periode karbon sekitar 336 sampai 326.4 juta tahun yang lalu, terang Gage Beasley Prehistoric. Ia hidup jauh sebelum dinosaurus menginjakkan kaki di muka bumi. Periode karbon sendiri adalah periode yang dipenuhi banyak hewan menakjubkan. Periode ini berlangsung antara 359.2 hingga 299 juta tahun yang lalu.

Oksigen sangat melimpah di periode karbon, bahkan diperkirakan level oksigen di periode ini mencapai 35%. Bandingkan dengan level oksigen di masa modern yang hanya mencapai 19.5%. Tingginya level oksigen membuat tanaman tumbuh subur, akibatnya hutan dan rawa sangat melimpah di periode karbon. Beberapa jenis ikan, artropoda, reptil dan amfibi juga hidup di periode ini.

3. Bukan satu-satunya artropoda raksasa

Ilustrasi Meganeura, salah satu arthropoda raksasa di periode karbon (twitter.com/Joschua Knüppe)
Ilustrasi Meganeura, salah satu arthropoda raksasa di periode karbon (twitter.com/Joschua Knüppe)

Para ahli berteori kalau tingginya level oksigen membuat serangga dan artropoda dapat tumbuh jadi sangat besar di periode karbon, jelas National Geographic. Singkatnya semakin banyak oksigen, maka artropoda dan serangga akan tumbuh lebih cepat dan lebih besar. Karenanya Plumonoscorpius bukan satu-satunya artropoda raksasa di periode ini.

Ada beberapa artropoda raksasa di periode karbon, seperti Megarachne yang merupakan kalajengking air sepanjang 40 cm. Meganeura, capung raksasa denga bentang sayap 70 cm sampai lipan bernama Arthropleura yang penjangnya mencapai 1.5 meter. Artropoda-artropoda tersebut menguasai daratan, perairan, langit, dan pepohonan di periode karbon. Hewan lain seperti reptil, amfibi atau ikan malah menjadi santapan lezat bagi Pulmonoscorpius dan artropoda lain.

4. Kandungan bisa

Ilustrasi Pulmonoscorpius (twitter.com/Vitor Silva)
Ilustrasi Pulmonoscorpius (twitter.com/Vitor Silva)

Seperti kalajengking di masa modern Pulmonoscorpius juga diasumsikan berbisa, namun kekuatan bisanya tidak diketahui. Jika mengacu pada kalajengking modern, maka kalajengking purba ini punya bisa yang cukup kuat. Hal ini dapat terlihat dari ukuran sengat yang lebih besar dari kedua capitnya, mengindikasikan kandungan bisa yang kuat. Tapi sebelum adanya penelitian lebih lanjut para ahli hanya bisa berasumsi semata.

5. Makanan pulmonoscorpius

Ilustrasi Pulmonoscorpius makan (twitter.com/Joschua Knüppe)
Ilustrasi Pulmonoscorpius makan (twitter.com/Joschua Knüppe)

Kurangnya bukti fosil membuat banyak para ahli sulit menentukan apa yang dimakan oleh Pulmonoscorpius. Tapi berdasarkan makanan kalajengking modern dimungkinkan artropoda raksasa ini juga merupakan karnivora. Artropoda lain, serangga dan tetrapoda yang sangat melimpah di periode karbon diasumsikan jadi makanan utama Pulmonoscorpius. Pulmonoscorpius juga kemungkinan hidup berkelompok karena saat pertama ditemukan ada banyak fosil Pulmonoscorpius di satu tempat yang sama.

6. Penemuan dan penamaan Pulmonoscorpius

Fosil Pulmonoscorpius (twitter.com/Russell Garwood)
Fosil Pulmonoscorpius (twitter.com/Russell Garwood)

Dilansir Academic Accelerator, fosil Pulmonoscorpius pertama kali ditemukan di Benua Eropa, tepatnya di Skotlandia. Saat penemuannya ditemukan sekitar 16 spesimen Pulmonoscorpius dengan kondisi yang utuh dan sangat bagus. Akhirnya kalajengking purba ini diberi nama Pulmonoscorpius kirktonnensis pada tahun 1994. Nama Pulmonoscorpius  diambil dari bahasa Yunani pulmonis (paru-paru) dan scorpios (kalajengking). Sementara nama kirktonnensis diambil dari tempat penemuannya, yaitu Kirkton di Skotlandia.

Pada zaman purba banyak hewan yang mampu tumbuh sampai berukuran raksasa entah itu mamalia, burung sampai artropoda. Pulmonoscorpius jadi salah satu hewan raksasa di zaman purba. Walau sudah punah, namun ia punya banyak kemiripan dengan kalajengking di masa modern. Sayangnya kalajengking raksasa tersebut sudah punah dan fosil jadi satu-satunya bukti bahwa Pulmonoscorpius pernah hidup di muka bumi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arzha Ali Rahmat
EditorArzha Ali Rahmat
Follow Us