Apa Itu Siklon Tropis Senyar yang Tengah Dipantau Ketat BMKG?

- Siklon Tropis Senyar terbentuk di Selat Malaka, membawa hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi yang berpotensi mengganggu keselamatan masyarakat.
- Senyar pertama kali teridentifikasi oleh BMKG pada 21 November, tumbuh di wilayah Indonesia dan bergerak mendekati Malaysia sebelum melintasi daratan Aceh.
- Siklon ini memiliki karakteristik unik dengan posisi dekat daratan, intensitas hujan ekstrem, angin kencang, dan potensi banjir serta longsor.
Siklon Tropis Senyar menjadi sorotan publik setelah memicu cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya Aceh dan Sumatra Utara. Fenomena atmosfer langka yang terbentuk di sekitar Selat Malaka ini menimbulkan hujan sangat lebat, angin kencang, hingga gelombang tinggi yang berpotensi mengganggu keselamatan masyarakat dan aktivitas pelayaran.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut Senyar sebagai siklon yang jarang terjadi di kawasan tersebut dan kini tengah dipantau ketat karena pergerakannya diprediksi akan melintasi daratan Aceh. Lalu, apa sebenarnya Siklon Tropis Senyar, bagaimana proses terbentuknya, dan mengapa dampaknya begitu signifikan?
Bagaimana proses terbentuknya?
Siklon Tropis Senyar pertama kali teridentifikasi oleh BMKG sejak 21 November, berawal dari bibit siklon berkode 95B yang tumbuh di utara wilayah Indonesia, tepatnya di sekitar Laut Natuna dan bergerak mendekati Malaysia. Bibit ini memperoleh energi dari perairan hangat sehingga berkembang menjadi siklon penuh saat intensitas anginnya melampaui ambang batas.
Berbeda dari siklon-siklon sebelumnya yang biasa terbentuk di luar lintang Indonesia, Senyar justru muncul di kawasan Selat Malaka—wilayah yang sangat jarang menjadi lokasi kelahiran siklon tropis. Keberadaannya inilah yang membuat Senyar mendapat perhatian lebih karena memiliki potensi untuk membawa hujan ekstrem, angin kencang, serta ancaman banjir dan longsor ketika mendekati daratan.
Mendatangkan bencana alam
Menurut BMKG, Siklon Tropis Senyar membawa serangkaian dampak cuaca yang perlu diwaspadai, mulai dari hujan sangat lebat di Aceh dan Sumatra Utara, hujan sedang hingga lebat di Sumatra Barat dan Riau, angin kencang, hingga gelombang laut setinggi 1,25–4 meter di berbagai perairan sekitar Selat Malaka.
Kondisi ini dipicu oleh energi laut hangat yang diserap siklon saat bergerak dari wilayah Malaysia menuju Aceh sebelum akhirnya diarahkan ke Samudra Hindia. BMKG menegaskan bahwa cuaca ekstrem ini dapat memicu banjir, banjir pesisir, tanah longsor, hingga pohon tumbang.
Karena itu, pemerintah daerah, nelayan, pelaku transportasi laut, dan masyarakat di wilayah terdampak diminta meningkatkan kewaspadaan serta selalu mengikuti informasi resmi BMKG.
Karakteristik Siklon Tropis Senyar
Siklon Tropis Senyar memiliki karakteristik yang cukup berbeda dibandingkan siklon tropis yang pernah terjadi sebelumnya di sekitar Tanah Air. Salah satu ciri utamanya adalah posisinya yang terbentuk sangat dekat dengan daratan, yakni di wilayah perairan Selat Malaka—zona yang sangat jarang menjadi lokasi pembentukan siklon.
Berbeda dengan peristiwa sebelumnya yang lahir di luar lintang Indonesia, Senyar berkembang dalam lintang yang lebih dekat ke daratan sehingga berpotensi menimbulkan kerusakan lebih besar ketika bergerak masuk ke wilayah Aceh.
Pada fase matangnya, siklon ini dapat menghasilkan curah hujan ekstrem, angin kencang, banjir, serta pohon tumbang. Dari sisi intensitas, skala kekuatannya disebut-sebut hampir setara dengan Siklon Seroja, meskipun jalur pergerakannya berbeda. Kombinasi posisi yang dekat dengan daratan dan energi laut hangat membuat Senyar menjadi fenomena atmosfer yang perlu diwaspadai.
Proses pergerakan siklon

Proses pergerakan Siklon Tropis Senyar dimulai dari pembentukannya sebagai bibit siklon 95B di utara Indonesia, tepatnya di sekitar Laut Natuna, sebelum bergerak ke wilayah Malaysia pada 21 November. Pada fase awal, bibit ini belum memenuhi syarat sebagai siklon tropis karena tekanan udaranya masih berada di atas 1.000 milibar, meski kecepatan anginnya sudah mencapai sekitar 34 knot.
Setelah menyerap energi dari perairan hangat, bibit tersebut meningkat intensitasnya dan bergerak menuju Aceh. BMKG memprediksi bahwa Senyar akan memasuki daratan Aceh dalam 24 jam sejak terpantau, sebelum kemudian bergerak menyeberang ke Samudra Hindia.
Pergerakan ini dipengaruhi oleh dinamika atmosfer di sekitar wilayah regional, termasuk faktor angin monsun Asia dan seruakan dingin dari Siberia yang memengaruhi pola cuaca di bagian selatan Indonesia. Karena cuaca sangat dinamis, BMKG menegaskan bahwa lintasan siklon dapat berubah dari jam ke jam, sehingga pemantauan intensif terus dilakukan.
Langkah keselamatan
Siklon Tropis Senyar membawa dampak cuaca ekstrem yang sangat signifikan, terutama bagi wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, dan sekitarnya. Hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem berpotensi memicu banjir, longsor, serta banjir pesisir atau rob.
Angin kencang yang menyertai pergerakan siklon juga meningkatkan risiko pohon tumbang serta gangguan infrastruktur. Di wilayah perairan, gelombang laut mencapai 1,25 hingga 4 meter berpotensi mengganggu keselamatan pelayaran, khususnya di Selat Malaka, perairan Aceh, dan Samudra Hindia barat Aceh hingga Nias.
Menghadapi situasi ini, badan tersebut mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan, mulai dari membersihkan drainase, menghindari aktivitas di dekat sungai atau pohon besar saat cuaca ekstrem, hingga menunda aktivitas melaut bila kondisi gelombang berbahaya. Nelayan dan pelaku transportasi laut diminta mempertimbangkan ulang keberangkatan dan selalu memperhatikan peringatan dini BMKG yang diperbarui secara berkala.
BMKG terus pantau armosfer

Angin kencang berpotensi terjadi di wilayah Aceh, Sumut, Sumbar, Kep. Riau, dan Riau; serta gelombang kategori sedang (1.25 – 2.5 m) di wilayah Selat Malaka bagian tengah, Perairan Sumatra Utara, dan Perairan Rokan Hilir. Gelombang kategori tinggi (2.5 – 4.0 m) di wilayah Selat Malaka bagian utara, Perairan Aceh, dan Samudra Hindia barat Aceh hingga Nias.
BMKG terus memantau dinamika atmosfer imbas sistem siklon tropis melalui TCWC (Tropical Cyclone Warning Center) Jakarta. Sejak berupa Bibit Siklon Tropis 95B, Siklon Tropis Senyar telah menunjukkan dampak bagi kondisi cuaca di kawasan Selat Malaka dan sekitarnya.
Siklon Tropis Senyar menjadi pengingat bahwa fenomena atmosfer ekstrem dapat muncul di lokasi yang tidak biasa dan bergerak dengan cepat, sehingga kewaspadaan menjadi kunci utama dalam mengurangi dampaknya. Dengan dinamika cuaca yang terus berubah, informasi resmi dari BMKG menjadi acuan paling penting bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk mengambil langkah tepat dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Harapannya, dengan koordinasi yang baik, pemantauan intensif, serta kesiapsiagaan sejak dini, risiko kerugian jiwa maupun materi dapat ditekan semaksimal mungkin. Senyar bukan hanya sebuah peristiwa meteorologis, tetapi juga momentum untuk memperkuat kesadaran publik akan pentingnya mitigasi bencana dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang semakin nyata.


















