Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa yang Terjadi jika Biawak Punah? Begini Penjelasannya!

Biawak (commons.wikimedia.org/Dr. Raju Kasambe)

Seperti reptil lain, biawak jadi salah satu hewan yang cukup ditakuti dan tidak terlalu disukai oleh banyak orang. Giginya yang tajam dan cakarnya yang kuat membuat hewan ini terlihat berbahaya. Ukurannya yang besar juga membuat banyak orang takut. Tak hanya itu, kadal raksasa ini juga kerap dianggap sebagai hama karena suka memakan telur ayam, ikan di kolam, atau unggas peliharaan. Alhasil tak sedikit orang yang memburu, membunuh, sampai memusnahkan biawak.

Padahal upaya pemusnahan dan perburuan biawak secara membati buta adalah hal yang salah, lho. Hal tersebut dapat terjadi karena biawak memiliki peran yang sangat penting, entah bagi alam atau kehidupan manusia. Jadi, jika biawak diburu sampai punah maka efek yang ditimbulkan sangat masif. Saat ini memang belum terasa, namun dalam jangka panjang efeknya akan mulai terlihat. Jika tidak paham akan efek-efek yang akan ditimbulkan jika biawak punah, maka kamu wajib membaca artikel ini sampai habis, ya!

1. Populasi tikus dan ular berbisa akan melonjak

Biawak (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Dilansir Animal Diversity Web, biawak merupakan karnivor absolut dan akan memakan apapun. Nah, salah satu makanan utamanya adalah ular dan mamalia kecil seperti tikus. Berbicara tentang ular, semua ular mulai dari ular berbisa sampai ular tidak berbisa bisa dimakan oleh kadal ini. Karenanya ia berperan sebagai pengontrol populasi ular dan bisa menolong manusia dari gigitan ular. Hal yang sama juga terjadi pada tikus di mana biawak membantu petani memusnahkan hama tikus yang merajalela.

Alhasil, jika biawak punah maka populasi ular berbisa dan populasi tikus akan membludak. Akibat yang ditimbulkan juga tidak main-main. Pertama, dengan melonjaknya populasi ular korban tewas akibat gigitan ular bisa terus bertambah. Dengan banyaknya tikus di sawah petani juga bisa mengalami gagal panen. Tak hanya itu, tikus yang membludak juga bisa menyebarkan penyakit yang tentunya sangat berbahaya bagi manusia.

2. Ikan invasif seperti nila dan sapu-sapu akan merajalela

Biawak (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Selain tikus dan ular, biawak juga sangat suka memakan ikan, entah ikan laut, ikan payau, atau ikan air tawar. Nah, kebiasaan makan tersebut membuat biawak jadi predator yang sempurna bagi ikan-ikan invasif seperti ikan sapu-sapu dan ikan nila. Ikan invasif sendiri merupakan sebutan bagi ikan yang bukan termasuk ikan lokal dan mengancam kelestarian ekosistem lokal di suatu daerah, jelas Natural History Museum. Kehadiran mereka mampu merusak ekosistem, membunuh satwa lokal, sampai melumpuhkan ekonomi.

Nah, jika biawak punah maka ikan-ikan invasif akan merajalela dan akhirnya memberikan dampak yang sangat masif. Awalnya dampak yang muncul hanya bisa dirasakan di sungai atau danau yang ditinggali ikan. Kemudian, dampaknya mulai melebar ke ekosistem secara keseluruhan. Terakhir, dampak paling berbahaya dapat terlihat di mana kehidupan manusia akan tidak terkendali seperti terjadinya kelumpuhan ekonomi sampai gagal panen. 

3. Alam akan jadi sangat kotor karena tidak ada yang memakan bangkai hewan

Biawak (commons.wikimedia.org/Senthi Aathavan Senthilverl)

Selain makhluk hidup, biawak juga bisa memakan bangkai hewan, jelas National Parks. Tak tanggung-tanggung, mau bangkai apapun bisa dimakan oleh kadal ini. Mau itu bangkai ikan, burung, kadal, sampai mamalia. Namun bangkai bukanlah makanan utama biawak, ia hanya akan memakan bangkai saat keadaan tertentu atau saat tiba-tiba menemuinya. Tapi kebiasaan memakan bangkai ini ternyata punya manfaat yang besar bagi lingkungan, lho.

Manfaat yang paling terlihat adalah biawak membantu membersihkan lingkungan dengan memakan bangkai yang bau dan berserakan di mana-mana. Bangkai juga membawa bakteri, virus, dan patogen berbahaya. Alhasil jika biawak memakannya bakteri, virus, dan patogen tersebut tidak akan menyerang manusia dan hewan lain. Terakhir, biawak juga membantu penguraian bangkai berjalan lebih cepat dengan memakan dagingnya dan membiarkan sisa-sisa tulangnya.

4. Rantai makanan akan rusak dan kehidupan hewan menjadi kacau

Biawak (commons.wikimedia.org/H. Zell)

Di alam liar biawak berperan sebagai predator dan mangsa. Sebagai predator hewan ini kerap memakan hewan-hewan kecil. Di lain sisi, ia merupakan mangsa bagi hewan yang lebih besar seperti buaya muara, jelas iNaturalist. Hubungan predator dan mangsa ini sangat penting karena membuat rantai makanan terjaga dan membuat semua makhluk bisa hidup dengan tenang dan seimbang tanpa takut kekurangan makanan.

Alhasil, jika biawak punah bisa dipastikan kalau rantai makanan yang sudah terbentuk selama jutaan tahun akan hancur. Dalam hal ini, predator seperti buaya akan kehilangan salah satu makanannya. Sementara itu hewan-hewan kecil juga akan kehilangan predator utamanya yang akhirnya membuat populasi mereka membludak. Dalam jangka panjang manusia juga akan merasakan efeknya, entah secara langsung atau tidak langsung.

5. Keseimbangan ekosistem akan hancur dan akhirnya merugikan manusia

Biawak (commons.wikimedia.org/Isiwal)

Dilansir Britannica, biawak punya peran yang sangat penting bagi keseimbangan dan keberlangsungan ekosistem. Entah ekosistem payau, kebun, sungai, rawa, danau, waduk, atau hutan. Hal ini tidak mengherankan karena sejatinya semua hewan punya perannya tersendiri bagi ekosistem. Jadi, apabila biawak punah maka perlahan-lahan ekosistem akan ikut rusak dan hancur. Misalpun ekosistem bisa berjalan tanpa kehadiran biawak ekosistem tersebut tidak akan berjalan dengan maksimal dan pasti akan banyak masalah yang muncul.

Keseimbangan ekosistem dan alam bergantung pada semua yang hidup di dalamnya, termasuk biawak. Karenanya, kepunahan biawak di alam merupakan sebuah bencana besar yang akan merusak keseimbangan di alam. Selain alam, manusia juga akan terkena efek dari kepunahan biawak. Karenanya kamu tak boleh memburu atau membunuh biawak secara membabi buta. Jika kadal ini dirasa merugikan kamu harus menanganinya dengan bijak dengan tetap memerhatikan populasi dan eksistensi biawak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arzha Ali Rahmat
EditorArzha Ali Rahmat
Follow Us