Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Laba-laba Punggung Merah, Apakah Mereka Sangat Berbahaya? 

Laba-laba punggung merah (commons.m.wikimedia.org/William)

Laba-laba memang makhluk kecil yang tampak tidak berbahaya, tapi ada beberapa spesies yang harus kamu hindari sebab mereka beracun! Salah satunya adalah laba-laba punggung merah, mereka bisa menyebabkan beberapa gejala keracunan yang cukup mengganggu karena gigitannya. Untuk membantumu mengenalinya, laba-laba ini mempunyai tubuh hitam mengkilap dan terdapat garis berwarna merah atau terkadang oranye di bagian perutnya.

Jantan biasanya berukuran lebih kecil dari betina dan berwarna kecokelatan. Mereka juga mempunyai garis merah dengan bintik putih di atas perutnya. Jika kamu penasaran seberapa berbahaya laba-laba ini, fakta berikut bisa membantumu menjawabanya!

1. Wilayah penyebaran laba-laba punggung merah

Laba-laba punggung merah (commons.m.wikimedia.org/fCharles Haynes)

Laba-laba punggung merah berasal dari Australia. Mereka juga bisa kamu temui di New Zealand, laba-laba ini diperkenalkan melalui impor anggur dari Australia. Spesies ini juga ditemukan di sebagian besar Asia Tenggara menuju utara hingga India, bahkan baru-baru ini terlihat di area tengah Jepang bagian selatan. Animal Diversity menginformasikan bahwa mereka paling sering ditemukan di daerah perkotaan dan lebih memilih tempat berlindung yang disediakan manusia dari cuaca buruk.

Laba-laba punggung merah juga menghuni daerah pinggiran kota, tapi lebih menyukai daerah tropis dan beriklim sedang. Kamu mungkin jarang menemuinya di sabana, gurun dan tidak di dataran tertinggi.

2. Laba-laba punggung merah banyak memangsa serangga

Laba-laba punggung merah (commons.m.wikimedia.org/fir0002)

Laba-laba punggung merah merupakan pemakan serangga. Mereka bisa memangsa semut kecil hingga kumbang cromwell chafer. Berdasarkan informasi dari A-Z Animals, spesies ini juga bisa memakan laba-laba trapdoor, kutu kayu, reptil kecil dan bahkan burung serta tikus yang terjebak dalam perangkapnya. Mereka juga tidak ragu untuk mencuri makanan dari laba-laba lainnya, lho.

Jika laba-laba yang dicuri makanannya menantang, mereka akan bertarung dan menjadikannya sebagai hidangan jika mereka memenangkan pertarungan. Persaingan pada makanan yang sangat ketat, bukan?

3. Laba-laba punggung merah hidup menyendiri dan pemalu

Laba-laba punggung merah (commons.m.wikimedia.org/David McClenaghan)

Laba-laba punggung merah lebih aktif saat malam hari dan cenderung pemalu, lho. Mereka jarang berinteraksi dengan spesies sejenisnya kecuali saat musim kawin. Saat siang hari, laba-laba ini lebih memilih bersembunyi di lingkungan yang kering seperti gudang, biasanya lebih menyukai tempat dengan banyak mangsa. Tapi saat di alam liar, mereka hidup di bawah batu, batang kayu atau tanaman yang tumbuh rendah.

4. Benarkah betina memakan jantan saat kawin?

Laba-laba punggung merah (commons.m.wikimedia.org/fir0002)

Saat memasuki musim kawin, jantan tertarik pada feromon di jaring betina. Ketika sudah menemukan betina yang mau menerimanya, mereka melakukan pengorbanan diri secara seksual, lho. Jantan akan memasukkan palpsnya ke dalam spermathecae atau organ penyimpan sperma dari betina dan jungkir balik sehingga perutnya menutupi mulut betina. Saat itulah betina memakan jantan ketika kawin.

Melansir ThoughtCo, akan tetapi tidak semua jantan kawin menggunakan metode ini, ya. Beberapa memilih menggigit kerangka luar betina yang belum dewasa untuk menghasilkan sperma, jadi saat betina melakukan pergantian kulit terakhirnya, mereka sudah mengandung sel telur yang telah dibuahi. Menariknya, betina bisa menyimpan sperma hingga dua tahun untuk membuahi banyak sel telur.

5. Cara berkomunikasi laba-laba punggung merah

Laba-laba punggung merah (commons.m.wikimedia.org/Don Horne)

Spesies laba-laba ini berkomunikasi melalui visual, sentuhan dan kimiawi. Jaring yang dibuatnya membantunya mendeteksi getaran saat mangsa jatuh ke dalamnya, lho. Tidak hanya itu, betina juga menggunakan feromonnya untuk merayu jantan selama proses kawin, dilansir Kidadl.

6. Apakah laba-laba punggung merah sangat berbahaya?

Laba-laba punggung merah (commons.m.wikimedia.org/Doug Beckers)

Australian Museum memaparkan bahwa laba-laba punggung merah biasanya banyak menggigit pada musim panas. Lebih dari 250 kasus gigitan harus menerima anti racun setiap tahunnya, tapi beberapa yang terkena racun ringan mungkin tidak dilaporkan. Sementara itu, ThoughtCo menjelaskan bahwa ada sekitar ribuan manusia yang digigit oleh laba-laba punggung merah setiap tahunnya. Tapi, hanya ada kasus kematian yang dilaporkan sejak adanya anti racun di tahun 1956.

7. Bagaimana racun laba-laba punggung merah bekerja?

Laba-laba punggung merah (commons.m.wikimedia.org/Don Horne)

Gigitan jantan tidak menimbulkan gejala yang membahayakan, tapi betina dan laba-laba muda bisa memberikan gigitan beracun. Ketika terkena, akan terjadi sindrom yang disebut latrodektisme. Itu muncul antara satu jam hingga 24 jam setelah digigit, kamu mungkin merasa nyeri, bengkak dan kemerahan pada lokasi yang digigitnya. Terkadang, itu juga bisa menyebabkan infeksi, kejang, gangguan pernapasan atau edema paru.

Sebenarnya, gigitan laba-laba punggung merah tidak dianggap sebagai darurat media bagi orang dewasa sehat. Tapi, itu bisa cukup be resiko pada anak-anak, wanita hamil dan orang lanjut usia. Mereka harus mendapatkan pertolongan medis.

Hewan kecil yang sangat mengerikan, bukan? Jika kamu menemuinya, usahakan untuk menjauh dan tidak memprovokasinya, ya. Jika terkena gigitan laba-laba punggung merah, kamu bisa mengompresnya dengan es dan tidak boleh menempatkan plester obat sebab racunnya bergerak lambat dan tekanan dari plester bisa memperparah rasa sakitnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us