Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Benteng Derawar, Peninggalan Sejarah di Tengah Gurun Cholistan

ilustrasi Benteng Derawar (wikimedia.org/Fassifarooq)
Intinya sih...
  • Benteng Derawar terletak di Gurun Cholistan, Pakistan, didirikan pada abad ke-9 oleh Raja Rai Jajja Bhatti.
  • Struktur besar dengan 40 menara bundar setinggi 30 meter, perpaduan gaya Islam dan Rajput, serta pernah menjadi pusat perdagangan.
  • Kompleks makam keluarga Kerajaan Bahawalpur, festival tradisional sebagai upaya pelestarian budaya, dan kondisi memprihatinkan yang membutuhkan konservasi.

Benteng selalu menjadi simbol kekuatan, perlindungan, dan kemegahan masa lampau yang menyimpan cerita peradaban. Salah satu benteng yang menakjubkan namun belum banyak dikenal dunia adalah Benteng Derawar yang terletak di tengah gurun tandus Cholistan, Pakistan. Di tengah padang pasir yang kering dan sunyi, berdiri megah sebuah benteng besar dengan menara tinggi dan dinding kokoh yang masih bertahan hingga kini.

Meski tidak setenar Taj Mahal atau Petra, Benteng Derawar memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang tak kalah menarik untuk dipelajari. Sayangnya, kurangnya perhatian terhadap konservasi membuat benteng ini perlahan memudar dari ingatan banyak orang. Namun bagi para penjelajah sejarah dan penggemar arsitektur kuno, Derawar tetap menjadi destinasi yang penuh kejutan. Ingin mengetahui informasi lebih banyak terkait Benteng Derawar? Yuk, simak faktanya di bawah!

1. Lokasi dan sejarah pembangunan Benteng Derawar

ilustrasi Benteng Derawar (wikimedia.org/Rao.anil)

Dilansir laman Vertical Explorers, Benteng Derawar terletak di Gurun Cholistan, yaitu sekitar 130 kilometer dari kota Bahawalpur di Provinsi Punjab, Pakistan. Bangunan megah ini pertama kali didirikan pada abad ke-9 oleh Raja Rai Jajja Bhatti, seorang penguasa Hindu dari suku Bhatti yang berkuasa di wilayah tersebut.

Pada awalnya, benteng ini digunakan untuk pertahanan dan simbol kekuasaan raja-raja setempat. Namun pada abad ke-18, benteng ini direbut dan kemudian dipugar oleh Nawab Bahawal Khan I dari Negara Bagian Bahawalpur, yang memperkuat strukturnya menjadi seperti yang kita lihat sekarang.

Benteng ini menjadi bagian penting dari kekuasaan Nawab Bahawalpur hingga wilayah itu menjadi bagian dari Pakistan. Kini, meskipun sudah tidak lagi digunakan untuk kepentingan militer atau pemerintahan, Derawar tetap menyimpan jejak sejarah yang mendalam tentang peradaban di kawasan gurun ini.

2. Ukuran, struktur, dan arsitektur Benteng Derawar

ilustrasi Benteng Derawar (wikimedia.org/Fazal Khaliq)

Melansir laman The Urban Unit, Benteng Derawar memiliki struktur yang sangat mencolok dan besar, dengan 40 menara bundar yang menjulang setinggi sekitar 30 meter dan membentuk garis melingkar sejauh lebih dari 1,5 kilometer. Dinding-dindingnya yang tebal dan tinggi dibangun dari batu bata tanah liat, yaitu material khas bangunan di wilayah gurun yang tahan terhadap cuaca ekstrem.

Arsitekturnya merupakan perpaduan gaya Islam dan Rajput, dapat dilihat dari bentuk menaranya, gerbang masuk yang besar, dan interior yang dulunya dihiasi motif khas Asia Selatan. Salah satu keunikan dari strukturnya adalah bagaimana benteng ini tampak menyatu dengan lanskap gurun sekitarnya sehingga memberikan kesan kokoh sekaligus tersembunyi.

Di dalamnya terdapat ruang-ruang besar, lorong-lorong, dan sisa-sisa struktur kerajaan yang kini sebagian besar telah rusak dimakan waktu. Meski tidak sepenuhnya utuh, kemegahan desain dan teknik bangunannya tetap terlihat jelas hingga hari ini.

3. Sempat menjadi pusat perdagangan dan peristirahatan

ilustrasi Benteng Derawar (wikimedia.org/Tahsin Shah)

Dilansir laman Ancient Origins, Benteng Derawar tidak hanya berfungsi sebagai tempat pertahanan, tetapi juga menjadi pusat kegiatan ekonomi dan sosial di masa lampau. Letaknya yang strategis di Jalur Perdagangan Kuno membuatnya menjadi tempat singgah penting bagi para pedagang dan kafilah yang melintasi Gurun Cholistan.

Derawar menyediakan perlindungan dari panas ekstrem, perampok gurun, dan bahaya perjalanan lainnya. Air dari sumur bawah tanah serta sistem irigasi sederhana yang dibangun di sekitar benteng menjadikannya oasis kecil yang mampu menopang kehidupan dan perdagangan.

Di dalam benteng, aktivitas perdagangan berlangsung antara penduduk lokal dan pedagang dari wilayah sekitarnya seperti Multan, Bukhara, hingga daerah India Barat. Selain itu, ruang-ruang besar dalam benteng sering digunakan untuk menjamu tamu-tamu penting serta menggelar acara kenegaraan.

4. Kompleks makam keluarga Kerajaan Bahawalpur

ilustrasi Benteng Derawar (wikimedia.org/Fazal Khaliq)

Dilansir laman Asian Historical Architecture, tak jauh dari Benteng Derawar, terdapat kompleks makam keluarga Nawab Bahawalpur yang dikenal dengan keindahan arsitekturnya dan nilai sejarahnya. Makam-makam tersebut dibangun dengan gaya arsitektur Mughal yang menampilkan kubah besar, ornamen geometris, dan kaligrafi indah pada batu marmer putih. Kompleks ini adalah tempat peristirahatan terakhir para penguasa Negara Bagian Bahawalpur dan keluarganya, termasuk Nawab Sadiq Muhammad Khan Abbasi.

Meskipun berada di tengah gurun yang terpencil, kompleks ini tetap menjadi tempat ziarah dan perenungan sejarah bagi warga setempat dan sejarawan. Bangunan makam masih cukup terawat dan menunjukkan betapa tingginya nilai budaya dan penghormatan terhadap leluhur dalam tradisi lokal.

5. Sering diadakan festival tradisional sebagai upaya pelestarian budaya

ilustrasi festival pada Benteng Derawar (wikimedia.org/Rao Ahmad)

Dilansir laman NUST, setiap tahun, Benteng Derawar menjadi lokasi penyelenggaraan Festival Gurun Cholistan, yaitu sebuah acara budaya besar yang memperlihatkan kekayaan tradisi dan kehidupan gurun. Festival ini diorganisir oleh Departemen Pariwisata Punjab dan menampilkan berbagai pertunjukan seperti balapan unta, tari rakyat, musik lokal, bazar kerajinan tangan, dan pertunjukan seni tradisional. Acara ini menarik ribuan pengunjung lokal dan mancanegara yang ingin merasakan suasana gurun dan warisan budaya yang hidup.

Festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana edukasi dan pelestarian budaya lokal yang terancam punah. Benteng Derawar menjadi latar yang dramatis dan historis bagi festival ini sehingga memperkuat kesan otentik dan keunikan acara tersebut.

6. Kisah spiritual dan mitos yang beredar seputar Benteng Derawar

ilustrasi Benteng Derawar (wikimedia.org/Rao Ahmad)

Benteng Derawar bukan hanya bangunan fisik, tetapi juga pusat cerita spiritual dan mitos yang berkembang di masyarakat setempat. Dilansir laman The Wander Adventures, salah satu cerita paling terkenal adalah tentang adanya lorong rahasia bawah tanah yang konon menghubungkan Derawar dengan kota suci Uch Sharif atau Multan, yaitu dua kota penting dalam sejarah Islam di wilayah tersebut.

Penduduk lokal juga mempercayai bahwa benteng ini memiliki energi spiritual yang kuat dan beberapa bahkan mengatakan pernah melihat penampakan cahaya misterius atau suara-suara aneh dari dalam dinding benteng. Di masa lalu, tempat ini juga digunakan untuk retret spiritual atau meditasi, terutama oleh sufi atau pemimpin agama setempat.

7. Memiliki kondisi yang kini cukup memprihatinkan

ilustrasi Benteng Derawar (wikimedia.org/Umar Jamshaid)

Meskipun memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang tinggi, Benteng Derawar masih belum dikenal luas oleh dunia internasional. Dilansir laman ResearchGate, kurangnya promosi pariwisata, keterbatasan infrastruktur, dan minimnya restorasi membuat banyak bagian benteng kini dalam kondisi rusak dan rapuh. Dinding yang mulai retak, struktur yang runtuh sebagian, serta kurangnya papan informasi membuat pengalaman wisatawan seringkali tidak maksimal.

Pemerintah Pakistan dan organisasi kebudayaan telah beberapa kali menyerukan pentingnya konservasi benteng ini, namun realisasinya masih sangat terbatas. Selain itu, tantangan lingkungan seperti badai pasir dan iklim ekstrem gurun juga mempercepat proses pelapukan. Jika dibandingkan dengan benteng-benteng bersejarah di India atau Timur Tengah, Derawar jelas membutuhkan perhatian lebih agar tidak lenyap ditelan waktu.

 

Di tengah luasnya Gurun Cholistan, benteng ini berdiri sebagai saksi bisu peradaban yang pernah maju dan berpengaruh. Jika dibandingkan dengan situs bersejarah lain di dunia, Derawar memiliki potensi besar untuk menjadi pusat edukasi, pariwisata, dan pelestarian budaya. Langkah-langkah restorasi dan promosi perlu dilakukan dengan serius agar nilai historis benteng ini tetap hidup dan tidak lenyap ditelan waktu

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us