Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Mitos tentang Fenomena Alam dari Berbagai Peradaban Kuno

ilustrasi Namazu dari mitologi Jepang kuno (commons.wikimedia.org/Anonymous)
Intinya sih...
  • Gempa bumi di Jepang disebabkan oleh ikan lele raksasa bernama Namazu
  • Tornado menurut mitologi Iroqouis dipercaya terjadi karena ulah Dagwanoenyent, putri roh angin
  • Aurora Borealis dalam mitologi Nordik dianggap sebagai jembatan yang menghubungkan dunia manusia dan dewa

Kamu penasaran gak sih, gimana ya cara orang zaman dulu menjelaskan petir yang menyambar tiba-tiba atau badai besar yang datang tanpa diduga? Karena belum ada penjelasan ilmiah, dulu mereka pakai imajinasi untuk menciptakan cerita-cerita mitos yang kadang seru, aneh, atau bahkan menakutkan buat menjelaskan fenomena alam yang mereka alami.

Meski kini fenomena itu sudah terjawab oleh ilmu pengetahuan modern, tapi cerita mereka membentuk budaya dan tradisi yang patut kita hormati. Langsung saja, sudah siap menyelami cerita-cerita yang menunjukkan betapa kreatifnya orang zaman dulu dalam menafsirkan fenomena alam? Yuk, kita mulai!

1. Namazu si ikan lele raksasa penyebab gempa bumi

ilustrasi Namazu dari mitologi Jepang kuno (commons.wikimedia.org/Anonymous)

Secara ilmiah, gempa bumi sebenarnya disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik di bawah permukaan Bumi. Namun dalam kepercayaan masyarakat Jepang kuno, gempa bumi dianggap terjadi karena seekor ikan lele raksasa bernama Namazu yang tinggal di bawah tanah menggeliat, sehingga menyebabkan getaran hebat di permukaan. 

Demi mencegah kekacauan ini, para dewa menugaskan Kashima, sang dewa petir, untuk menjaga Namazu. Kashima menahan kepala Namazu dengan sebuah batu besar suci yang disebut kaname-ishi. Tapi terkadang dewa itu lengah dan teralihkan dari tugasnya, sehingga Namazu bisa bergerak sedikit dan menciptakan gempa bumi lagi. 

2. Penguasa angin dan tornado dalam mitologi Iroqouis

ilustrasi tornado (pexels.com/Ralph W. lambrecht)

Menurut mitologi Iroqouis, tornado dipercaya terjadi karena ulah Dagwanoenyent, putri roh angin. Konon katanya Dagwanoenyent merupakan penyihir berbahaya yang berbentuk seperti pusaran angin dan tidak dapat dibunuh. Siapa pun yang membuatnya marah akan ditangkap dan dibuang bermil-mil jauhnya.

Sedangkan menurut ilmu pengetahuan modern, tornado sebenarnya terbentuk dari kondisi atmosfer yang sangat spesifik, yaitu ketika udara panas dan dingin bertemu dan menciptakan pusaran angin yang berputas sangat kencang hingga membentuk corong yang mencapai permukaan bumi.

3. Aurora Borealis, jembatan yang menghubungkan dunia manusia dan dewa

potret Aurora Borealis (pixabay.com/brigachtal)

Aslinya cahaya utara, atau Aurora Borealis disebabkan oleh interaksi antara partikel matahari dengan medan magnet dan atmosfer planet kita. Namun dulu, banyak budaya mengaitkan fenomena ini dengan makhluk ilahi.

Misalnya dalam mitologi Nordik, pancaran cahaya Aurora Borealis berasal dari perisai dan baju zirah para Valkyrie, para prajurit wanita utusan Odin, yang sedang memilih pahlawan gugur untuk dibawa ke Valhalla. Cahaya yang berkilauan tersebut dianggap sebagai jejak langkah mereka saat menunggang kuda melintasi langit malam.

Selain itu, masih dalam kepercayaan Nordik, Aurora Borealis juga dipercaya sebagai jembatan atau cahaya yang menghubungkan dunia manusia dengan alam para dewa dan roh. Cahaya ini dianggap sebagai simbol kekuatan, keberanian, dan perlindungan para dewa, serta menjadi pengingat akan hubungan yang erat antara langit dan bumi.

4. Pot emas yang disembunyikan Leprechaun di ujung pelangi

ilustrasi pelangi dalam dongeng Leprechaun (pixabay.com/Mollyroselee)

Sebelum manusia tahu kalau pelangi adalah ilusi optik yang tercipta saat cahaya mengenai tetesan air, masyarakat kuno telah menciptakan mitosnya sendiri. Dalam kepercayaan tradisional Irlandia, pelangi melambangkan keberuntungan, yang mana ini sering dikaitkan dengan legenda Leprechaun, makhluk kecil dalam cerita rakyat yang dikenal cerdik dan suka menyembunyikan harta karun berupa pot emas.

Masyarakat percaya bahwa ujung pelangi adalah tempat di mana Leprechaun menyembunyikan kekayaannya, dan hanya orang yang sangat beruntung yang bisa merebut harta tersebut.

Namun pada akhirnya, orang-orang yang telah mencari pot emas legendaris selalu berakhir bingung, karena mereka tidak akan menemukan ujung pelangi.

5. Petir sebagai simbol amarah dan kekuasaan mutlak dewa

ilustrasi petir (pixabay.com/jplenio)

Dulu, masyarakat Yunani kuno percaya bahwa kilat yang menyambar dari langit adalah pertanda dewa Zeus sedang murka. Petir yang merupakan senjata utama Zeus biasanya digunakan untuk menghukum manusia yang durhaka atau dewa-dewa yang melanggar aturan surgawi. Sebab inilah petir kerap dianggap menjadi simbol amarah, kekuasaan mutlak, dan keadilan yang tak bisa ditawar.

Di kisah lain, bangsa Nordik mengaitkan petir dengan Thor, dewa guntur, badai, dan perang. Thor adalah salah satu dewa yang paling dihormati dalam jajaran dewa Nordik. Ia menggunakan Mjolnir, palu yang bisa menciptakan petir dan guntur saat dipukul, untuk melindungi manusia dan dewa-dewa lain dari segala marabahaya.

6. Naga sedang memakan matahari saat gerhana

potret gerhana matahari (pexels.com/Drew Rae)

Meski kini gerhana matahari dianggap sebagai fenomena langit langka yang dinanti-nantikan, dulu masyarakat Tiongkok kuno berpikir gerhana adalah pertanda buruk. Menurut mereka, gerhana disebabkan oleh seekor naga kasat mata yang sedang berusaha memakan Matahari.

Naga adalah makhluk mitologis yang sering dikaitkan dengan kekuatan langit dan alam. Ketika matahari mulai menghilang secara perlahan, masyarakat akan berkumpul untuk membuat keributan, mereka memukul drum dan pot dengan harapan bisa mengusir naga dan menyelamatkan matahari.

Mereka melakukan itu semua karena mereka percaya gerhana matahari adalah tanda surgawi yang meramalkan masa depan Kaisar. Jika matahari berhasil dimakan naga, akan ada hal buruk yang menimpa Kaisar.

Pernah suatu waktu, ketika fenomena ini terjadi, kedua astronom kerajaan, Hsi dan Ho gagal memprediksi gerhana tersebut. Kaisar menjadi sangat marah karena tidak siap melakukan ritual untuk menakut-nakuti naga. Alhasil, kedua astronom tersebut dihukum mati.

7. Aktivitas vulkanik disebabkan oleh dewa api Hephaestus

ilustrasi gunung berapi (pexels.com/Diego Girón)

Dalam mitologi Yunani, letusan gunung berapi diyakini sebagai akibat dari aktivitas dewa api dan besi, Hephaestus (disebut Vulcan dalam mitologi Romawi). Hephaestus dikenal sebagai dewa yang menempa senjata dan perisai para dewa, termasuk petir milik Zeus dan tombak Poseidon.

Tempat bengkelnya dipercaya berada jauh di dalam perut Bumi, tepatnya di bawah Gunung Etna di Sisilia. Ketika gunung meletus dan mengeluarkan lahar serta asap, masyarakat Yunani kuno percaya itu adalah tanda bahwa Hephaestus sedang bekerja dengan api dan palunya, memukul-mukul logam hingga menciptakan percikan yang menyembur ke langit.

Mitos-mitos tentang fenomena alam di atas menunjukkan bagaimana masyarakat kuno berusaha memahami dunia di sekelilingnya. Meski kini telah dijelaskan oleh sains, kisah-kisah ini tetap menarik sebagai cerminan budaya dan kepercayaan yang diwariskan lintas generasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us