12 Sejarah Kelam Demam Kuning yang Melanda Dunia

Seberapa banyak kamu mengenal penyakit ini? 

Demam kuning pernah melanda umat manusia selama berabad-abad. Penyakit virus ini disebarkan oleh subspesies nyamuk yang dikenal sebagai Aedes aegypti. Penyakit ini mengurangi populasi seluruh kota. Para dokter dan ilmuwan telah memerangi demam kuning dan melindungi banyak orang dengan vaksin. 

Menurut Mayo Clinic, penyakit ini dapat menyebabkan mual yang parah, pendarahan yang tidak terkendali, dan penyakit ini membuat penderitanya menjadi kuning. Bahkan orang yang terkena kasus ringan sekalipun dibuat tak berdaya selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Berikut ini adalah 12 sejarah kelam dari demam kuning. 

1. Asal usul demam kuning

https://www.youtube.com/embed/aHLYMZ-KZLk

Asal muasal demam kuning sulit dideteksi. Manusia hanya mengetahui bagaimana penularannya sejak tahun 1900, seperti yang dilansir Journal of American Medical Association. Menurut The American Plague, kemungkinan demam kuning ditularkan ke Amerika melalui perdagangan budak transatlantik. Teori ini ada setidaknya sejak pertengahan abad kesembilan belas, para abolisionis melukiskan penyakit itu sebagai hukuman Tuhan bagi mereka yang terlibat dalam praktik perbudakan manusia. 

Catatan pertama yang diduga demam kuning di Amerika adalah tahun 1648 di Yucatan, di tempat yang sekarang Meksiko, menurut PBS. Laporan lain mengatakan bahwa penyakit ini berawal saat seseorang melintasi Atlantik. Pada tahun 1643, Pulau Guadeloupe di Karibia dilanda penyakit misterius yang disebut coup de barre oleh penduduk setempat, penyakit ini menyebabkan kelelahan yang intens tetapi hanya sementara. Penyakit lain melanda Barbados pada tahun 1647, mempengaruhi dan membunuh banyak orang dengan gejala yang sama seperti penyakit hemoragik virus dalam demam kuning.

2. Demam kuning melanda Philadelphia pada 1793 

https://www.youtube.com/embed/RqIm8bja1bc

Demam kuning tumbuh subur di daerah tropis, namun menjalar di sepanjang pantai Amerika Utara dan Selatan. Pada tahun 1793, kota Philadelphia, kota terbesar di Amerika Serikat yang sedang berkembang, dilanda penyakit ini. Menurut History, demam kuning sudah tidak asing dengan koloni Inggris atau republik yang baru merdeka, karena wabah pertama yang diketahui terjadi di sana pada akhir 1690-an.

Epidemi 1793 tersebar oleh orang-orang yang melarikan diri dari penyebaran demam kuning yang sudah berlangsung di Karibia. Pada musim panas tahun itu, banyak penjajah meninggalkan pulau mereka karena ingin menghindari penyakit, tanpa mereka sadari,  mereka justru sudah tertular dan membawa penyakit itu. 

Setelah para pelancong itu mendarat, menurut Philadelphia Center for the Book, demam kuning mulai menyebar. Situasinya berubah menjadi mengerikan. Pada bulan Oktober, diperkirakan 100 orang sekarat karena demam setiap hari. Mereka melihat teman dan keluarganya jatuh sakit dan meninggal dalam waktu singkat, akibatnya, kepanikan pun terjadi ketika mereka tidak dapat menahan penyebarannya. Yang tidak mereka ketahui adalah bahwa demam kuning ditularkan melalui nyamuk, yang berkembang pesat karena sanitasi Philadelphia yang buruk.

3. Demam kuning juga menyerang para tentara

12 Sejarah Kelam Demam Kuning yang Melanda Duniatimetoast.com

Tentara takut menetap di daerah tropis karena mereka tahu bahwa mereka akan menghadapi banyak penyakit mematikan. Komandan mereka juga mengetahuinya, menurut American Clinical and Climatological Association. Mereka yang berada di kedua sisi Revolusi Amerika menyadari bahwa pasukan yang ditempatkan di Carolina Selatan dan Georgia lebih mungkin terserang penyakit seperti demam kuning daripada mereka yang berada jauh di utara.

Para pemimpin militer seperti Sir Henry Clinton justru memperburuk keadaan. Clinton merebut Charleston, Carolina Selatan untuk Inggris pada Mei 1780, tetapi tentaranya jatuh sakit bersama dengan Charleston pada musim panas itu. Para patriot juga mengalami masalah serupa ketika mereka mencoba merebut British Florida pada 1776 dan 1778. 

Pada abad berikutnya, tentara Prancis juga menderita demam kuning ketika mencoba menekan Revolusi Haiti. Menurut Montana State University, pemberontakan 1801 Toussaint L'Ouverture dipengaruhi oleh demam kuning. Hampir sepertiga pasukan Prancis menyerah pada virus yang menjadi epidemi mematikan itu. Pada musim panas tersebut, hingga 50 pria sekarat setiap harinya, mendorong pemimpin mereka, Jenderal Victor-Emmanuel LeClerc, dalam keputusasaan.

4. Demam kuning memiliki gejala yang mematikan

https://www.youtube.com/embed/uXW2K-eT2u0

Kebanyakan orang yang menderita demam kuning hanya mengalami gejala ringan dari penyakitnya. Memang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, banyak orang yang bahkan tidak mengalami gejala sama sekali. Mereka yang bergejala biasanya menderita demam, nyeri otot, sakit kepala, dan mual. Gejala ringan ini biasanya sembuh dalam beberapa hari.

Namun, beberapa kecil pasien yang terkena virus tidak seberuntung itu. Mereka awalnya berhasil melewati fase awal penyakit, tetapi, dalam satu hari atau lebih, mereka akan memasuki tahap kedua yang jauh lebih berbahaya. Demam kembali datang dengan dahsyat. Organ seperti hati dan ginjal menjadi sasaran utama.  

Saat mengalami gagal hati, pasien akan mengalami penyakit kuning, atau menguningnya kulit dan mata mereka. Dalam kasus terburuk, penderita dapat mengeluarkan darah dari mulut, hidung, dan mata mereka. Dari sedikit orang yang berhasil sampai sejauh ini, sekitar setengahnya akan meninggal dalam waktu tujuh hingga 10 hari.

Menurut laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, saat ini manusia memahami bahwa demam kuning adalah virus yang disebarkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Yang berarti, sekarang ini manusia dapat melakukan tindakan pencegahan, seperti pengendalian perkembang biakkan nyamuk dan vaksinasi, untuk mengurangi efek dari penyakit yang mengerikan ini. Namun, bagi orang yang hidup sebelum tahun 1900, demam kuning menjadi wabah mematikan yang tak bisa dikendalikan karena tidak ada yang tahu cara menanganinya.

5. Demam kuning di New Orleans berubah tragis

https://www.youtube.com/embed/_bJqn2BrY1g

Pada 1853, wabah demam kuning di New Orleans menewaskan 8.000 orang, atau sepersepuluh dari populasi kota, seperti yang dilaporkan NPR. Makam di New Orleans menjadi terkenal karena diisi oleh mereka yang meninggal akibat demam kuning, membuat kota itu mendapat julukan "Necropolis".

Mereka yang beruntung karena mampu bertahan dari penyakit mendapatkan kekebalan seumur hidupnya. Mereka pun memiliki kesempatan lebih baik untuk mendapatkan pekerjaan atau mendapatkan pasangan. Itu menjungkirbalikkan tatanan sosial kota. 

Efek samping dari wabah 1853 juga menciptakan stereotip rasial. Menurut Stanford Medicine, elit New Orleans berpendapat bahwa orang kulit hitam secara "alami" kebal terhadap penyakit tersebut. Namun, tidak ada bukti bahwa orang keturunan Afrika secara biologis lebih kecil kemungkinannya untuk tertular penyakit dibandingkan kelompok ras atau etnis lainnya.

Baca Juga: Saat Wabah Demam Selingi Sengitnya Perang Makassar April-Juli 1668

6. Dibutuhkan waktu berabad-abad sebelum manusia memahami apa itu demam kuning

12 Sejarah Kelam Demam Kuning yang Melanda Dunianorthcountrypublicradio.org

Sebelum penelitian membuktikan bahwa demam kuning disebarkan oleh nyamuk, banyak orang mengungkapkan beberapa penjelasan berbeda bagaimana penyakit itu menyebar. Menurut Health Sciences History, beberapa orang mengira bahwa itu disebabkan oleh "miasmas", atau udara buruk yang berasal dari sampah dan genangan air. Gagasan itu hampir benar. Area yang berbau menyengat seperti rawa dan dermaga dapat mendorong perkembang biakkan nyamuk pembawa penyakit. Semakin banyak nyamuk di suatu daerah, semakin tinggi kemungkinan mereka menularkan demam kuning ke manusia.

Dilansir dari The Washington Post, orang yang mencoba melarikan diri dari daerah yang terkena dampak mendapat perlawanan sengit dari pemerintah. Selama wabah 1888 di Jacksonville, Florida, penduduk yang berusaha untuk pergi dihentikan di perbatasan kota. Pejabat di Waycross, Georgia bahkan mengancam akan menghancurkan rel kereta api mereka sendiri sebelum kereta Floridian membawa penumpang yang berpotensi menyebarkan penyakit. 

Penderita yang mengalami sakit parah menjadi sasaran tindakan kekerasan. Menurut Britannica, perawatan ini biasanya difokuskan untuk pembersihan penyakit dari tubuh, dan terkadang dengan aksi tidak manusiawi. Seperti memberikan dosis ipecac untuk merangsang muntah, minyak jarak untuk mendorong buang air besar, atau enema yang diisi dengan air dingin.

7. Seorang ilmuwan mengatakan bahwa demam kuning disebabkan oleh masalah astronomi

12 Sejarah Kelam Demam Kuning yang Melanda Duniaottawacitizen.com

Ezekiel Stone Wiggins terkenal di akhir abad ke-19. Dalam salah satu klaimnya, Wiggins mengatakan bahwa matahari itu dingin. Planet-planet yang lebih jauh, dianggap lebih hangat daripada planet yang mengorbit bintang kita. Dia juga mengatakan bahwa meteorit yang jatuh di dekat Binghamton, New York pada tahun 1897 membawa pesan hieroglif dari Mars. Wiggins berasumsi bahwa Mars dihuni oleh makhluk yang cerdas. 

Meskipun gagasan Wiggins cenderung berfokus pada masalah meteorologi, dia juga mengomentari perihal masalah kesehatan masyarakat saat itu. Dalam kasus epidemi demam kuning, dia meyakini bahwa penyebabnya adalah planet.

Wiggins menyalahkan kesejajaran planet. Menurut teorinya, jika cukup banyak planet yang berbaris, itu akan menciptakan "atmosfer yang lebih padat yang menahan lebih banyak karbon dan menciptakan Mikroba" di Bumi. Dia berspekulasi bahwa Mars mungkin memiliki masalah yang sama, tetapi kanal di Mars mampu menyerap karbon dan mencegah epidemi. Semua teori Wiggins diabaikan oleh hampir semua lembaga ilmiah.

8. Carlos Finlay orang pertama yang mengetahui penyebab demam kuning, tapi diabaikan

https://www.youtube.com/embed/fPszMO0HSQ8

Pada tahun 1881, Dr. Carlos Juan Finlay, seorang dokter dan ahli epidemiologi Kuba, adalah orang pertama yang berteori bahwa nyamuk menularkan demam kuning dari pasien yang terkena ke orang yang tidak terinfeksi. Dia juga menunjuk Aedes aegypti sebagai spesies nyamuk yang menjadi penyebab penyebaran demam kuning. Sesuai dengan pernyataan di Britannica, Finlay menerbitkan bukti konkret dari temuannya pada tahun 1886, tetapi sebagian besar karyanya ditolak oleh lembaga ilmiah selama 20 tahun lamanya. 

Mayor Walter Reed, seorang dokter Angkatan Darat AS adalah salah satu orang pertama yang menanggapi serius penelitian Finlay. Pada tahun 1900, menurut Military Medicine, Reed ke Kuba sebagai kepala Dewan Demam Kuning Angkatan Darat AS, satuan tugas yang dibentuk untuk mengetahui penyebab demam kuning. Penyakit itu melumpuhkan pasukan AS selama Perang Spanyol-Amerika tahun 1898. Tentara yang ditempatkan di Kuba selama perang menderita penyakit karena virus itu, seperti pasukan militer yang pernah ditempatkan di Karibia.

Penelitian Reed dengan beberapa metode eksperimentalnya akhirnya membuktikan kebenaran Finlay, sesuai Epidemiologi. Finlay akhirnya diangkat sebagai Chief Sanitary Officer Kuba dan kemudian terpilih sebagai presiden American Public Health Association. Dia dinominasikan tujuh kali dalam Hadiah Nobel, meskipun tidak pernah diberikan kepadanya. Bahkan tanpa medali Nobel, warisan Finlay tetap dijaga dengan aman.

9. Militer Amerika Serikat melakukan eksperimen berbahaya untuk menemukan penyebab demam kuning

https://www.youtube.com/embed/GZ4c3PgRyAo

Menurut University of Virginia, ketakutan akan penyakit itu mempengaruhi 50.000 tentara Amerika di Kuba selama Perang Spanyol-Amerika tahun 1898. Ketika Spanyol mengalihkan kendali pulau itu ke AS pada tahun 1899, masalahnya sangat mengkhawatirkan Amerika.

Ketika Angkatan Darat menunjuk Reed sebagai kepala Dewan Demam Kuning Angkatan Darat AS dan mengirimnya ke Kuba, dia menjadi garda terdepan dalam perang melawan virus. Sesuai dengan laporan dari University of Virginia, Dewan melakukan eksperimen berisiko untuk mempelajari penyebab penyakit tersebut. Terutama, Reed dan timnya yang membuat eksperimental melalui relawan demam kuning dalam berbagai metode. 

Beberapa sukarelawan terkena linen yang terkontaminasi. Yang lainnya ditempatkan di dalam kabin untuk mencegah penyebaran infeksi. Beberapa lainnya sengaja digigit nyamuk yang terinfeksi di laboratorium. Dewan membuktikan bahwa penyakit itu hanya dapat ditularkan melalui nyamuk.

Seorang peneliti, Jesse Lazear, meninggal karena demam kuning yang ia derita. Menurut PBS, Lazear ditugaskan untuk "mengisi" nyamuk dengan darah yang terinfeksi, kemudian membiarkan nyamuk-nyamuk itu mengigit sukarelawan. Dia mungkin juga sengaja melakukan hal itu pada dirinya sendiri. Lazear terinfeksi dan meninggal karena demam kuning pada 25 September 1900.

10. Prancis gagal membangun kanal Panama akibat demam kuning

12 Sejarah Kelam Demam Kuning yang Melanda Duniawnd.com

Selama akhir abad ke-19, berbagai negara ingin membangun kanal di Panama. Tanah yang relatif sempit di Amerika Tengah adalah lokasi terbaik untuk proyek semacam itu, yang nantinya akan menghubungkan Samudra Atlantik dan Pasifik, jadi kapal tidak perlu melakukan perjalanan panjang dan berbahaya di sekitar ujung selatan benua di Cape Horn. Dan kanal ini memiliki keuntungan besar nantinya.

Menurut National Insect Week,  Prancis mencoba membangun kanal ini pada tahun 1881. Namun mereka bukan yang pertama. Pemukim Spanyol pernah gagal membuat kanal tersebut pada abad ke-16, dan upaya pembangunan kanal di abad ke-18 justru membuat keruntuhan ekonomi di tempat yang sekarang menjadi Inggris Raya.

Dalam upaya Prancis membangun kanal, ia digagalkan dengan penyakit. Diperkirakan 22.000 pekerja di proyek tersebut meninggal karena penyakit tropis, banyak dari mereka menderita demam kuning yang ditularkan oleh nyamuk, seperti yang dikutip dari University of Kansas. Secara keseluruhan, proyek yang gagal tersebut merugikan pemerintah Prancis sebesar 287 juta US dolar pada tahun 1889.

11. Pengembangan vaksin demam kuning

12 Sejarah Kelam Demam Kuning yang Melanda Duniaindiatimes.com

Saat seseorang terkena demam kuning, dokter tidak dapat berbuat banyak selain memberikan perawatan suportif, seperti memberikan pereda nyeri dan mencoba menurunkan demam pasien. Vaksin memang ada, dan biasanya dapat memberi seseorang kekebalan sekitar 30 tahun ke depan, atau bahkan lebih lama. 

Vaksin pertama yang berhasil melawan demam kuning dikembangkan oleh Max Theiler, seorang ahli virologi Afrika Selatan, seperti yang dilansir dari Journal of Experimental Medicine. Pada tahun 1938, Theiler berhasil menciptakan virus yang stabil dan terisolasi yang ia ubah menjadi vaksin. Vaksin tersebut telah didistribusikan lebih dari 400 juta dosis dan masih digunakan, sekarang vaksin itu diberikan kepada orang-orang yang tinggal di daerah di mana demam kuning sering ditemukan. Untuk karyanya, Theiler dianugerahi Penghargaan Nobel di bidang Kedokteran pada tahun 1951.

12. Demam kuning tidak menghilang begitu saja meski sudah ada vaksin

https://www.youtube.com/embed/YTnxMj5vH4o

Terlepas dari kemajuan besar yang dibuat oleh para ilmuwan dan peneliti seperti Max Theiler dan Carlos Juan Finlay, demam kuning masih ada di antara kita. Jika kita tidak hati-hati, virus ini tetap dapat menginfeksi bahkan membunuh orang yang rentan.

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah endemik demam kuning, biasanya vaksin akan menjadi langkah utama. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksin ini dianggap aman, murah, dan dosis tunggal yang dapat memberikan kekebalan selama tiga dekade, bahkan seumur hidup seseorang. Penting juga untuk mengontrol penyebaran nyamuk yang dapat menularkan demam kuning dari orang ke orang. 

Namun, langkah ini masih memiliki sisi lemahnya. WHO memperkirakan, pada 2013, hingga 60.000 orang di Afrika meninggal karena demam kuning. Pada 2002, CDC melaporkan, seorang pria Texas yang sehat lalu ketika melakukan perjalanan ke Brasil meninggal setelah tertular penyakit yang sama. Dengan semakin banyak orang pindah ke pusat kota di daerah yang terkena dampak, risiko wabah dahsyat lainnya akan meningkat, seperti yang dilaporkan oleh jurnal Clinics in Laboratory Medicine.

Nah, kesimpulannya, meskipun saat ini tindakan pengendalian nyamuk dan vaksin membantu melindungi kita dari demam kuning, kita tidak dapat mengabaikan dampaknya terhadap sejarah, lho. Dan penyakit ini telah mengubah jalannya sejarah manusia.

Baca Juga: Ternyata Demam Itu Salah Satu Tanda Tubuhmu Sehat dan 8 Fakta Uniknya

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya