Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Spesies Elang Paling Langka di Dunia, Elang Flores

Elang Flores (macaulaylibrary.org/Qin Huang)
Elang Flores (macaulaylibrary.org/Qin Huang)
Intinya sih...
  • Elang Flores populasinya sangat langka, diperkirakan hanya ada 100-180 individu dewasa yang tersebar di beberapa pulau di Nusa Tenggara.
  • Habitat Elang Flores terbatas dan terisolasi secara geografis di Nusa Tenggara, membuatnya sangat rentan terhadap kepunahan.
  • Elang Flores diakui sebagai spesies tersendiri dengan morfologi, vokalisasi, dan distribusi geografis yang berbeda dari kerabatnya.

Elang Flores, merupakan salah satu keanekaragaman Hewani asli Indonesia yang kini terancam punah dan populasinya sangat langka. Elang dengan nama latin Nisaetus floris ini hanya ditemukan di kepulauan Sunda kecil, terkhusus seperti wilayah pulau Flores, pulau Lombok, pulau Satonda, pulau Sumbawa, pulau Komodo, dan pulau Rinca.

Populasinya diperkirakan sangat kecil dan terus mengalami penurunan, didasarkan pada studi Raharjaningtrah dan Rahman (2004) terdapat sekitar 75 pasangan yang tersebar di beberapa pulau di Nusa Tenggara. 

1. Menjadi salah satu elang paling langka di dunia

Elang Flores tengah bertengger di dahan (wikimedia commons/Afran afan)
Elang Flores tengah bertengger di dahan (wikimedia commons/Afran afan)

Ada banyak alasan mengapa Elang Flores disebut paling langka di dunia, seperti elang ini sangat sulit untuk ditemukan dan berada diambang kepunahan Yang populasinya sangat sedikit berkisar 100 sampai 180 individu dewasa yang menjadikannya salah satu burung pemangsa dengan populasi terendah di dunia. Bukan hanya itu saja, sebaran Elang Flores Juga terbatas secara geografis, habitatnya yang semakin menyempit, serta status konservasi dari IUCN.

2. Populasi baru Elang Flores ditemukan di Pulau Alor

penampakan Elang Flores (macaulaylibrary.org/abdul azis)
penampakan Elang Flores (macaulaylibrary.org/abdul azis)

Sebelumnya, Elang Flores diketahui hanya tersebar di pulau Flores dan beberapa pulau sekitarnya. Namun pada tahun 2009 hingga 2011, para peneliti (Philips Verbelen, Collin R. Trainor, Peter Collaerts, dan Ellen Collaerts) yang melakukan survei di pulau Alor berhasil mendokumentasikan keberadaan elang Flores di beberapa lokasi di bagian tengah dan timur pulau Alor. Para peneliti ini memperkirakan bahwa di pulau Alor dapat mendukung hingga 70 pasangan Elang Flores namun angka ini hanya bersifat perkiraan dan masih memerlukan survei lebih lanjut.

3. Habitat Elang Flores terbatas dan spesifik

Elang Flores sedang terbang (macaulaylibrary.org/Colin Trainor)
Elang Flores sedang terbang (macaulaylibrary.org/Colin Trainor)

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, habitat elang Flores sangat terbatas dan spesifik dan hanya ditemukan di beberapa pulau saja. Hal inilah yang membuat keberlangsungan hidup Elang Flores sangat rentan. Elang Flores sendiri habitat aslinya hutan tropis pegunungan dan dataran rendah (hutan primer, kadang hutan sekunder tua), mereka lebih suka mendiami hutan lebat dengan tutupan tajuk yang tinggi yang bisa digunakan untuk tempat bersarang, berburu, dan perlindungan. Biasanya habitat ulang ini ditemukan pada ketinggian 2000 di atas permukaan laut namun sering juga ditemukan pada ketinggian 500 sampai 1500 mdpl.

4. Elang Flores memiliki taksonomi yang unik

Elang Flores (flickr.com/Abdul Azis Gizan)
Elang Flores (flickr.com/Abdul Azis Gizan)

Awalnya Elang Flores dianggap sebagai subspesies dari Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus), namun penelitian lebih lanjut ditemukan fakta bahwa elang ini berbeda secara signifikan dalam banyak hal. Perbedaan tersebut mulai dari perbedaan morfologi atau bentuk tubuh, vokalisasi, dan distribusi geografis yang menjadikan Elang Flores diakui sebagai spesies tersendiri yakni Nisaetus floris.

Berdasarkan Taksonominya, Elang Flores memiliki ukuran yang relatif besar dengan Jambul panjang yang ada di bagian kepala, warna tubuhnya sendiri lebih ke coklat tua dan seragam (berbeda dengan kerabatnya yang bercorak), pola suara dari Elang Flores sangat khas, dan Elang Flores terisolasi secara geografis di Nusa Tenggara.

5. Perilaku serta ekologi Elang Flores kurang dipahami

Elang Flores sedang terbang (macaulaylibrary.org/Colin Trainor)
Elang Flores sedang terbang (macaulaylibrary.org/Colin Trainor)

Ada beberapa alasan mengapa perilaku serta ekologi dari Elang Flores ini kurang dipahami, seperti karena spesiesnya yang langka dan sulit ditemukan, habitatnya terbatas dan sulit diakses, penelitian mendalam tentang spesies ini sangat terbatas dan sering kali hanya berupa survei cepat, kekurangan dana dan prioritas penelitian, serta perilaku yang tertutup dari sifat Elang Flores sendiri. Dari Berbagai kombinasi inilah, belum banyak diketahui terkait lebih rinci tentang Elang Flores.

6. Satu-satunya elang Indonesia yang masuk ke dalam daftar Critically Endangered oleh IUCN

Elang Flores bertengger di dahan (macaulaylibrary.org/Yovie Jehabut)
Elang Flores bertengger di dahan (macaulaylibrary.org/Yovie Jehabut)

International Union for Conservation of Nature atau disingkat IUCN menetapkan Elang Flores sebagai Critically Endangered, merupakan kategori paling serius dari daftar spesies yang terancam punah. Artinya, spesies ini berada dalam resiko yang sangat tinggi untuk punah di alam liar dalam waktu yang dekat. Hal ini disebabkan karena Elang Flores memiliki populasi yang sangat kecil diperkirakan kurang dari 250 individu dewasa yang tersisa di alam liar, bahkan beberapa survei menyebutkan hanya tersisa sekitar 100 -180 ekor yang dapat ditemukan. Habitat elang ini juga terus menyusut, fragmentasi habitat, adanya gangguan dari aktivitas manusia, dan reproduksi yang lambat.

Itulah beberapa informasi penting terkait Elang Flores yang hampir punah dan populasinya yang kini bisa dihitung jari. Jaga selalu alam kita, jangan serakah. Semoga informasi ini membantu menambah pengetahuan kita semua.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us